Sebuah janji

90 16 4
                                    

~Tetaplah disini,sembuhkan lukaku.~

Setelah kepergian alan dan teman-temannya.
Kini nadine pun tengah berada diantara para anggota tim inti rexus. Bagaskara,Diki dan fahmi.

Yang ada dipikiran nadine sekarang.
Sejak kapan ervano memiliki geng?

Ervano melirik nadine yang seolah tak nyaman berada di antara teman teman nya yang lain yang membuatnya membuka suara.

"Nadine?".
Panggil ervano

Nadine pun menoleh kearah ervano.

"Kenalin ini temen gue".
Nadine beralih melirik teman teman ervano.

"Dia namanya fahmi_". Tunjuk ervano pada fahmi sedangkan fahmi hanya mengedipkan sebelah matanya yang membuat diki memutar bola mata malas.

"Dia diki, lo udah kenal kan?_".
Tujuk ervano pada diki.

Nadine mengangguk
"Udah".
Ucap nadine yang membuat diki tersenyum senang.

"Bahagia amat kek nya dia masih kenal sama lo".
Ucap fahmi kepada diki.

"Paansih!".
Jawab diki ketus.

"Dan terakhir, Dia Bagaskara__".
Tunjuk ervano pada bagas.

Bagas menatap nadine intens lalu mengangkat tangan kananya sejajar dengan kepala seolah menyapa.

Nadine yang ditatap begitu intens oleh bagaskara pun bingung, Apa maksud dari tatapan itu?.
Sebuah tatapan yang beda.
Sebuah tatapan yang seolah memiliki banyak arti. Namun entahlah, nadine juga tidak mengerti.

"Sejak kapan lo punya geng?"
Tanya nadine membuat ervano tersenyum tipis.

"Lo ngapain disini?".
Tanya ervano mengalihkan pembicaraan.

"Gue disuruh kesupermarket sama mamah".

Ervano menarik tangan nadine.
"Gue anter".

Ervano memberikan kode kepada temannya untuk balik lebih dulu.
Lalu pergi mengantarkan nadine kesupermarket.

Sesampainya disupermarket ervano duduk disebuah kursi yang berada didepan sana, sambil menunggu nadine selesai berbelanja.

Tak lama, nadine keluar dengan satu kantong plastik besar yang berisi bahan bahan makanan yang disuruh mamah tirinya tadi, dan satu kantong plastik kecil berisi obat P3k.

Nadine duduk disamping ervano lalu membuka obat P3k yang dibelinya tadi.

"Gue obatin".
Dengan perlahan nadine mengobati luka ervano.

"Maaf".
Ucap ervano tiba tiba yang membuat nadine menghentikan aktivitasnya.

"Maaf? Kenapa minta maaf?".
Tanya nadine heran

Ervano menatap nadine.
"Maaf gabisa lindungin lo".

Nadine tersenyum lalu mengangguk.
"Tapi_". Nadine menjada ucapannya yang membuat ervano menatap nadine heran.

"Gue gasuka liat lo luka lagi van. Cukup hati lo aja yang kena luka, fisik lo jangan".
Ervano tersenyum mendengar perkataan nadine.

"Kenapa?".
Tanya ervano membuat nadine menatap ervano heran.

"Kenapa lo gasuka liat gue luka?".
Nadine terdiam beberapa saat lalu menggelengkan kepalanya.

"Gue gatau,karna__".
Nadine menjeda ucapannya lalu menunduk.

"Gue juga ngerasa sakit kalo lo terluka". Cicit nadine pelan namun masih dapat terdengar oleh ervano tanpa aba aba ervanopun memeluk nadine.

Ervano menempelkan dagunya diatas kepala nadine.
"Lo mau bantu gue?".

Pelangi Untuk Vano [Selesai]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang