Chapter 22

4.6K 377 65
                                    

"Aku baik-baik saja Chanyeol..". Baekhyun kembali mengulangi ucapannya, meyakinkan pria itu kembali ketika mereka telah sampai didepan gedung dimana Baekhyun akan mengikuti kelasnya.

Tentang Forks , mereka telah kembali dari sana kemarin. Sejak Baekhyun menceritakan kepada Chanyeol perihal kiriman buket bunga dan panggilan yang diterima Baekhyun malam itu, dirinya menjadi begitu resah. Ditambah pagi ini, Baekhyun mengalami morning sick sampai Chanyeol harus menggendongnya kembali ke ranjang karena terlalu lemas.

Sebenarnya Chanyeol tidak setuju Baekhyun masuk hari ini dan menyuruh pria mungilnya itu untuk beristirahat saja dirumah. Tapi Baekhyun dengan sepaket keras kepalanya terus mengatakan bahwa dia akan tetap masuk dengan dalih harus maju presentasi hari ini sekalipun Chanyeol mengatakan bahwa dia akan mengurus ijinnya untuk tidak masuk. Oleh karena itu perasaan Chanyeol semakin bertambah buruk.

"Hei, tersenyumlah, ini masih pagi Tuan Park"

Baekhyun yang beberapa hari yang lalu diteror dan tubuhnya yang lemas pagi ini karena morning sick, apa hal bahagia sehingga Chanyeol bisa tersenyum hari ini ?. Tidak ada.

Sambil mendengus dengan kasar, Chanyeol menarik kedua tangan Baekhyun. Seulas senyum tersesungging di garis wajah Baekhyun ketika merasakan usapan lembut jemari Chanyeol pada punggung tangannya.

"Berjanjilah, jaga dirimu dengan baik, telpon aku jika terjadi sesuatu, jika kau mulai merasa pusing atau apapun. Langsung beritahu aku, mengerti ?". Baekhyun kemudian terlihat berpura-pura berpikir walau sebenarnya saat ini dia tengah menahan kekehan gelinya.

"Aku bersama tiga pengawalmu, lihat ?" ucap Baekhyun menunjuk Sangyeon, Juyeon dan Shinwan yang berdiri diluar mobil lengkap dengan pakaian casual layaknya seorang mahasiswa.

"Dear.."

"Aku mengerti, aku mengerti". Kemudian tangan Chanyeol menarik tengkuk Baekhyun untuk menyambut bibirnya, mengulumnya dengan lembut, kemudian menarik diri.

"Jam 2, bukan ?" tanya Chanyeol sambil mengelus sisi kiri pipi Baekhyun. Tersenyum tipis ketika merasakan pipi pria mungilnya semakin hari semakin penuh.

"Chanyeol, kau tak perlu menjemputku sungguh. Bukankah kau ada pekerjaan ?, kau baru kembali hari ini"

"Jangan khawatir, Minho bisa menghandle sisanya"

"Ah.. aku jadi sedikit kasihan pada Minho-ssi"

"Itu sudah tugasnya"

"Termasuk menerima pekerjaan yang seharusnya dikerjakan pimpinannya ?"

Apakah mereka akan berdebat dipagi hari tentang apa yang dilakukan seorang sekretaris ?. Chanyeol tidak percaya ini, tapi nyatanya dia memang menikahi pemilik dua sabit indah dengan kepala sekeras batu dan mulut pintarnya.

"Ini masih sangat pagi berdebat didalam mobil untuk hal tidak penting". Baekhyun sedikit meringis menyadari jika mereka memang terlihat akan berdebat.

"Masuklah, semoga presentasimu berjalan dengan lancar" ucap Chanyeol setelah sebelumnya mengecup kening Baekhyun agak lama.

"Baiklah, sampai nanti" ucap Baekhyun lalu keluar mobil, berjalan memasuki gedung fakultasnya diikuti tiga pengawal Chanyeol.

.

.

.

Baekyun menyeruput jus strawberry yang tadi dia beli dari kantin. Menyandarkan punggungnya pada kursi dengan lesu.

"Kau benar-benar melakukan yang terbaik tadi dan Ya !, berhenti menghela napas" ucap Younghoon.

THE LAST STEP (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang