"An, walaupun kita udah berakhir, sampai kapanpun cuma gue yang boleh panggil lo Nona."
30-Berakhir
"Putusin, hari ini juga," peringat Arsaga saat Ana melangkahkan kakinya memasuki ruang makan.
"Iya gue juga tau. Udah niat banget nih gue kalo bisa gue berangkat sekarang," balas Ana pura-pura menggebu.
Arsaga tertawa dan mengacungkan ibu jarinya lalu ia memandang malas pada Atlan yang masih saja membuntuti Abigail. Lihatlah wanita itu jadi kesusahan bergerak dan berjalan akibat ulah suaminya.
"Pagi Bunda, Papa," sapa Ana dan merecoki Abigail dengan mencomot satu udang tepung yang sedang Abigail tata di sebuah piring.
"Pagi, sayang," balas Abigail tersenyum pada Ana.
"Itu kenapa?" tanya Atlan menunjuk lengan kiri Ana.
"Emh, iya. Arsa lupa bilang, itu anak kemaren—" Arsaga yang masih mengunyah sepotong daging ayam berbicara dengan mulut penuh.
"Arsa itu kenapa udah dimakanin ayamnya?!" tanya Abigail.
Arsaga hanya nyengir hendak melanjutkan ucapannya.
"Itu si Ana kemaren kabur," ujarnya.
Atlan kini menjatuhkan tatapannya pada Ana. "Kabur?" beo Atlan.
"Iya, kabur malem-malem," jelas Arsaga.
"Papa gak nanya kabur malem-malem apa gimananya. Papa nanya kenapa tangannya sampe diperban-perban gitu. Kamu bercanda ya?" tanya Atlan lagi.
Pantas-pantas saja Atlan mengira Ana hanya bermain-main dengan perban. Sewaktu kecil, Ana sangat suka bermain dengan semacam gips dan perban. Pernah sewaktu kali saat Arsaga tak sengaja tidur di sofa, tubuhnya dipenuh perban dan tidak lagi bisa bergerak saat bangun.
"Wedeh. Masih inget Ana suka main beginian," Ana bertepuk tangan dan mencomot satu udang tepung lagi.
"Jadi itu kenapa, Ana?" tanya Atlan. Konsentrasi Atlan kini sepenuhnya berpindah pada Ana.
"Biasalah. Misi negara, menyelamatkan rakyat biasa," jawab Ana.
"Yang bener," peringat Atlan.
Ana melotot, "bener!" belanya.
"Ah lama lo. Itu dia kemaren kabur nyamperin Noah yang masuk tivi," jelas Arsaga.
Alis Abigail bertaut, "apa sih maksudnya? Bunda gak paham loh."
"Noah masuk berita. Katanya dia korban apalah gitu. Terus si Ana nyamperin, nyelametin katanya. Tapi sampe kena imbasnya juga. Nah gimana coba itu anak," jelas Arsaga lagi.
"Kok jadi lo yang cerita!?" kesal Ana.
"Lo kelamaan, kita makannya jadi lama gara-gara nungguin penjelasan lo," jawab Arsaga.
Ana hanya berdecak.
"Bener itu?" tanya Atlan.
Ana mengangguk saja. Tiba-tiba Atlan berdiri dan mengambil kunci motor Arsaga dan secepat kilat mencium kening Abigail. Pria 44 tahun itu berlalu meninggalkan ruang makan dan tak lama terdengar suara derum motor Arsaga.
"Papa mau kemana, Bun?" tanya Ana kembali mencomot udang, secepat mungkin Abigail menepuk tangan Ana yang mencari kesempatan.
"Noah dimana sekarang?" tanya Abigail.
Ana mengangkat bahunya acuh. Arsaga mengerutkan keningnya.
"Kok Bunda nanya?" tanya Arsaga curiga.
![](https://img.wattpad.com/cover/194414176-288-k832992.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Official [SELESAI - REVISI]
Fiksi Remaja[TAHAP REVISI - ROMBAK] My 1st story Ini adalah tentang dia, yang datang dan menjadi segalanya. Dia, yang membuatku sempurna, namun pergi saat aku semakin mencintainya. Ini adalah tentang dia, yang punya 1001 cara meluluhkan, dan punya lebih dari 1...