Sambil menunggu penerbangannya, Baekhyun mengeratkan kembali coat hitam yang dia pakai dan menggosokan kedua telapak tangannya, mencari kehangatan karena cuaca begitu dingin pagi ini. Lingkaran hitam yang terlihat samar dibawah mata membuat Baekhyun memutuskan untuk menggunakan kaca mata hitamnya. Dia tidak cukup tidur semalam, pikirannya tidak tenang semenjak menerima bunga tanpa nama pengirim. Dia merasa diawasi, siapapun itu dan kejadian kemarin sedikit mengingatkannya pada peristiwa percobaan penculikan terhadapnya, dan itu cukup membuat Baekhyun sedikit trauma.
Hari ini Baekhyun akan berangkat ke Forks bersama dua pengawalnya dan baru saja membuat panggilan telepon dengan eommanya, sekedar untuk pamit memberitahu bahwa dia akan berangkat ke Jeju. Ya, Baekhyun berbohong. Tidak ada yang boleh tahu perihal keberangkatannya pagi ini ke Forks. Kecuali dua temannya, Kyungsoo dan Younghoon. Baekhyun membutuhkan mereka untuk mengarang cerita bahwa dia berangkat ke Jeju bersama temannya dengan dalih berlibur bersama.
Baekhyun tidak terbiasa berbohong sesungguhnya. Tapi dia takut jika sewaktu-waktu Chanyeol menelpon eommanya dan bertanya kemana Baekhyun pergi.
Baekhyun kembali menatap layar smartphonenya yang menyala dengan nama kontak Chanyeol tertera disana. Dia bimbang haruskah dia juga memberitahu Chanyeol tentang keberangkatannya ke Jeju.
"Tuan, pesawat anda akan melakukan penerbangan sebentar lagi" ucap Sangyeon menyentak lamunannya.
"Aku mengerti" ucap Baekhyun lalu memasukkan kembali smartphonenya. Mungkin dia akan memberitahu Chanyeol besok saja.
.
.
.
Baekhyun sampai di bandara Quillayute-Forks ketika sore hari. Tubuhnya begitu lemas saat Baekhyun turun dari pesawat, beruntung dia membawa kedua pengawalnya untuk ikut bersama. Baekhyun menghempaskan punggungnya begitu dia duduk dimobil. Dia telah menyuruh Shinwan untuk mencarikan hotel yang berbeda dengan Chanyeol beberapa hari sebelum keberangkatan mereka, memakan waktu setengah jam perjalanan untuk sampai dari bandara ke hotel dan itu tidak membuat Baekhyun semakin baik.
"Saya khawatir, tuan yakin tidak ingin saya memanggil dokter kesini ?" ucap Sangyeon setelah meletakkan koper-koper Baekhyun. Baekhyun menggeleng menanggapinya. Dia hanya kelelahan karena hampir 12 jam dipesawat, itu saja.
"Aku baik-baik saja" jawab Baekhyun begitu jengah. Pasalnya pengawalnya itu terus menanyakan hal yang sama padanya semenjak mereka dimobil.
"Kalau begitu saya akan memanggil room service"
"Tidak, jangan. Aku bisa sendiri"
Dengan berat hati Sangyeon meninggalkan Baekhyun dengan membawa perasaan khawatir karena tuannya begitu pucat semenjak mereka mendarat di Forks. Tapi tidak ada yang bisa dilakukan Sangyeon selain mematuhinya.
Malamnya Baekhyun meminta Shinwan untuk menemuinya.
"Apa saja jadwal Chanyeol besok ?" tanya Baekhyun tanpa basa-basi setelah Shinwan mendudukan tubuhnya dihadapan Baekhyun.
"Makan siang bersama koleganya dan setelahnya memiliki pertemuan privat dengan Yoo Rachel"
Baekhyun menaikkan alisnya ketika mendengar kata 'privat' dari mulut Shinwan. Kata itu tidak terdengar baik ditelinganya. Kenapa harus privat ?, pikirnya.
"Mengenai informasi yang kau kirimkan padaku, benarkah Chanyeol dan wanita itu kenal baik saat diluar negeri ?"
"Saya tidak bisa mengatakan mereka mengenal baik atau tidak. Namun Presdir dan Yoo Rachel berada di klub kampus yang sama kurang lebih hampir 2 tahun"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST STEP (completed)
Romance[SEQUEL OF PERFECT 10] Matanya berpendar diatasku, bibirnya tertarik membentuk senyuman. "Chanyeol, apa itu ?" "Konsekuensimu tentu saja" "Chanyeol mhh.., Chanyeol tidak" "Aku tahu kau menyukainya, jangan bersikap seolah kau tidak" "Aaahh !" "Go on...