33-Bukti Dari Bang Ucok

61 11 3
                                    

33-Bukti Dari Bang Ucok

Trean mengusap sudut bibirnya yang terluka akibat pukulan keras Prama. Laki-laki itu bangkit berdiri dan mulai membalas serangan-serangan Prama. Namun Prama tetaplah Prama, laki-laki berkepribadian yang mirip dengan Noah. Tak ada yang bisa menaklukan murkanya.

Prama melihat dengan mata kepalanya sendiri Trean menendang 2 kali motor Noah yang melaju tepat di bagian knalpotnya. Bukan atas suruhan siapapun Prama mengintai Noah, ini semua atas rasa pedulinya terhadap saudara beda 1 tahunnya itu. Prama memang menghilang, bahkan Taraya tak peduli akan kepergiannya. Tidak ada yang tahu kemana Prama pergi. Karena sesungguhnya Prama tahu, ia lahir dan ada karena sebuah ketidak sengajaan.

"Kalo dulu lo ngeroyok gue," Prama menonjok Trean di bagian tulang pipinya yang rawan karena sudah sering terpukul.

"Sekarang gantian gue! Tapi gue di sini, sendiri! Gak sama sekali gue minta bantuan buat ngeroyok lo!" Prama mengarahkan sebuah tendangan mantap ke arah pinggang Trean yang membuatnya tumbang.

"Kenapa sih lo selalu celakain orang-orang sekitar gue?! KENAPA?!" teriak Prama di telinga Trean.

"Dari mana lo tau?" tanya Trean berusaha bangkit. Prama menendang dada Trean lalu menapakkan kakinya yang beralaskan sepatu di dada Trean.

"Gue gak ada bukan berarti gue gak tau!"

"Semua yang lo lakuin ke Noah, Ana, dan temen-temennya. Gue tau."

"Gimana bisa! Lo 'kan pindah?" tanya Trean.

"Pindah? Rupanya Mama sebarin kalo gue pindah. Gue gak pindah, gue pergi untuk beberapa alasan dan urusan. Tapi gue justru semakin bisa tau dan ngerti semua kebusukan lo dan Bu Nada!"

"NYOKAP GUE GAK SALAH! NYOKAP GUE PANTES MEREBUT KEBAHAGIAANNYA LAGI!" Teriak Trean marah.

"MEREBUT KEBAHAGIAAN?! INI UDAH JALANNYA! GAK ADA YANG NAMANYA REBUT MEREBUT, TREAN!"

"LO TAU TREAN?! GUE, GUE GAK PERNAH DISAYANG NYOKAP GUE! TAPI BUKAN BERARTI GUE BISA BALES NYOKAP GUE SAMPE DIA NGERASAIN APA YANG GUE RASA! GUE GAK MAU ADA ORANG YANG NGERASAIN HAL SAMA KAYAK GUE!"

"GUE SELALU DIBEDA-BEDAIN SAMA NOAH CUMA KARNA GUE ANAK PANTI, ANAK PANTI YANG DIADOPSI KAREMA IBA YANG SESAAT!" murka Prama.

"KALO AJA MEREKA GAK ADOPSI GUE..., gue pasti bisa bahagia dengan cara gue sendiri. Gue gak perlu ngumpet-ngumpet untuk ngerasain bahagia," lirih Prama.

"Maksud lo?" tanya Trean canggung.

"Noah itu anak kandung dari dokter Taraya Ron dan masinis terkenal Garka Ron. Dan gue, cuma anak panti biasa, yang dengan begonya seneng banget pas mau diadopsi. Awalnya mereka emang baik, lama kelamaan, ya rasa membanding-bandingkan ada. Apalagi gue diadopsi di usia 10 tahun. Gue juga udah ngerasa, tapi gue tepis semuanya. Sampe pada akhirnya Papa meninggal, kecelakaan kereta api. Mama Sya jadi single parent yang selalu ngeluh karena membiayai kebutuhan hidup gue apalagi sekolah gue sama kayak Noah. Mahal," ucap Prama.

"Gue coba keluar dari bayang-bayang keluarga Ron dan jadi diri gue sendiri, gue yang terlahir dengan nama Prama Vegario Asraka. Bukan Prama Vegario."

"Ron-nya?" tanya Trean.

"Lo yakin mereka sudi ngasih nama Ron di belakang nama gue?" kekeh Prama.

"Gue tau gak gampang menemukan bahagia. Ya karena bahagia kita ciptain sendiri. Tapi, apa dengan merebut kebahagiaan orang, kita bisa dapetin kembali kebahagiaan kita? Gak bisa, Tre."

"Gue cuma mau Mama gue puas liat Ana hancur."

"Bukannya lo waktu itu ajak anakan gue tempur gara-gara lo tau yang nyakitin Ana anak Angkasa?" tanya Prama.

Official [SELESAI - REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang