Chanyeol tengah berada ditengah-tengah rapat dengan para perwakilan anak perusahaannya yang ada di Jepang ketika dia menerima panggilan dari Baekhyun. Sebenarnya Chanyeol sedikit merasa segan untuk mengangkat panggilannya karena saat ini ayahnya yang notabenenya adalah seorang ketua juga ikut serta dalam rapat kali ini. Chanyeol tidak ingin ayahnya menilai dirinya tidak profesional tapi orang yang menelponnya itu adalah darlingnya.
Ayahnya sempat meliriknya ketika mendengar smartphonenya berdering. Namun segera mengangguk mengijinkan Chanyeol untuk mengangkatnya setelah menghembuskan napasnya.
Chanyeol menggeser tombol hijau diatas layarnya yang menampilkan kontak pria mungilnya. Ketika panggilan tersambung, Chanyeol bisa merasakan oksigen yang mengalir ditubuhnya berhenti saat mendengar isakan Baekhyun diseberang sana. Tidak, lebih dari itu, Chanyeol dapat mendengar dengan jelas erangan kesakitan Baekhyun ditengah-tengah tangisnya yang seakan menyayat hatinya.
“Halo ?”. Chanyeol semakin merasa hatinya dihantam palu saat tidak mendapat respon selain isakan tangis dari suaminya.
“Baekhyun, halo ?. Dear ?”
“C-chan..”
“Baekhyun ada apa ?”
“…”
“Baekhyun ?”
“…”
“Chanh.. yeol..”
Setelah itu hening. Chanyeol mencoba memanggil Baekhyun sekali lagi namun tidak mendapat respon apapun dari si penelepon. Panggilan tersambung namun Chanyeol tidak menemukan suara darlingnya. Sirine bahaya bagaikan kilat berdengung didalam kepalanya. Chanyeol bisa merasakan kepanikan menyelimutinya.
Chanyeol segera menekan tombol “on” pada microphone diatas mejanya.
“Maaf untuk menyela, karena saya rasa rapat masih berjalan sangat alot kita sudahi saja rapat ini”
“Maaf ?”
“Presdir” ucap Minho begitu terkejut ketika mendengar ucapan Chanyeol yang begitu tiba-tiba.
“Sekretaris Choi akan mengatur rapat selanjutnya di lain hari. Terimakasih untuk kehadiran semuanya. Saya tutup rapat hari ini” ucap Chanyeol mengakhiri lalu mematikan microphone dimejanya.
Tubuhnya segera beranjak dari kursi kebesarannya dan hendak melangkah namun dihentikan oleh suara ayahnya.
“Presdir Park. Anda benar-benar akan mengakhiri rapat ini begitu saja ?” ucap Park Seungheon dengan nada begitu tenang dikursinya.
Minho tanpa sadar menelan ludahnya, merasa sesuatu akan terjadi diantara pimpinannya itu. Pengalaman bekerja Minho di Park Group yang bahkan sebelum presdirnya itu menjabat cukup membuatnya tahu baik sifat mereka berdua yang sama-sama kerasnya.
“Kalian bisa keluar sekarang” ucap Minho segera menyuruh yang lain keluar ketika merasa ketegangan diantara ayah dan anak itu. Dirinya tidak mungkin membiarkan karyawan mereka melihat ketua dan presdirnya yang seperti akan berdebat.“Saya harus segera pergi” ucap Chanyeol setelah memastikan semua karyawan telah pergi. Dia masih berusaha mempertahankan formalitas didepan ayahnya walaupun emosinya mulai naik ke permukaan karena merasa pria paruh baya itu seperti menahan kepergiannya.
“Bisakah ayah tahu siapa yang menelponmu sampai kau sebagai presdir mengakhiri rapat seenaknya seperti ini ?”
Chanyeol memejamkan matanya sejenak sebelum menoleh pada sekretarisnya.“Minho”
“Y-ya, presdir ?”
“Siapkan mobilku, kita akan bertemu didepan. Buat panggilan untuk bibi Yoon atau Juyeon dan tanyakan keadaan Baekhyun”
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST STEP (completed)
عاطفية[SEQUEL OF PERFECT 10] Matanya berpendar diatasku, bibirnya tertarik membentuk senyuman. "Chanyeol, apa itu ?" "Konsekuensimu tentu saja" "Chanyeol mhh.., Chanyeol tidak" "Aku tahu kau menyukainya, jangan bersikap seolah kau tidak" "Aaahh !" "Go on...