Aku menggeliat di atas ranjang dan beberapa kali mengerjap saat seberkas cahaya memaksa masuk melalui celah mataku. Memutar badanku kekiri memilih menghindari sisi ranjang yang terkena cahaya matahari untuk bisa melanjutkan tidurku. Tapi kemudian aku mengeryit saat tanganku tidak merasakan tubuh seseorang yang membuat mulutku menjerit semalam.
"Chanyeol ?"
Kesadaranku mulai terkumpul, mengedarkan pandanganku keseluruh sisi kamar. Kupikir dia sedang dikamar mandi, tapi pikiran itu segera pergi ketika bahkan gemercik air pun tidak terdengar. Terakhir kali Chanyeol meninggalkanku tidur saat dia akan pergi ke Manhattan. Kali ini apa lagi ?. Tidak, tidak, tidak lagi.
Tanganku menyibak selimut dan segera mencoba menemukan celana piyama lalu kemejaku yang tersampir diatas meja. Memakainya asal-asalan dan segera membawa kedua kakiku berlari keluar kamar dan menuruni tangga. Aku mulai gelisah saat melihat seorang pria berjas hitam berdiri di ruang tengah, seperti tengah bersiap untuk pergi.
"Dimana Chanyeol ?" Tanyaku seketika ketika langkahku telah sampai didekat orang itu.
"Selamat pagi Tuan Byun. Saya Kang Taewon. Presdir Park telah berangkat ke kantor setengah jam yang lalu. Perihal mengapa saya disini karena Presdir menyuruh saya untuk mengambil berkasnya yang ketinggalan sekaligus mengambil undangan pernikahan presdir dan anda yang telah selesai" ucapnya dengan sebuah paper bag di tangan kanannya. Lalu aku mengedarkan pandangan mencari jam dinding. Jam setengah 8. Kenapa pagi sekali dia ke kantor ?.
"Bisakah aku melihat undangannya ?"
Pria itu mengangguk dan menyerahkan paper bagnya kepadaku. Aku menerimanya dan mengambil salah satu undangan didalamnya. Berbentuk persegi panjang dengan warna hitam, mengkilap saat bias cahaya matahari mengenainya. Lalu tulisan yang tertera disana berwarna perak bercahaya. Jantungku berdegup menari didalam sana ketika namaku dan Chanyeol berada disana. Ini benar-benar akan dilaksanakan beberapa hari setelah kelulusanku.
"Apakah hari ini undangan akan disebar ?" Tanyaku sambil mengembalikan undangan dan paper bag kepada pria itu.
"Benar Tuan"
"Bukankah ini terlalu awal untuk menyebar undangan ?" Tanyaku. Karena ya, bahkan kelulusanku masih seminggu lagi.
"Tidak Tuan. Presdir Park ingin semuanya hadir. Maka dari itu undangan disebar awal agar relasi juga rekan kerja presdir bisa meluangkan waktu untuk hadir di pernikahan anda dan presdir" jelasnya.
Ah.. itu masuk akal juga. Tunggu, apakah Kyungsoo juga diundang ? Tapi jika undangan disebar hari ini bukankah itu berarti Kyungsoo juga akan menerimanya ?. Tidak, Kyungsoo bahkan belum tahu jika aku akan menikah. Dia pasti marah besar.
"Bisakah anda mencarikan nama Do Kyungsoo diantara undangan itu ?" Tanyaku.
"Tentu Tuan" ucapnya lalu tangannya segera bergerak mencari nama Kyungsoo.
Aku menoleh kearah dapur ketika saraf penciumanku mencium bau panggangan.
Apa bibi Yoon sedang memasak ?, batinku."Ini Tuan", ucap pria itu sambil menyerahkan undangan dengan nama Kyungsoo. Benar, dia diundang.
"Apakah seseorang bernama Kai juga diundang ?" Tanyaku.
"Karena Tuan Kai juga memiliki relasi cukup dekat dengan presdir. Saya kira Tuan Kai juga akan diundang" jelasnya.
Sial, bagaimana jika Kyungsoo diberitahu kekasihnya lebih dulu. Aku harus meminta bantuan kepada Chanyeol untuk ini.
"O-oke, kalau begitu terimakasih. Untuk undangan ini biarkan aku yang menyerahkannya sendiri lagipula ini teman sekolahku"
"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi", pria itu membungkuk lalu berlalu meninggalkan penthouse.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST STEP (completed)
Romance[SEQUEL OF PERFECT 10] Matanya berpendar diatasku, bibirnya tertarik membentuk senyuman. "Chanyeol, apa itu ?" "Konsekuensimu tentu saja" "Chanyeol mhh.., Chanyeol tidak" "Aku tahu kau menyukainya, jangan bersikap seolah kau tidak" "Aaahh !" "Go on...