part 37

2K 250 15
                                    

Selamat membaca

Zion melepas dengan paksa tangan joseph yang bertengger di kerah bajunya. Zion masih mencoba bersabar.

"aku tidak ingin ada yang mati sebenarnya, bukankah terasa lebih sakit bahwa kalian merasakan penyesalan yang teramat dalam dulu sampai kalian merasa bosan untuk hidup?" joseph benar-benar takut, aura zion sangat berbeda dengan dulu. Harusnya ia tahu, zion tidak pernah main-main dalam perkataannya.

Zion tidak pernah menantang kematian didepan joseph.

"ok, jika kau belum mati maka aku akan menunggumu mati." celetuknya kembali membuka handphone bahkan zion mulai berjalan ke jendela.

"rory, kuasai cctv lebih lama lagi. Aku ingin menyaksikan dia mengakui semua dosa-dosanya perlahan." ujar zion dengan alat komunikasinya yang langsung dijawab iya oleh aurora.

Rumah sakit bahkan belum menyadari kekacauan yang dibuat oleh zion untuk para penjaganya. Tenang saja,jika bukan jadwal pemeriksaan takkan ada siapapun yang datang. Kecuali keluarga Dergion sendiri.

"om yunoh orang baik, dia bahkan ditinggal istrinya meninggal. Hanya karena diperbudak setan. Kau melukai banyak perasaan." zion mulai menyinggung permasalahan juga menunggu respon dari eyden sendiri.

"tim penyidik sebenarnya menemukan arsenik di minumannya. Tiranimu begitu kuat ya hingga membayar semua orang untuk menutupi kebenaran pada publik." zion menatap joseph dari jauh, jika boleh jujur zion ingin membuka luka lama sebenarnya. Luka yang dibuat oleh joseph sendiri,lalu ia taburi garam agar rasa penyesalan dan sakit kian kuat dalam diri joseph.

"julian, morgen dan martino dalangnya. Aku hanya terpaksa." ucap joseph masih membela diri.

Zion tertawa sarkas. Zion bahkan hingga memijit kepalanya sendiri saking menurutnya lucu.

"apa saat membunuh yunoh kau sedang berada dalam kendali?aku tertawa mendengar alasanmu. Yang merencanakan memang mereka bertiga tapi yang membunuh yunoh bukankah hanya dirimu seorang?"

Joseph mulai menangis, tangisan penyesalan yang memilukan. Tangisannya mengalun pada pendengaran eyden dan zion.

"bisakah kalian tidak menyiksa batinku seperti ini?"

"keluargaku tersiksa selama 20 tahun karena kematian ayah yang tidak adil. Dan kau-----kau baru merasakan penyiksaan batin dalam kurun waktu sejam kau sudah marah?lalu apa sekarang salahkah jika yovinson punya dendam yang begitu besar?"

Bagaikan di skakmat oleh eyden, joseph kembali bungkam.

"selama 20 tahun terakhir hidupmu bahagia dan tenang ya?" tanya eyden lagi dengan memandang joseph penuh air mata.

"aku dan zion bahkan kesini bukan ingin mengambil nyawamu. Kami manusia biasa, kami punya hati tidak sepertimu!kami hanya ingin------hanya ingin sebuah pengakuan dosa, apa itu salah?apa itu berat untukmu?"

Zion hanya diam menyaksikan kemarahan eyden yang sedang meledak-ledak tapi masih mencoba sabar menghadapi joseph. Baru kali ini zion melihat sisi emosional eyden.

Dada zion menjadi sesak, eyden,anak dari yunoh yang menjadi korban. Ia hanya ingin pengakuan, tidak ingin membalas hal yang sama.

Zion memukul-mukul dadanya. Ini bertentangan dengan diri zion sendiri sebenarnya. Ia hanya anak baik yang ingin hidup tenang, tapi ia harus menuntaskan semua ini. Ia yang memulai,maka ia juga yang harus menyelesaikan. Tidak peduli bagaimanapun akhirnya nanti.

"aku takut bertemu dengan yunoh..., aku sudah tidak punya wajah jika bertemu dengannya." celetuk joseph yang sempat dilanda diam.

"yunoh tidak akan menghukummu, buat apa kamu takut padanya? Kamu punya urusan sendiri dengan Tuhan." ujar zion yang jauh lebih tenang dengan suara yang agak bersahabat.

Reyzion {END}√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang