Chapter 15

4.8K 402 35
                                    

Aku telah menyibukkan diri didapur sejak jam menunjukan pukul enam pagi. Aku tahu, terlalu pagi. Tapi berdiam diri dikamar atau terbaring disamping Chanyeol yang masih terlelap adalah hal terakhir yang ingin kulakukan. Bukan berarti aku tidak menyukai bagian dimana aku menatap wajah damainya ketika tidur. Aku akan dengan senang hati melakukannya, tapi otakku belum bisa mengenyahkan ingatan tentang peristiwa semalam. Aku harus benar-benar melakukan sesuatu untuk mengalihkan perhatianku dan memasak sarapan tidak terdengar buruk. Lagipula sudah lama aku tidak memasak, kali ini benar-benar memasak tanpa bantuan seorang pun.

Tanganku tengah memotong kimchi pemberian ibu Chanyeol sambil menunggu daging sapi yang telah kurebus sebelumnya agar tidak begitu panas ketika nanti mengirisnya. Menyayangkan bagaimana Bibi Yoon jarang menggunakan kimchi tiap memasak, menjadikan kimchi itu masih terlihat banyak. Setelah menyisihkan kimchi yang telah kupotong, aku mengambil bawang putih dan menggepreknya dengan pisau juga memotong beberapa daun bawang juga jahe. Menyalakan api, aku segera mengiris daging sapi menjadi tipis-tipis agar nanti bumbunya dapat meresap. Lalu menumis semua bahan yang telah kupotong dengan satu sendok mentega, tidak lupa aku menambahkan satu gelas air dan mengatur api menjadi lebih kecil. Lalu memasukkan bubuk cabai, tidak terlalu banyak karena mungkin Chanyeol tidak terlalu suka makanan pedas dipagi hari, lalu mengaduknya.

Kemudian aku segera memutar keran air wastafel untuk membersihkan tanganku, meraih pisau lalu memotong tahu menjadi balok-balok yang tidak terlalu besar. Tubuhku bergeser ke kanan, memutuskan untuk memasak yang lain sambil menunggu kimchi jiggae yang kubuat matang. Tanganku meraih lobak putih yang sebelumnya telah kucuci untuk kupotong dengan ukuran yang hampir sama dengan irisan tahu. Kemudian memasukkan ikan Pollock, daun bawang, tahu yang telah kupotong, lobak dan tidak lupa taoge yang dimasak bersama kaldu ikan kedalam panci.

Tubuhku bergerak kesamping untuk mencicipi rasa kimchi jiggaeku, merasakan apakah ada yang kurang. Setelah memastikan puas dengan rasanya, aku mengaduknya sebentar, kemudian mematikan api karena telah matang. Chanyeol mabuk semalam,aku sempat berpikir untuk membuatkan sup rumput laut untuknya tapi melihat kimchi pemberian ibu didalam kulkas masih sangat banyak maka aku memutuskan untuk memasaknya.

Jam telah menunjukan pukul tujuh pagi. Menyeka tanganku yang sedikit basah pada apron sekenanya, aku meraih smartphone untuk menelpon Minho. Biasanya Chanyeol akan berangkat kerja jam setengah delapan dan dia orang yang tepat waktu, sebenarnya terlalu bertanggung jawab pada waktunya. Itu bagus karena bagaimanapun dia seorang Presdir. Tapi melihatnya begitu kacau semalam, aku berpikir untuk membuatnya libur sehari. Panggilanku terangkat pada dering ketiga.

"Selamat pagi Tuan Park"

"Err.. selamat pagi", telingaku belum juga terbiasa mendengar orang menyebut marga Park dan seharusnya aku terbiasa.

"Ada yang bisa saya bantu ?. Saya baru saja akan menelpon Presdir"

"Minho, bisakah dia mendapatkan libur hari ini ?"

"Maaf ? tapi.. Bagaimana saya mengatakannya, presdir telah membatalkan meeting ini sebelumnya dan menggantinya dihari ini. Juga beliau memiliki janji temu dengan koleganya dari Taiwan siang nanti"

"Aku tahu kau bisa mengaturnya kembali, dia.. harus benar-benar istirahat hari ini. Please ?" ucapku sambil mematikan kompor karena sup ikan yang telah kumasak telah matang.

"Apakah presdir baik-baik saja ?"

"Ya, dia baik. Maksudku tidak sepenuhnya, kupikir terlalu kelelahan. Bisakah kau mengatur pertemuannya kembali ?, tapi tidak besok. Aku tahu kau bisa. Dia benar-benar harus libur hari ini"

"Uhh.. saya akan mengusahakannya. Semoga presdir lekas sembuh"

"Ya, terimakasih atas bantuanmu"

THE LAST STEP (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang