Jam dinding di kamar yang didominasi warna putih itu menunjukan pukul 2.30 pagi saat Baekhyun mengayunkan badannya ke kanan dan kekiri dengan malaikat kecil yang berada didalam gendongannya. Melalui bibirnya terdengar senandung lirih sebuah lagu yang Baekhyun ingat didalam kepalanya. Berusaha agar babynya itu segera tertidur pulas.
Setengah jam yang lalu Baekhyun terbangun akibat suara tangisan begitu kencang dari kamar putranya. Naluri keibuannya langsung terjaga dan pria mungil itu langsung berlari menuju kamar bayinya. Kemudian menemukan bahwa popok bayinya itu penuh sehingga Baekhyun segera menggantinya untuk membuatnya nyaman kembali.
Sejak Baekhyun keluar dari rumah sakit, baik eomma maupun ibu mertuanya itu banyak membantunya belajar untuk mengurus bayinya dengan baik. Mulai dari mengganti popok, cara memandikannya, mempelajari tanda dari gerak-gerik bayinya dan masih banyak lagi. Walaupun di minggu pertama setelah dia keluar dari rumah sakit Baekhyun harus rutin mengikuti terapi agar motoriknya segera membaik, tapi dia tetap menyempatkan untuk selalu bersama bayinya.
Enam bulan telah berlalu. Pangeran kecil mereka itu telah tumbuh dengan baik. Beberapa waktu yang lalu Baekhyun mendapati kakinya mulai menendang-nendang berusaha untuk merangkak dengan menopang tubuhnya.
Baekhyun masih menepuk-nepuk bokong putranya dengan tangan kanannya ketika mendengar samar-samar suara Chanyeol dari kamar mereka. Baekhyun melirik putranya yang terpejam dengan napasnya yang teratur. Dengan perlahan Baekhyun meletakkan putranya itu kedalam baby boxnya setelah memastikan tidurnya telah benar-benar pulas.
“Goodnight baby” lirih Baekhyun setelah memberi kecupan lembut diatas kening putranya.
Baekhyun membuat langkah selirih mungkin saat keluar dari kamar anaknya. Menutup pintunya dengan pelan, begitu hati-hati. Kemudian derap langkahnya berubah tergesa-gesa saat suara rintihan Chanyeol semakin terdengar jelas.
Ketika Baekhyun memasuki kamarnya, suaminya itu telah menangis dalam tidurnya. Tangannya mengepal, dari bibirnya terdengar ucapan maaf yang terus diulang. Hati Baekhyun kembali merosot jatuh saat Chanyeol kembali mendapatkan mimpi buruknya.
Baekhyun segera membawa tubuhnya untuk menaiki ranjang dan menangkup rahang pria didepannya dengan kedua tangannya. Keringat menghiasi dahinya sedangkan sungai kecil itu mengalir dari sudut matanya yang terpejam.“Chanyeol.. Chanyeol bangun”
“Maaf.. maafkan aku”
Baekhyun memejamkan matanya ketika mendengar kalimat permintaan maaf itu kembali. Hal ini bukan pertama kalinya. Terkadang Chanyeol hanya akan menangis dalam tidurnya. Padahal seingat pria mungil itu selama ini Chanyeol hampir tidak pernah mendapatkan mimpi buruk lagi sejak bulan madu mereka. Jadi Baekhyun sedikit bingung saat Chanyeol kembali bermimpi buruk dalam beberapa bulan ini hingga suaminya itu kini memiliki jadwal rutin untuk menemui dengan dokter Wang, sekali dalam satu minggu.
Baekhyun menyeka air mata di atas pipi suaminya. Kemudian tangan kanannya dia letakkan diatas lengan Chanyeol untuk mengguncangnya dengan kuat.
“Chanyeol please.. Sayang kumohon bangun”, ucap Baekhyun sambil mengguncangnya sekali lagi.
Kemudian sepasang phoenix itu akhirnya terbuka. Baekhyun menghembuskan napasnya, tidak menyadari bahwa sedari tadi menahannya. Mulut Chanyeol terbuka, napasnya tersengal. Baekhyun meletakkan lengannya untuk menyangga tubuhnya. Kemudian tangan kanannya bergerak mengelus dada Chanyeol untuk menenangkannya.
Chanyeol membawa pandangannya keatas untuk menatap kedua sabit terang yang sedari tidak melepaskan pandangannya pada sepasang pheonixnya.
“Baekhyun..”
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST STEP (completed)
Romance[SEQUEL OF PERFECT 10] Matanya berpendar diatasku, bibirnya tertarik membentuk senyuman. "Chanyeol, apa itu ?" "Konsekuensimu tentu saja" "Chanyeol mhh.., Chanyeol tidak" "Aku tahu kau menyukainya, jangan bersikap seolah kau tidak" "Aaahh !" "Go on...