Aku yakin pagi ini adalah pagi yang berbeda. Bukan lagi bau strawberry yang masuk dalam indra penciumanku, bukan lagi lembut selimut biru muda yang melingkupi tubuhku. Aku tidak mendapatkan kehangatan darinya pagi ini. Melainkan wangi mint menyegarkan mengalahkan udara diluar jendela, mint kesukaanku. Tubuhku terlena, aku harus berulangkali berargumen dengan diriku sendiri, haruskah aku menyapa mentari ataukah bergelut didalam mimpi ?.
Senyum secara tidak sadar tersemat diwajahku saat kurasakan kehangatan itu kembali merengkuhku. Selanjutnya kecupan lembut ditengkuk bersama dengan napas hangatnya menyapaku lebih dulu, mendahului keinginanku menyapa mentari. Kemudian aku membuka kedua kelopak mataku dan membalik tubuhku menghadap si pelaku. Aku tidak ingin mengatakan ini, tapi maafkan aku mentari. Nyatanya pagi ini aku lebih memilih menyapa mata phoenix favoritku ketimbang dirimu, mungkin juga untuk pagi-pagi selanjutnya. Tidak bisakah hari ini aku hanya menikmati indah iris matanya saja ?.
Kelopak mataku kembali tertutup dan bibirku kembali tersungging saat bibir penuhnya menyentuh bibirku, tidak. Menyentuh bukanlah kata yang tepat untuk digunakan. Belah bibir bawahku tertarik kedepan atas tarikan diantara kedua giginya. Lidahnya ikut bergerak didalam mulutku, menginvasi. Seharusnya ini terlalu pagi untuk sekedar melenguh. Tapi bahkan mulutku tidak bisa menahan suaranya untuk tidak lebih tinggi. Kuluman itu terasa diatas bibirku lalu berpindah kerahangku. Aku berjengit atas gigitan lembut giginya disana. Lalu bibirnya kembali mengulum bibirku, merasakan jilatan lembut dibibir bawahku kemudian melepaskannya. Mataku terbuka atas ciumannya pada masing-masing kedua mataku.
"Selamat pagi, Baekhyun" ucapnya sambil tersenyum.
"Selamat pagi, Chanyeol" jawabku lalu mengecup kilat bibir penuhnya.
"Kau mandi duluan atau kita mandi bersama ?". Aku memicingkan mataku, tidak setuju.
"Aku mandi dulu" ucapku.
"Tidak, kita mandi bersama. Aku tidak memberimu pilihan" ucapnya.
"Ya, dan aku akan berakhir klimaks meneriakkan namamu. Tidak, aku mandi dulu dan aku juga tidak memberimu pilihan". Chanyeol tertawa.
"Kau tahu Baek ? Ini terlalu pagi untuk berdebat"
"Ya, dan kau yang memulai" ucapku.
"Fine. Aku hampir melupakan mulut pintarmu. Aku akan kebawah untuk menemukan sesuatu untuk mengisi perutmu" ucapnya menciumku lalu menarik diri.
Aku tersenyum. Bangun dengan perih dianusku bukan sesuatu yang baru. Tapi tetap saja ini terasa menjengkelkan.
.
.
.
Aku menuruni tangga dengan kemeja biru muda dan celana jeans favoritku. Mengeryit saat bau gosong tercium oleh indra penciumanku dari arah dapur. Kakiku berjalan mendekati tubuh seorang pria tanpa atasan itu."Chanyeol ?"
Dia menoleh atas panggilanku setelah sebelumnya meletakkan sebuah piring dengan sedikit kasar.
"Nah kupikir kali ini kita akan sarapan diluar saja" ucapnya lalu menciumku dan berjalan pergi.
"Chan !"
"Aku akan mandi. Tunggulah !" Ucapnya saat telah menjauh.
Aku mendengus saat melihat sayur-sayur tercecer dan beberapa roti yang hangus. Dasar. Memutuskan untuk setidaknya membersihkannya. Mencari kantong sampah, dan mulai membersihkan dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST STEP (completed)
Romance[SEQUEL OF PERFECT 10] Matanya berpendar diatasku, bibirnya tertarik membentuk senyuman. "Chanyeol, apa itu ?" "Konsekuensimu tentu saja" "Chanyeol mhh.., Chanyeol tidak" "Aku tahu kau menyukainya, jangan bersikap seolah kau tidak" "Aaahh !" "Go on...