28: Flower Corwn

32 4 0
                                    

Di sore hari, taman bermain lumayan sedikit ramai, beberapa pengunjung satu persatu berkurang, dan ada beberapa pengunjung lainnya yang masih berfoto, bermain wahana, dan masih banyak lainnya. Sepasang kekasih itu tidak bermain apa-apa, kondisi Pelangi yang sekarang bisa menjadinya sebuah alasan.

Mereka berdua pun hanya duduk di bawah pohon dialasi tikar yang sudah tersedia dari awal. Menikmati beberapa macam makanan, membuat keduanya sibuk dengan kegiataannya masing-masing diiringi udara sejuk yang menyebabkan helaian rambut Pelangi menjadi berantakkan.

"Cantik." Tanpa sadar, Razell mengatakan pujian itu, dia memperhatikan kekasihnya secara diam-diam yang sedang makan gulalinya. Jujur, gadis itu makan seperti anak kecil, di sudut kedua bibirnya belepotan karena sisaan bekas gulali yang membuat pahatan wajah itu semakin menjadi manis akannya.

Setaunya, kekasihnya itu tidak pernah memakai make up kemana pun gadis itu pergi, Pelangi selalu menunjukkan natural wajah aslinya di hadapan banyak orang, seolah dia mengatakan bahwa cantik itu bukan sekedar penampilan, akan tetapi yang diidamkan pria luar adalah hati perempuan yang cantik. Maupun itu kesetian, kasih sayang dan pengertian antara satu sama lain.

"Kak?" Suara lembut itu membuat Razell terkejut setengah mati, nyaris terjungkal. Dia memekik tertahan, mencoba untuk mengalihkan matanya ke objek lain, asalkan tidak bertabrakkan dengan gadis itu.

Pelangi yang melihat aksi gelagapan dari Razell menaikkan sebelah alisnya. "Kak Razell kenapa?"

Masih terkejut, anak lelaki itu menggeleng gugup, dengan cepat dia bangkit dari posisi duduknya lantas Pelangi mengkerutkan keningnya. "Gue beli minuman dulu ya." Tanpa menunggu jawaban kekasihnya, sejurus kemudian dia berlari, menjauh dari gadis itu, membelah keramain beberapa pengunjung.

"Kak Razell kenapa ya?" Gadis itu bertanya kepada dirinya sendiri, merosotkan bahu lalu dia menatap langit yang mulai terlihat senja.

Sebenarnya sudah 2 jam Razell dan dirinya berada di sini. Entah kenapa waktu terasa sangat cepat berputar, hampir gadis itu tidak tau bahwa sekarang jam setengah lima.

Menghembuskan nafas ke udara, Pelangi mencoba untuk menghilangkan rasa bosannya dengan menghitung beberapa awan yang berada di langit. Katakanlah dirinya bahwa seperti anak kecil, tetapi yang dilakukannya ini sungguh menghiburnya.

"Permisi," Pelangi menoleh dengan cepat, dia mengkerutkan keningnya ketika seorang lelaki tampan yang sedang berdiri di sampingnya dengan tangan kanannya yang membawa flower corwn(mahkota bunga) indah.

Berdeham kecil, Pelangi lantas bersuara, "Ah, ada apa ya?"

"Kamu mau ini gak?" Dia berjongkok, menyamakan tinggi Pelangi yang sedang duduk, tangannya menyodorkan flower corwn yang berbentuk bunga mawar. Lelaki itu tersenyum manis, membuat wajahnya menjadi sangat tampan sekali.

Pelangi mengangguk ragu, tidak mungkin kan, kalau dia menolak pemberian dari orang lain. Itu namanya tidak menghargai.

Kemudian, lelaki itu menghembuskan nafasnya pelan seolah dia telah lega, tanpa meminta izin terlebih dahulu, dia memakaikan flower corwn di kepala gadis di hadapannya saat ini. Benar-benar takjub lelaki itu dibuatnya, Pelangi sangat cantik jika memakai benda itu.

"Apa kamu benar bidadari yang diturunkan dari langit?" Tanya lelaki itu dengan kedua matanya yang menatap Pelangi secara dalam. Sesaat berikutnya, Pelangi tertawa kecil, dia menganggap bahwa lelaki itu sedang gombal.

Lelaki itu ikut tertawa, dia menepuk pelan puncak Pelangi dengan gemas. "Aku pergi dulu ya bidadari cantikku, sampai ketemu lagi." Dia berdiri, tersenyum, melambaikan tangan besarnya yang juga dibalas oleh Pelangi, kemudian dia berlari meninggalkan Pelangi seorang diri.

Memori disaat Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang