part 35

2K 244 8
                                    

Selamat membaca

"makasih ya buat hadiah natalnya."ungkap terima kasih adelyn pada yafa.

"itu hadiah dari mama zia, aku belum memberikan apa-apa untukmu." balas yafa tersenyum tipis.

"kalung yang bagus."puji adelyn dan saat itu juga yafa baru menyadari kesalahannya.

"persis sama kayak punya lyn, kalian beli bareng ya?" tanya adelyn yang membuat yafa makin menyadari kenapa zion melarangnya menggunakan kalung ini diluar. Ini kalung spesial milik zion dan lyn.

"b-bun, aku balik ke kamar zion dulu ya."

Yafa langsung buru-buru lari ke kamar zion sebelum anak itu keluar dan....

Sial!habis sudah.

Zion ada didepannya melipat tangan di dada dengan wajah serius. "lupa sama larangan gw?"

"maaf.."cicit yafa, agak degdegan jika dihadapkan dengan zion yang serius.

"terus tadi lo lihat lyn gak?"

"nggak.kenapa?takut lyn salah paham ya?"

Yafa seolah menyerangnya dengan pertanyaan itu. Yafa tersenyum jahil.

"bisa gak lo ga nanya hal-hal aneh ke gw?"

"nanya aneh?maksudnya kayak pertanyaan lo suka atau nggak sama lyn?"ledek yafa mengangkat sebelah alisnya.

Zion jadi salah tingkah. Secepat kilat zion menyodorkan tangannya. "give me.." pintanya dengan wajah yang serius lagi.

Yafa melepas kalungnya dan memakaikan ke leher zion. "dipakai biar si lyn juga seneng.." membuat zion agak bungkam.

Sialan!yafa membuatnya sedikit malu.


--

Zion membuka pintu kamar ini, kamar yang nuansanya sedikit feminim dan lucu.

"kalian bisa keluar!" suruh zion pada para maid dan pengasuh. Zion jalan perlahan ke ziva yang tengkurap di matras.

Zion mengangkat dan menggendong ziva, membuat bayi cantik itu senang dan mulai mengoceh tidak jelas. Sepertinya zion adalah objek yang menjadi favorit dari ziva.

Bau bayi khas ziva melebur dengan bau manis yang menenangkan dari zion membuat bayi itu semakin senang tapi wajah zion masih datar saja.

"Selamat natal ziva. Natal pertamamu bersama denganku, mungkin tahun-tahun berikutnya aku tidak bisa menjamin ada bersamamu."

Zion lalu melihat pada paperbag yang tadi ia bawa. Zion membukanya dan mengeluarkan boneka singa yang tampak seperti singa perempuan,sangat lucu.

"aku lebih suka kamu main sama boneka singa daripada boneka yang lain, kamu suka?" zion mengajak ngobrol ziva dengan wajah datarnya, tetapi ziva selalu membalasnya dengan senyuman seolah tengah berusaha meluluhkan hati kakak tersayangnya.

Ziva menyentuh boneka singa perempuan itu yang ukurannya hampir sama dengan tubuhnya.

"cepatlah tumbuh besar, mungkin aku akan membawakan singa yang sesungguhnya untukmu."

Dasar aneh!mana mungkin ia menyuruh adiknya bertemu dengan singa. Padahal adiknya sendiri sudah berada dalam kandang singa.

Lalu zion memasangkan gelang yang juga ada liontin tapi liontin ini berwarna merah. Cukup sederhana dan kecil.

"mungkin di masa depan kita akan berpisah, aku tidak selalu ada untuk menjagamu..."jeda zion dengan air mata yang mulai tumpah lagi. Sungguh, setiap melihat mata ziva yang selalu berbinar malah membuat jantungnya sesak.

Reyzion {END}√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang