Prolog

107K 4.4K 467
                                    

_______________________

° S P O R T °
_______

“Jeon-Ssaem mengajarkan dua jenis olahraga pada Jihan. Mau tahu?”

_____

ATTENTION

Cerita ini mengandung konten sensitif, aku harap kalian bisa memilah mana bacaan yang sesuai dengan keinginan kalian. Semua tokoh cerita yang aku tulis di sini tidak sama dengan karakter asli yang kupakai sebagai visual.

Topik cerita yang aku bawa akan membuat beberapa orang merasa tak nyaman. Jika merasa tidak sanggup, just click the back button. Segala kritik dan saran kalian yang membangun aku terima mengenai cerita ini. Terima kasih sebelumnya😊

_________________

"Payah sekali, ih."

Perempuan dengan rambut dicepol itu merengek, kala tahu timnya kalah lomba lari estafet. Ia memperhatikan gadis yang tengah berjongkok dengan bernapas terengah-engah. Kelelahan.

"Maafkan aku Sera, hhh ... aku tak kuat lari."

Sera hanya menatap datar, "Padahal tinggal sedikit lagi kita pasti menang," Ia membantu Jihan berdiri, "Tapi ya sudah lah, menang kalah dalam perlombaan itu selalu ada."

Kalau ditilik lagi, sebenarnya Sera kecewa ketika melihat temannya yang menjadi lawan lomba estafetnya itu menang. Padahal tinggal sedikit lagi dirinya bisa sampai di garis finish kalau Jihan tidak berlari dengan tempo lambat. Yah, tahu kalau temannya itu lemah dalam hal olahraga. Tapi masa terus-terusan?

Jihan itu hanya malas untuk bergerak, gadis itu lebih memilih untuk diam di perpustakaan ketimbang olahraga. Sulit sekali kalau dibujuk. Makanya setiap ada pelajaran olahraga, Jihan memilih diam di pojokan lapangan hanya menonton teman-temannya. Tak jarang nilai pendidikan jasmaninya benar-benar di bawah standar. Masih untung dibantu oleh nilai akademisnya yang lumayan tinggi.

Kedua kaki jenjang Jihan dan Sera bergerak ke arah kantin untuk membeli beberapa minuman, mereka masih menggunakan kaos dan celana olahraga, rencananya setelah membeli beberapa minuman mereka baru akan menggantinya.

Setelah mendapatkan minumannya, kedua gadis itu berjalan pelan ke arah barat, tempat para siswi mengganti pakaian.

"Oh ya, nanti kita akan bertemu dengan guru baru. Tahun ini ada beberapa guru di sekolah kita yang akan dipindah."

Jihan yang sedang menegak minuman sambil berjalan pelan itu melirik ke arah Sera, "Maksudnya dipindah sementara?"

Sera mengangguk, akhirnya mereka sampai di ruang ganti pakaian. Gadis itu langsung menuju ke arah lemari khususnya untuk mengambil seragam karena nanti dapat kelas lagi.

"Iya, sementara. Mungkin dikontrakkan beberapa tahun."

Jihan hanya berdeham pelan, ia lebih memilih membuka lemarinya dan mengganti baju. Tidak ada siapa-siapa di sini kecuali Sera dan juga dirinya. Karena memang mereka terakhir mengganti, sebab tadi sempat ke kantin membeli minuman, akhirnya mereka ditinggalkan oleh temannya yang lain.

Sport ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang