part 20

2.5K 257 6
                                    

Selamat membaca

"dah sampai sini aja."

Arka mengantar zion dengan berjalan kaki dari angkutan umum ke kedai. Ya, sekarang arka tahu dimana ia tinggal hanya saja zion telah memerintahkan dirinya untuk tutup mulut. Arka yang memang akan selalu menuruti perkataan zion tidak bisa berbuat apa-apa selain menurutinya. Yang terpenting ia bisa memantau keadaan tuannya.

"Tuan punya cukup uang?" tanya arka, oh tentu saja hanya recehan yang ia punya.

"punyalah, gw kerja disini." arka hanya berohria.

"jika tuan butuh apa-apa..."

"iya, gw pasti bakal hubungin lo." potong zion.

Lalu arka cepat-cepat pergi dari sana, kelihatannya kedainya mulai ramai dengan pengunjung. Oh ya omong-omong lyn sudah pulang lebih awal karena kakek adi yang mulai kerepotan.

"berapa mie yang harus kubuat?" tanya zion, sedangkan lyn masih melayani.

"tujuh porsi makan disini dan dua porsi bungkus."


Ya mulailah kerja rodinya yang takkan berhenti hingga jam tutup datang.

19.00

Seperti biasa zion akan duduk dibelakang kedai dan mulai merasakan badannya sakit-sakit. Ia terlalu memaksakan, apakah tubuhnya tidak akan bereaksi?

"kamu terlalu memaksakan diri mu." zion tercekat ditempatnya, ia memandang jauh ke depan dimana ada sebuah wanita dengan dress mewahnya, siapa lagi kalau bukan adelyn.

Zion berdiri dari duduknya shok.
"Tante kenapa bisa ada disini?bukannya tante dari kemarin baru berangkat ke zurich?" adelyn tertawa gemas pada anak satu ini.

"aku bisa dimana saja semauku,sayang. Aku disini untukmu." lalu adelyn mengambil tempat duduk didekat zion.

"tante, ini kotor sayang dressnya zion ambilin kursi yang bersih dulu ya."

"udah gausah, kenapa sih? Baju masih bisa dicuci kan."

Ah zion melupakan satu hal, bahwa wanita satu ini sangat suka merendah. Jauh sekali dari image dan kehidupan mewahnya. Bahkan adelyn melepas perhiasan dan ikatan rambutnya, ia semakin terlihat cantik dengan kesederhanaan.

"enam bulan lagi..."jeda adelyn sambil sedikit menggumam. Zion menoleh ke arahnya.

"enam bulan lagi menuju kelahiran anak itu. Kamu akan datang?" tanya adelyn dengan nada serius.

"tentu saja, kenapa tidak? Akan sangat menyenangkan aku bisa memeluknya dan membisikkan bahwa ia-----ia lebih beruntung daripada diriku." adelyn mengepalkan tangannya kencang, tersirat kemarahan yang ia tahan.

"apa sekarang kamu akan berubah menjadi seorang kakak baginya?"

Zion menggeleng.
"bagaimana bisa aku menerima kedatangan seseorang yang telah menghancurkan keluargaku?"

Adelyn semakin menelisik, dugaannya selama ini benar akan anak ini.

"lalu apa kamu akan menyingkirkannya?ah atau maksudku membunuhnya?. Ia masih kecil, akan sangat mudah bagimu." adelyn harus sedikit memancing anak ini.

Zion tertawa kecil sambil menenggak sebotol air. "tante jangan pura-pura bodoh dihadapanku. Kau mendidikku selama dua tahun bukan untuk menjadikanku seorang pembunuh psikopat hanya karena pengkhianatan keluarga. Kau memberikanku pengetahuan semua akan lingkup keluarga seperti ini."

Ya adelyn tahu, ucapannya benar. Cepat atau lambat semesta pasti akan mendewasakan anak ini dengan cara apapun, entah dengan suka ataupun duka.

"awalnya aku kecewa denganmu karena kupikir kau akan memperalatku. Tetapi, kau ada maksud lain untuk menjagaku selama ini, dan aku lega. Alasanmu tidak seperti prasangka jahat yang aku pikirkan."

Reyzion {END}√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang