Malam ini Chanyeol pulang lebih awal dari biasanya. Dua hari ini dia lembur. Walaupun memiliki Minho sebagai sekretarisnya yang selalu siap untuk membantu, Chanyeol menyadari bahwa ada hal-hal yang harus dia selesaikan sendiri. Dia sendiri tidak berencana membuat dirinya terus sibuk hingga waktunya dengan Baekhyun berkurang. Maka dari itu hari ini Chanyeol memastikan pekerjaannya benar-benar selesai dan pulang ke penthouse lebih awal.
"Tuan Park" sapa bibi Yoon sambil membungkukkan tubuhnya ketika mendapati Chanyeol akan melangkah menaiki tangga menuju kamarnya. Chanyeol hanya mengangguk, melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 7 malam.
"Apa yang dilakukan Baekhyun hari ini ?"
"Tuan Baekhyun pulang dari kampusnya sore tadi. Setelah itu beliau belajar dikamarnya dan belum turun kebawah"
"S-saya selalu mengecek keadaan Tuan Baekhyun secara berkala sambil mengantarkan makanan atau mungkin camilan ke kamarnya" tambah bibi Yoon dengan cepat walaupun sedikit terbata saar menyadari keryitan samar dikening tuannya.
"Makan malamnya ?"
"Sudah siap tuan. Tapi saya tidak yakin dengan Tuan Baekhyun. Tentang pilihan makannya, saya tidak bisa menebaknya"
"Siapkan saja. Kami akan turun 20 menit lagi"
"Baik Tuan"
Chanyeol kembali membawa langkahnya menuju kamar mereka sedangkan Bibi Yoon segera menyibukkan dirinya menata makanan yang telah siap dimeja makan.
.
.
.
Saat masuk ke dalam kamarnya. Chanyeol menghela napasnya mendapati Baekhyun yang terlelap dengan posisi terduduk dengan punggungnya yang bersandar di kepala ranjang. Layar laptop yang ada didepannya masih menyala dengan buku juga kertas-kertas berserakan di sekelilingnya.
Dengan hati-hati, Chanyeol mengambil buku juga kertas-kertas itu untuk dia letakkan diatas meja. Suaminya itu memang sedang dalam pekan ujian. Jika Chanyeol mengingatnya dengan benar. Ini sudah hari ketiga sejak ujian akhir semester Baekhyun dimulai. Walaupun Chanyeol selalu mengingatkan Baekhyun untuk tidak terlalu keras dalam belajar. Pada dasarnya pria mungilnya itu memang tipikal seorang murid yang rajin dan selalu khawatir dengan ujiannya. Maka Chanyeol hanya bisa maklum saat Baekhyun menghabiskan waktunya dengan belajar beberapa hari terakhir ini.
Tentu masih tetap dibawah pengawasan Chanyeol, dia selalu memastikan jika pria mungilnya itu tidak melewatkan vitamin juga susu kehamilannya. Walaupun Chanyeol selalu pening perihal makanan yang diinginkan Baekhyun.
Pemilik sabit terang itu selalu memiliki ngidam yang berbeda-beda. Seperti kemarin, seharian Baekhyun tidak ingin makan apapun kecuali pancake dengan sirup maple. Bahkan Chanyeol harus menghubungi dokter Lim untuk bertanya apakah baik-baik saja jika Baekhyun hanya makan itu seharian. Dokter Lim memberitahunya bahwa selama Baekhyun mau makan maka menuruti keinginannya bukan hal yang harus dikhawatirkan. Asalkan kebutuhan gizi yang lain diganti dengan olahan makanan yang lain.
Chanyeol menoleh menatap wajah lelah suaminya sekali lagi. Tangannya bergerak untuk mengambil laptop yang masih menyala dan menarik kacamata yang bertengger dihidungnya dengan hati-hati. Meletakkannya diatas meja disamping tempat tidur mereka bersama dengan laptopnya.
Baekhyun mengerutkan keningnya saat merasakan sesuatu menyentuh kulit wajahnya. Kemudian ciuman basah dia rasakan dikedua matanya. Ketika kedua manik cokelat terangnya terbuka, dia disambut oleh sorot lembut dari phoenix kesayangannya.
"Hei, ". Chanyeol sambil mengecup bibir Baekhyun singkat. Baekhyun tersenyum lalu membuka kedua tangannya, meminta pelukan. Chanyeol segera menelusupkan kedua lengannya dan menarik tubuh Baekhyun kedalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST STEP (completed)
Romantizm[SEQUEL OF PERFECT 10] Matanya berpendar diatasku, bibirnya tertarik membentuk senyuman. "Chanyeol, apa itu ?" "Konsekuensimu tentu saja" "Chanyeol mhh.., Chanyeol tidak" "Aku tahu kau menyukainya, jangan bersikap seolah kau tidak" "Aaahh !" "Go on...