12-Becca dan Perhatian

61 25 14
                                    

12-Becca dan Perhatian

"HAI, No, hai, An," Becca datang ke meja Ana dan Noah yang sedang menyantap batagor mereka.

Ana mengulum senyumannya, "hai."

"Napa lo?" Noah berujar setelah menelan batagor pedas miliknya.

Becca menggeleng, lalu ia mendaratkan bokongnya di samping Noah.

Kursi kantin SMA Angkasa bukan kursi individu melainkan kursi panjang bagi setiap meja.

"Ikut makan ya?" Becca membuka kotak bekalnya dan mulai memakan bekal miliknya.

"Bec, lu tau gak? Gue lagi pacaran ish. Gak bisa romantis romantisan kalo kayak gini lah" Noah berdiri dan duduk disamping Ana yang terfokus pada batagor super pedas di depannya.

Becca mengangkat wajahnya, "eh, eh, eh. Kok pindah?" Noah hanya cengengesan tidak jelas.

"Sorry ya Bec, Noah gak jelas" ujar Ana seraya menyenggol siku Noah.

Becca hanya diam lalu kembali memakan bekal miliknya.

Cukup lama Becca tak ikut berbicara kala Ana dan Noah berbincang sembari tertawa atau saling menoyor satu sama lain.

Hingga suara Becca mengheningkan meja Ana, Noah, dan dirinya.

"Noah, entar anterin ke mall yuk, sekalian beli baju"

"Gak bisa, Bec. Gue mau jalan sama Ana"

Ana meletakkan sendok dan garpunya lalu menyilangkan kedua tangannya diatas meja. "Gak papa kali, No, anterin aja. Udah lama juga gue gak liat lo jalan bareng Becca" Ana berujar dengan tatapan yakin pada Noah.

"Lo gak--" Becca memandang curiga

"Cemburu? Gak dong, masa cemburu sama sahabatnya pacar gue yang bahkan bonyok nya temenan," Ana tertawa ringan.

Noah mengulas senyum lega, Ana memang cocok untuk dirinya.

"Yaudah, jam 3 ya. Bye" Becca lalu bangkit meninggalkan Ana dan Noah yang belum beranjak.

Noah menolehkan kepalanya menatap Ana. "Maaf ya?"

"Halah gaya lo maaf maaf, napa deh" Ana mengarahkan sedotan besi itu ke mulutnya dan meminum lemon tea pesanannya.

Ide jahil muncul di otak Noah, ia menyeret gelas lemon tea Ana membuat Ana terciprat sisa lemon tea yang ada di sedotan itu.

Dan, aksi kejar kejaran dimulai lagi.

***

Kini Ana berada di toko buku. Ia berencana membeli beberapa novel baru dan buku-buku yang berkaitan dengan penerbangan pesawat.

Entah, Ana menyukai bagaimana para pilot mengendarai pesawat dengan begitu profesional, senyuman tulus pramugari yang menyambutnya dan Ana mengangumi segala sesuatu tentang pesawat terbang.

Karena tinggi, Ana tak butuh bantuan siapa pun untuk mengambil buku yang terletak di rak paling tinggi.

"Hai, Ana" Ana menyeimbangkan tubuhnya seusai berjinjit sedikit.

"Eh Kak Biru, ngapain disini?" tanya Ana sekaligus menyapa

"Beli novel, sama buku pengenalan bagan-bagan pesawat" Biru lalu menunjuk buku di tangan kanan Ana yang bersampul putih itu. "Lo beli ini?" Ana mengangguk. "Lo suka hal-hal tentang penerbangan?" lanjut Biru.

"Ya, itu keren banget, Kak. Gue pengen jadi pilot tapi, gatau bisa apa enggak, matematika gue bodoh hahaha" Biru mengulas senyum tipis lalu ia berinisiatif mengambil buku yang sejenis dengan Ana.

Official [SELESAI - REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang