Chapter 17

4.8K 361 30
                                    

Aku menghembuskan napas beberapa kali, menekan kegugupanku sebelum membuka pintu mobil. Sesuai perkataan Chanyeol, hari ini kami akan memeriksakan kandunganku untuk yang pertama kali. Sedikit aneh sejujurnya, fakta bahwa aku bisa mengandung. Berkat Tuhan yang tak pernah kubayangkan.

"Baekhyun, kau baik-baik saja ?". Aku menoleh pada Chanyeol yang tengah melepaskan seatbeltnya, aku menggangguk lalu tersenyum setelahnya.

"Aku baik" Jawabku.

"Good, dokter Lim sudah menunggu kita" Ucap Chanyeol lalu keluar mobil. Aku melepaskan seatbelt lalu segera menyusulnya. Kesan ramah telah melekat pada wanita paru baya didepanku ketika menyambut kedatangan kami.

"Dokter Lim," Sapa Chanyeol lalu menjabat tangannya.

"Chanyeol-ssi, senang akhirnya bisa bertemu dengan anda" , ucap wanita itu dibalas anggukan oleh Chanyeol. Pandangannya kini beralih padaku yang masih sibuk menempel pada lengan kanan Chanyeol.

"Saya menebak, apakah ini Baekhyun-ssi ?" ucapnya.

"Benar, Baekhyun ?" panggil Chanyeol. Melepaskan lengan kemeja Chanyeol ragu-ragu dan berjalan kedepan menerima uluran tangannya.

"Saya Lim Sook Ae. Senang bertemu dengan anda Baekhyun-ssi"

"Senang bertemu dengan anda, dokter Lim"

"Haruskah kita melihat buah hati anda bersama ?"

"Ya !, tentu", balasku kelewat cepat karena terlalu bahagia. Tidak sadar akan kegugupanku sebelumnya yang hilang entah kemana.

Aku mengulum senyumku ketika phoenix tajamnya terlihat begitu serius memperhatikan ketika dokter Lim mengoleskan sebuah gel dingin diatas kulit perutku. Sedang kedua tangannya tidak terlepas menggenggam tangan kiriku.

"Bagaimana kabar Young-ah ?. Kami belum bertemu sejak dua pekan yang lalu"

"Ibu baik-baik saja, hanya terkadang mengeluh saat darah rendahnya kembali", jawab Chanyeol dibalas kekehan dokter Lim.

Oh ?, mereka saling mengenal.

"Anda mengenal nyonya Park ?", tanyaku pada akhirnya karena tidak dapat menahan rasa penasaranku.Wanita dengan sedikit keriput dibagian kening juga daerah sekitar matanya itu mengulas senyum.

"Kami berada didalam ekstrakulikuler yang sama saat sekolah menengah atas dulu"

"Ah begitu"

Pembicaraan kami setelahnya berhenti menyisakan aku yang begitu gugup ketika merasakan sebuah gesekan sebuah alat yang begitu asing diatas perutku yang sebelumnya telah dilumuri gel, yang kuyakini untuk membantu melihat bayiku yang ada didalam sini.

Aku tanpa sadar menahan napasku ketika melihat gambar yang tidak begitu jelas di layar. Aku benar-benar tidak mengetahui tentang hal seperti ini. Kurasa aku harus banyak membaca buku tentang kehamilan setelah ini.

"Anda bisa melihatnya ?". Kami sama-sama terdiam.

"Itu.. disana, wajah dengan lingkaran besar untuk mata, hidung, mulut, telinga serta rahang bawah dan tenggorokannya sudah mulai terbentuk" lanjut dokter Lim. Aku mengeryit, tak juga merasa jelas ketika dokter Lim menunjuk gambar yang ada di layar.

"Dimana ?", tanyaku.

"Hanya di.. sana. Saya perkirakan anda sedang memasuki minggu keenam sehingga janin anda terlihat seperti huruf C. Lihat, disana". Mataku menyipit, mencoba melihatnya lebih jelas. Ah, benar disana bayiku. Bibirku bergetar, oh Tuhan bagaimana bisa aku akan menangis di saat-saat seperti ini.

THE LAST STEP (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang