Suara tembakan secara beruntun terdengar didalam ruangan bawah tanah. Pelakunya tidak lain adalah Chanyeol yang telah seperti kesetanan ketika melepaskan tembakan pada engsel pintu didepannya dengan brutal membuat beberapa polisi datang menyusul. Sebelumnya, Chanyeol telah berusaha untuk menendangnya mati-matian tapi pintu itu terlampau kuat. Sehingga Chanyeol tidak memiliki pilihan selain menembak engselnya hingga akhirnya hancur.
Kemudian Chanyeol segera menendang pintu itu dengan kakinya. Tepat ketika pintu itu terbuka, pemandangan yang tertangkap kedua netranya membuat hati Chanyeol terasa luruh seketika dibawah kakinya. Didalam ruangan sempit dan minim ventilasi itu dia mendapati tubuh suaminya terikat disebuah kursi dengan baju yang telah kusut penuh debu hingga robek dibeberapa bagian, menutupi hanya sebatas pahanya sedangkan bagian bawahnya tidak memakai apapun selain celana dalam. Chanyeol yang merasa jiwanya telah melayang dengan kaki yang gemetar perlahan mendekat kearah Baekhyun, berjongkok didepan pria mungilnya. Jubah mantelnya dia lepas dan segera menutupi tubuh Baekhyun.
Dengan tangan gemetar, Chanyeol berusaha membuka ikatan pada tubuh malaikatnya itu. Air mata telah menuruni pipinya ketika melihat beberapa lebam di kaki, lengan, pipi, tepi bibir yang robek dan yang paling parah adalah pergelangan tangan suaminya yang membiru hampir seperti terkoyak.
Tubuh Baekhyun jatuh dipelukan Chanyeol tepat setelah Chanyeol melepaskan ikatan terakhir ditubuh Baekhyun. Chanyeol membawa kepalanya untuk dia letakkan tepat dimana jantung pria mungil itu berada.
Deg.. deg.. deg..
Kedua tangannya memeluk pria mungilnya lebih erat ketika suara detakan jantungnya terdengar.
"Maaf aku terlambat, maafkan aku Baekhyun.."
Sehun yang berdiri tidak jauh darisana hanya dapat menundukkan kepalanya ketika mendengar tangisan pilu dari bibir temannya. Ini adalah pertama kalinya bagi Sehun melihat Chanyeol menangis. Bahkan dulu saat membelanya dari anak-anak yang menganggunya, Chanyeol yang mendapatkan pukulan-pukulan di wajahnya tidak pernah menangis didepannya. Chanyeol selalu menjadi seseorang yang kuat dimata Sehun. Namun hari ini dia tahu, bagaimanapun kuatnya seseorang, akan ada waktu dimana orang itu terjatuh dan menangis.
Manusia tetaplah manusia, mereka menangis saat jatuh, kemudian berusaha untuk berdiri kembali. Walaupun tahu bahwa mereka akan terjatuh kembali dikemudian hari, tapi mereka selalu ingat untuk berdiri lagi dan lagi.
"Dear, kita pulang, hm ?. Disini terlalu dingin dan aku tahu kau membencinya" lirih Chanyeol.
Chanyeol menyeka airmatanya. Hatinya begitu sakit saat Baekhyun hanya terdiam, belum juga sadar. Hatinya seperti dihantam sebuah beton kala melihat lebam diseluruh tubuh pria mungilnya itu sekali lagi. Perlahan, Chanyeol mengangkat tubuh seringan bulu itu dengan kedua lengannya.
Sehun dan rekan-rekannya seolah mengerti menghindar untuk memberi jalan Chanyeol keluar dari ruang bawah tanah itu. Tatapan Chanyeol begitu kosong, kata-kata tidak bisa menjelaskan bagaimana amarah, penyesalan, kerinduan itu bercampur menjadi satu di sudut terdalam hatinya.
"Chanyeol.." lirih Park Seungheon ketika melihat anaknya itu akan melangkah keluar dari gedung bekas pabrik sambil membawa tubuh menantunya yang lemas itu diatas lengannya.
"Chanyeol maafkan ayah" ucap Park Seungheon dengan raut bersalahnya. Sedangkan Nyonya Park yang mengelus lengan suaminya itu tahu benar penyesalan suaminya.
Tadi, setelah Chanyeol pergi menuju ruang bawah tanah, Jang Sungwon mengatakan sesuatu yang membuatnya ketakutan.
Flashback
"Lihat ?. Aku bisa membayangkan bagaimana bencinya putramu itu padamu Park setelah ini. Kekasih hatinya terluka hanya karena dendam seseorang pada ayahnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST STEP (completed)
Romance[SEQUEL OF PERFECT 10] Matanya berpendar diatasku, bibirnya tertarik membentuk senyuman. "Chanyeol, apa itu ?" "Konsekuensimu tentu saja" "Chanyeol mhh.., Chanyeol tidak" "Aku tahu kau menyukainya, jangan bersikap seolah kau tidak" "Aaahh !" "Go on...