Chapter 16

5.3K 378 26
                                    

"Baekhyun !" suara teriakan Chanyeol terdengar dari lantai bawah.

"Aku turun !" sahutku masih berusaha mencari buku pengantar mata kuliah kelas Luhan gyosunim bab pertama yang kupinjam dari perpustakaan lusa lalu didalam kamar. Sial, dimana aku menaruhnya terakhir kali ?, batinku menggerutu didalam sana.

"Dear !" teriak Chanyeol kembali dan aku mengerang. Terserah, aku akan meminjam Kyungsoo saja. Meraih tasku asal-asalan, aku membuka pintu kamar untuk segera menyusul Chanyeol.

"Aku datang !" sahutku kemudian sedikit berlari ketika menuruni tangga.

Chanyeol telah berada dibawah sana dengan pandangan yang terus mengarah pada jam tangan di pergelangan kirinya. Terlihat sedikit gelisah karena ini memang sudah waktunya Chanyeol pergi ke kantor.
Tangan kanannya kini tidak lagi terbalut perban. Walaupun aku telah melarangnya, Chanyeol bersikeras bahwa lukanya telah kering dan mengatakan bahwa tidak masalah jika dia melepas perbannya. Aku pada akhirnya mengalah menghadapi sifat keras kepala Chanyeol.

"Maaf, membuatmu menunggu", cicitku sedikit merasa bersalah.

"Nah, tidak apa-apa. Apa yang membuatmu berkeringat, heum ?" ucap Chanyeol sambil mengecup pelipis sisi kiriku kemudian menyeka sedikit keringat pada keningku.

"Aku mencari buku pengantar mata kuliahku. Aku lupa dimana terakhir meletakkannya, kupikir aku akan meminjam buku Kyungsoo saja hari ini. Ayo, bukankah kau sudah terlambat ? "

"Sampul warna biru ?". Aku mengeryit mendengar pertanyaannya.

"Ya, bagaimana kau tahu ?"

"Tunggu sebentar" ucap Chanyeol lalu bergegas pergi meninggalkanku dalam kebingungan.

"Tuan.. anda membutuhkan sesuatu ?" ucap Bibi Yoon yang tiba-tiba muncul dari dapur membuatku sedikit terkejut.

"Astaga, t-tidak"

"Baiklah, saya permisi"

Aku mengangguk sedikit kaku ketika bibi Yoon pergi. Tidak lama kemudian Chanyeol kembali sambil membawa dua buku yang begitu familiar untukku.

"Ini ?" , tanganku menerima dua buku itu saat Chanyeol menyodorkannya.

"Ya, dimana kau menemukannya ?"

"Diatas meja di ruang kerjaku"

Bodoh. Semalam aku memang belajar di ruang kerja Chanyeol, sekedar menemaninya saat mengerjakan pekerjaan kantor yang dikirimkan oleh Minho karena dia absen sehari.

"Benar, bagaimana bisa aku melupakannya"

"Kita berangkat ?", sambil mengulurkan tangannya. Aku tersenyum lalu menerima uluran tangan Chanyeol. Menautkan tangan kami begitu erat disana.

"Ya, tentu. Ayo" ucapku.

.

.

.

Kami turun dari mobil saat telah sampai di depan Universitasku. Tapi kemudian aku mengeryitkan dahi ketika melihat Sangyeon bersama pria asing disampingnya. Bagian yang tidak kumengerti adalah dimana mereka tetap berdiri didepanku dan Chanyeol setelah membungkuk dan memberi salam.

Mahasiswa lain yang berlalu lalang telah melemparkan pandangan penuh tanya mengenai apa yang dilakukan tiga pria berjas hitam kantoran disekelilingku, didepan Universitas, mungkin. Entah kenapa itu membuatku tidak nyaman.

"Tuan Baekhyun, Juyeon " ucapnya pria itu lalu menyodorkan tangannya untuk menjabat tanganku.

"Baekhyun" ucapku menjabat tangannya sedikit ragu. Apakah mereka bersaudara ?.

THE LAST STEP (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang