Chapter 11

5.3K 424 25
                                    

Sapuan bibirnya bergerak menyusuri kaki telanjangku. Aku hanya menggunakan baju karena Chanyeol telah menarik turun seluruh kain yang menutupi kakiku . Dia begitu berhati-hati ketika tengah menggodaku terlihat bagaimana lidah panasnya membuat gerakan menjilat dengan sangat pelan, sangat frustasi. Phoenixnya beberapa kali melirik keatas dimana wajah penuh keputusasaanku begitu terlihat menyenangkan di matanya.

"Chanh.." lenguhku ketika ciumannya berpindah ke bagian paha dalamku.

Hembusan napas hangat Chanyeol menyentuh kulit pahaku, membuat tubuhku meremang. Lingkaran gairah mulai bergerak menuju pusat tubuhku. Berikutnya kedua mataku melotot begitu lebar ketika tiba-tiba penisku telah berada didalam gua hangat Chanyeol. Bibirnya tersenyum miring ketika aku membuat suara desahan begitu keras. Wajahku begitu merah, sedang mulutku terbuka.

"Ahh Chanyeol cha-ah !"

Kedua tanganku begitu kepayahan ketika mencoba meremat kedua sisi disampingku karena sekarang aku berada diatas meja Chanyeol. Meja kerjanya. Gila, tapi siapa peduli ketika batinku telah meronta-ronta dengan tidak sabaran didalam sana ingin segera menjemput surga dunia. Chanyeol mempercepat kulumannya, menyedot penis yang berada didalam mulutnya begitu kuat, karena -oh, Chanyeol. Aku mendesah begitu keras. Tanganku bergerak kedepan, menyusuri surai Chanyeol, mengeratkan jari-jariku yang telah kebas disana ketika Chanyeol menjadi begitu brutal. Tubuhku bergetar dan gairah telah mengumpul mengambil alih akalku. Mengejar hedonisme tak berujung, aku dibuat lupa dunia. Berlebihan ?. Tidak, jika ini tentang bagaimana mahirnya mulut pria didepanku yang membuatku gila. Gila.

"Ah ! Chanyeol !" Begitu keras bersamaan dengan cairan hangat yang menyembur memenuhi mulut Chanyeol.

Aku begitu lemas, tapi tangan Chanyeol segera menarikku kebawah, jatuh diatas pangkuannya lagi kemudian meraih bibirku begitu tergesa-gesa. Menciumku begitu dalam, melumatnya sesekali. Lidahku bisa mengecap rasa dari cairan spermaku sendiri, bibir Chanyeol, dan gairahku. Sempurna.

"Mmhh.." lenguhanku terdengar disela gigitan gigi Chanyeol pada bibirku.

Chanyeol menarik belah bibir bawahku pelan sebelum melepaskannya. Panas hembusan napas kami saling bersahutan. Kedua lenganku yang melingkar dileher Chanyeol mencoba menariknya kembali kedalam pagutan, tapi Chanyeol dengan senyum tipisnya malah memundurkan kepalanya. Membuatku mengerucutkan bibirku tanpa bisa kutahan. Aku ingin menciumnya, aku ingin bibirnya, aku sangat merindukannya. Aku bisa melihat Chanyeol menahan senyumnya.

"Channie~" , rengekku.

"Hm ?"

"Cium" ucapku dengan mencebikkan bibir.

"Ini sudah malam" ucap Chanyeol.

"Lalu ?"

"Ini waktunya tidur". Aku menggeleng begitu keras.

"Aku mau kau~", rengekku kembali. Chanyeol menggeleng.

"Dear, aku minta pengertianmu. Aku begitu lelah hari ini dan kita juga harus tidur. Kau akan mendapatkanku tapi tidak malam ini, oke ?"

"Kau lelah ?. Kau lelah denganku ?. Apa aku melakukan kesalahan lagi ?, kupikir kita telah berbaikan Chanyeol.. Apa.. apa jangan-jangan kau sudah bosan denganku ? Kau tidak kan ?". Pikiran itu benar-benar tidak bisa kucegah.

Chanyeol begitu terkejut untuk sepersekian detik ketika aku mengatakannya tapi kemudian berganti dengan senyum hangatnya.

"Hei.. hei, tidak. Astaga Baekhyun, tentu saja tidak. Itu hal yang paling mustahil jika aku bosan denganmu. Aku bukan lelah padamu Dear.. Aku lelah karena pekerjaan kantor, tubuhku benar-benar lelah dan aku harus istirahat. Sekarang aku sedang meminta pengertianmu"

THE LAST STEP (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang