17-Perjuangan!
SEBENARNYA bersikap tak acuh pada Noah itu tidak terlalu berat bagi Ana, terlebih rasa kecewanya juga ikut membantunya mencueki Noah.
Dan yang membuat Ana puas adalah, laki-laki itu sadar kesalahannya dan mau berubah. Terbukti dari usaha-usaha kecil Noah untuk menarik kembali gadisnya. Noah mencoba menarik Ana kembali dengan semua tingkah dan perilaku yang dulu ia lakukan, yang membuat Ana jatuh hati padanya. Seperti ini.
Noah berjalan menyamai langkah kaki Ana yang tak begitu cepat namun mampu membuat Noah lelah mengejar karena gadis yang sedang mendengar lagu dengan genre synthpop itu terkadang melompat dan berlari kecil sesuai irama musik yang ia dengar melalui benda putih kecil yang tersumpal di telinganya.
"Pagi, Nona." Ana pura-pura tak mendengar walau nyatanya ia mendengar panggilan Nona yang sudah lama tak ia dengar.
Noah tetap tersenyum dan mempersiapkan beberapa rayuan untuk gadis di sampingnya, "Nona kok diem aja? Gak kangen sama saya? Yah," Noah pura-pura bersedih. "Kalo gitu besok saya izin deh, rubah bentuk jadi airpods Nona. Dibawa kemana-mana, dijaga, emm enaknya!" ujar Noah setengah gombal.
Ana masih diam saja tak membalas, memang tujuan awalnya adalah bersikap tak acuh dan cuek bukan? Jadi, apa Ana salah?
"Ana udah sarapan? Padahal mau gue ajak sarapan bareng," Noah terdiam lalu berujar meralat ucapannya. "Kamu udah sarapan? Padahal aku mau ajak sarapan bareng tadinya," Noah meralat ucapannya dengan mengganti lo-gue menjadi aku-kamu.
Ana bergidik geli, Noah tidak ada pantas-pantasnya bicara lembut dengan aku-kamu.
Tanpa terasa Noah sudah menemani Ana berjalan menuju kelasnya dari pagar sekolah. Bahkan laki-laki yang sengaja bangun dan berangkat lebih awal itu rela menunggu Ana supaya mereka dapat berjalan berdampingan walau nyatanya Noah yang menyamai langkah Ana.
Sampai di kelas X-IPS1, Ana langsung masuk tanpa membalas satupun ucapan Noah. Tak menyerah begitu saja, Noah meneriakkan nama Ana lantang sehingga mau tak mau Ana berbalik dan membalas tatapan Noah. "ANA! BELAJAR YANG RAJIN! KALO AKU OON KAMU JUGA OON, SIAPA YANG DIDIK ANAK KITA NANTI?" teriak Noah melantur.
Ana yang kesal dan malu ditatap oleh seisi kelas membalas ucapan Noah, tapi tidak teriak. Ana menghampiri laki-laki itu, tak mau merepotkan diri berjinjit, Ana menarik ujung seragam Noah sehingga Noah otomatis menunduk, "Becca kan ada? Lagian, bisa aja akhirnya lo punya anak sama Becca," Ana lalu melepas tarikannya dan berbalik meninggalkan Noah yang masih berdiri di pintu kelas X-IPS1.
"Aduh-aduh si candu. Cemburu pake topeng," gumam Noah lalu ia tertawa kecil.
Sebelum berjalan menuju kelasnya, Noah kembali menyempatkan dirinya memanggil Ana tapi tidak dengan teriak melainkan layaknya sebuah sapaan dengan suara Noah yang sedikit serak.
"Ana," tak mendapat respon, Noah tetap melanjutkan apa yang ia mulai. Noah melambaikan tangannya pada Ana yang bahkan membelakanginya. Bisik-bisik siswi genit kelas X-IPS1 terdengar kala Ana benar-benar tak membalas bahkan menatap Noah yang melambaikan tangan pada Noah.
"Duh Kak Noah ngapain sih? Udah Ana gak mau ya udah. Gue juga gak kalah cakep,"
"Cinta itu buta ya beneran. Urat malu, urat sabar, urat sakit hati sampe putus juga bodoamat," komentar siswi lain. Memangnya, ada urat sabar dan urat sakit hati? Urat malu juga emangnya dimana?
"Kak Noah, nengok sini dong iya kiri lagi iya kiri dikit lagi, nah. Hai Kak, gue rela kok jadi pacar lo. Gue juga cantik, tajir, tinggi, body goals lagi," seorang siswi cantik dengan percaya diri mengajak Noah berbicara kala tatapan Noah menjelajahi ruang kelas X-IPS1 dan tepat mengenainya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Official [SELESAI - REVISI]
Подростковая литература[TAHAP REVISI - ROMBAK] My 1st story Ini adalah tentang dia, yang datang dan menjadi segalanya. Dia, yang membuatku sempurna, namun pergi saat aku semakin mencintainya. Ini adalah tentang dia, yang punya 1001 cara meluluhkan, dan punya lebih dari 1...