22-Amarah

79 19 22
                                    

22-Amarah

KARENA angkot yang mereka sewa mengalami overheat, Ana dan Noah harus mampir ke bengkel transit yang mereka temui dijalan. Sebenarnya sih malu bawa-bawa angkot ke bengkel, tapi mengingat setiap detik yang mereka alami hari ini membuat rasa malu mereka sirna seketika.

Beruntung, angkot yang mereka sewa sudah tak lagi overheat dan Noah harus mengembalikan angkot merah itu pada Bang Ucok.

Jadi, Ana dan Noah kembali ke sekolah dengan berjalan kaki diiringi lelucon ringan Noah dan tawa Ana.

"Pulang bareng yaaa," ajak Noah lalu mengikuti Ana yang berjalan santai tanpa menghiraukan tatapan Pak Suryo yang nampak kesal dan kemudian menggelengkan kepalanya.

"Hehe, halo, Pak," sapa Noah pada Pak Suryo yang tampak merajuk.

Noah meraih sebotol minuman dingin dari plastik belanjaannya.

"Ini, Pak. Gak bo'ong kan saya?" ujar Noah sembari memberikan sebotol minuman itu pada Pak Suryo.

Pak Suryo membuang mukanya seraya mengambil minuman yang diberi Noah.

"Bapak, belom tutup gerbangnya, Pak?" tanya Noah basa-basi.

"Ya belom! Kamu liat itu ditutup apa dibuka!" balas Pak Suryo kesal.

Noah menyengir lalu kembali bertanya. "Kenapa belom ditutup, Pak? Kan jam pulang udah lewat sejam."

"Orang kamu sama neng Ana bolos, motor sama tas kalian masih di sekolah masa iya saya kunciin. Baik ya saya ini?" Pak Suryo meraih cermin kecil miliknya di pos satpam dan bercermin percaya diri.

Noah bertepuk tangan seolah hal ini sangat luar biasa.

"Baik banget Pak. Gak nyangka saya bisa ketemu orang kayak Bapak," ujar Noah lalu laki-laki itu pura-pura menghapus air matanya, terharu.

"Wo iya," balas Pak Suryo bangga lalu menepuk-nepuk dada kirinya.

"Heh Anoa, cepet ambil tas lo." Ana datang dengan tas yang ia sampirkan di pundak kirinya.

"Iya, adek pacar," balas Noah asal.

"Eh, eh ikut dong," Ana menarik Noah dan keduanya berjalan bersama menuju kelas Noah, X-IPS2.

"Nanya dong, kenapa lo gak masuk IPA? Lo tuh pintet buanget," Ana mendangakkan kepalanya melihat tulisan X-IPS2 di atas pintu kelas Noah.

"Buat sekarang sih jawabannya kalo gue anak IPA, lo anak IPS, yang ada bukan restu bonyok yang ngalangin, anak-anak kelas yang ngalangin," balas Noah lalu laki-laki itu memasukkan tangannya ke laci meja dan mengeluarkan sebatang coklat dari sana.

Tangannya yang berurat merapikan meja dan kursinya lalu berjalan menuju Ana dengan tas yang ia tenteng.

"Mau gak?" tanya Noah menyerahkan coklat itu sembari memakai tasnya dan mengeluarkan kunci motor dari saku celananya.

Ana mengambil coklat dari tangan Noah dan memutarnya. Terselip sebuah kertas kecil disana. Ana berbalik dan mengeluarkan kertas itu.

Noah, gue gak tau sejak kapan perasaan ini dateng, tapi intinya. Gue suka sama lo.

Ana membaca tulisan di kertas kecil itu dalam hati.

"Ini dari siapa?" tanya Ana kala mereka sudah keluar kelas.

"Gak tau. Ada terus tiap hari. Udah kayak most wanted  ya gue?" Noah berputar seraya menyugar rambutnya perlahan.

"Heleh. Jangan bohong, dari siapa?" tanya Ana.

Official [SELESAI - REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang