Hati dan sunyi

97 8 0
                                    

Kini semua terasa kosong
Seakan ada yang hilang dari hati
Kehadiranmu ternyata kebahagiaan yang tak pernah kusadari
Dan kepergianmu adalah hal yang selalu kusesali.

...

Entah sudah berapa jam Ervano hanya berdiri menatap keluar jendela kamarnya.
Saat keberangkatan Nadien pagi tadi, Nadien hanya diam memandang keluar jendela. Entah, apa yang dipikirkannya. Hatinya terasa kosong sekarang,
Benar ternyata 'Sesuatu akan terlihat berharga jika sudah tidak ada' Dan itu Ervano rasakan sekarang.
Ia menyesal, kenapa Ia tidak menahan Nadien? Kenapa ia tidak menciba memaafkan Nadien?

"Mau berapa lama lagi lo berdiri disitu? Gue yang cuma ngeliat lo doang ngerasa pegel tau rasanya" Tanya Fahmi lalu menyuapkan roti yang tinggal setengah itu kemulutnya.

"Sekarang lo nyeselkan?" Ucap Diki kepada Ervano,

Ervano hanya terdiam,"Gue gatau"Ervano menghela nafas,"Hati gue kerasa kosong waktu dia pergi," Ucapnya

"Percuma lo nyesel sekarang, gak guna. Kemana aja lo waktu dia tiap hari datengin lo buat minta maaf? Kemana hah? Kemana lo waktu dia butuh sandaran seseorang?hah Gaadakan, Dia selalu ada buat lo. Tapi apa lo selalu ada buat dia? Nggak!" Ucap Diki kesal

Ervano melirik kearah Diki,"Jaga omongan lo,"

"Apa? Lo mau mukul gue? Yang gue omongin fakta! Nadien orang yang baik, dan lo udah nyia nyain semuanya, lo gak pernah selalu ada buat dia, Tapi dia yang selalu nyediain waktunya buat selalu ada buat lo, lo sadar gak?!"

"Kalo gitu, kemana dia waktu gue lagi sekarat dirumah sakit hah?! Berduaan ama cowo lain disaat pacarnya sendiri lagi sakit, Itu yang lo bilang selalu ada?!"

"Lo__"

"ERVANO! KELUAR LO!" Perdebatan antara Diki dan Ervano terhenti saat ada seseorang yang memanggil nama Ervano dengan lantang.

Dengan segera keempat laki-laki itu berlari keluar dari kamarnya.

Saat baru saja keluar dari kamarnya Ervano dikejutkan dengan Alvin yang sudah mencengkram lengan Airin

Alvin tersenyum miring,"Kenapa nih cewek ada disini?"

"Lepas!" Airin berusaha melepaskan cengkraman Alvin, namun sial tenaga Alvin sangat besar.

"Apa urusan lo?! Lepasin dia!" Gertak Ervano

Alvin yang sudah terhalang Emosi mengencangkan cengkramannya yang membuat Airin meringis kesakitan.

"Kak Vano, tolong Airin__hiks"

Tiba tiba cengkraman tangan Alvin pada Airin mengendur, "Kak Vano?" Alvin mengencangkan cengkramannya menatap tajam kearah Airin "Siapa lo sebenernya hah?! Kenapa lo bisa ada disini?"

"Ak___"

"Dia sepupu gue, Anak dari adiknya nyokap, orangtuanya ada kerjaan diluar negri, makanya sekarang dia tinggal disini, Puas lo? Apa? Lo mau ngadu ke Nadien? Aduin aja sono gapeduli gue,"

Alvin melepaskan cengkramannya pada Airin berjalan mendekat kearah Ervano. Bugh! Alvin memukul Ervano tibatiba.

Pelangi Untuk Vano [Selesai]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang