part 45

1.9K 238 5
                                    

Selamat membaca

"kalian habis darimana aja?" zion menatap terkejut saat yafa dan lyn masuk ke rumah dengan keadaan basah kuyup.

"mandi hujan." jawab lyn jujur, ah iya juga ya. Gadis ini memang akan selalu jujur kan.

Dan para maid membawakan mereka berdua handuk hangat. "gimana kalau nanti sakit?"

"ga akan zi." memang zion tahu lyn tidak akan sakit karena hujan. Tapi yafa? Yafa gampang sakit jika bermain hujan. Itu yang zion tahu.

Tapi zion bisa lihat bahwa yafa yang sepertinya akan sakit. Terlihat dari hidungnya yang mulai merah dan mulai bersin.

"yaudah nanti lo istirahat aja." kata zion ke yafa. Yafa hanya mengangguk patuh.

"anak keluarga valoren cantik ya?" celetuk lyn sambil berjalan ke tangga bersama zion meninggalkan yafa dibawah sendirian.

"cantik." jawab zion tak kalah jujur.

"kamu suka?"

"nggak."

"kenapa?"

Zion berhenti dan menatap aneh lyn. "kamu mau aku suka sama dia?"

Yah pertanyaan itu mampu membuat lyn diam, ada benarnya juga. "tadi kamu ngapain aja disana?" tanya lyn lagi.

"berkenalan dan mengobrol. Itu saja."

"boleh aku cemburu?"

"hah?"

---

"kamu mau kemana?" tanya morgen saat melihat varga membawa bundanya ke dalam mobil dan beberapa tas dan koper.

"membawa bunda jalan-jalan. Bunda mati bosan berada disini." ujar varga dengan cuek.

"atas izin siapa?"

"izinku, aku pewaris utama disini dan yang lebih penting aku anaknya."

Morgen skak dengan perkataan dari varga. "lalu aku dengan siapa disini?" tanya morgen dengan suara yang memelas.

Erssa baru saja keluar dari kamarnya. "kamu mau bawa bundamu kemana?"

"ke tempat dimana ia tidak akan sendiri lagi. Tempat dimana ia akan tersenyum."

Varga langsung menyuruh supir mengantarkan bundanya ke tempat yang sudah diberitahu,tinggalah ia disini.

"tidak ikut?" tanya erssa. "aku tidak pergi sekarang."

"aku ingin bicara denganmu varga,ini penting." suruh morgen lalu berjalan menuju ruang kantornya.

Dan varga mengikutinya. "ada apa?"

"jauhi zion!"

Varga hanya diam tidak tahu harus apa.

Mungkin saja di masa depan kita akan kembali menjadi musuh.

Perkataan zion mulai terngiang dikepalanya. Tidak! Ia sudah muak dengan ini, ia ingin berhenti. Ia ingin hidup bahagia dengan bundanya. Zion sudah tulus memaafkannya.

"tidak mau! Sudah cukup opa, aku tidak mau lagi menuruti semua ucapanmu."

Inilah yang paling ditakuti oleh morgen."kamu mulai percaya dengan anak itu?zion bukan anak yang baik!"

"lalu apa dengan aku menuruti semua ucapanmu aku menjadi anak yang baik?"

Morgen muak dan kesal dengan varga yang mulai berani membantahnya. Rasanya ia seperti terkhianati oleh cucunya sendiri.

Reyzion {END}√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang