06:45
Nadine bangun dari tidurnya dengan wajah terkejut.kenapa? Bahwasannya 15 menit lagi gerbang ditutup dan ia baru bangun?."Arghhhh.. gara gara nangis semaleman gue jadi kesiangan kan,mana muka gue udah kaya zombie gini."
Ucap nadin kesal menatap kearah cermin.Pasalnya! Sehabis ia dimarahi oleh vina ibu tirinya.
Ia langsung pergi kekamar dan nangis semalaman,hingga membuat matanya menjadi sembab seperti sekarang.
Nadine langsung bergegas untuk mandi.
Setelah selesai mandi dan memakai seragamnya,setelah itu ia sedikit berdandan hanya memakai bedak bayi dan sedikit liptint agar bibirnya tidak terlalu pucat.
Saat nadine hendak mengambil tasnya yabg menggantung dibelakang pintunya,ia melihat sebuah jaket yang tak asing baginya.inikan jaket ervano,sekalian gue kasih aja deh disekolah -Batin nadine
Nadine lngsung bergegas mengambil jaket itu dan memasukannya pada paper bag dan langsung bergegas keluar rumah tanpa mengucap sepatah kata atau sekedar menyapa ibu tirinya itu.
karena nadine masih belum menerima perkataan vina yang menjelek jelekan bundanya.Nadine terlihat kebingungan sekarang sudah 07.05 ia sudah telat 5 menit namun belum ada angkot yang lewat, ia bertekad untuk berjalan saja kesekolah dengan langkah yang cepat.
Sampai seperempat perjalanan nadine melihat angkot dan langsung memberhentikannya,untuk membawanya menuju sekolah.
07.15 nadinee baru sampai disekolahnya.
Sial gerbang udah ditutup. -Batin nadine.
Saat nadine sudah berada didepan gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat itu ia bingung, bagaimana ia masuk? Entahlah.
Tiba tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang."Telat?."
Tanya seseorang itu.
Nadine hanya mengangguk."Ikut gue."
Ucap seseorang itu menarik tangan nadine."Kemana ervano?."
Ya! Itu adalah ervano,lelaki dingin yang sangat irit bicara,tapi tidak hal saat dia sedang emosi."Belakang."
Ervano sempat menatap nadine,wajah nadine yang sembab,kantung mata yang terlihat menandakan bahwa gadis ini habis nangis tadi malam,tapi! Bukan saatnya ervano menanyakan hal itu sekarang.
Nadine hanya menautkan alis heran, apa yang dimaksud oleh ervano sungguh ia tidak faham. Nadine hanya mengikuti kemana arah ervano akan membawanya.
Dan sampailah mereka dibelakang sekolah.
"Lewat sini."
Ervano menujuk sebuah pagar tembok.Apa?Nadine disuruh untuk meloncati pagar tembok itu? Memang tidak terlalu tinggi tapi kan nadine menggunakan rok!
"Gimana caranya ervan?."
Tanya nadine bingung."Naik kesini."
Ucap ervano sambil menepuk nepuk bahunya menyuruh nadine untuk naik kebahunya."Ogah! Tar lo ngintip lagi."
Ucap nadine menolak."Gaminat! Cepet! Mau masuk ga?".
Nadine hanya mengangguk dan mulai menaiki bahu ervano.
"Liat kebawah,awas lo ngintip gue tonjok muka datar lo!"
Ervano yang mendenger ucapan nadine hanya terkekeh pelan lalu menunduk,saat ia rasa nadine sudah mulai naik dan
Brukk
Awww
Oke! Nadine sudah melewati pagar,namun ia terjatuh karna saat ia loncat kakinya tidak seimbang yang membuatnya terpleset.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Untuk Vano [Selesai]✔️
Fiksi RemajaKetika hadirnya menghapus sebuah luka,dan menggantikannya dengan tawa. Seperti pelangi yang datang setelah mendung. Percaya, Bahwa akan ada kebahagiaan setelah tangisan. Tapi apa kau tau, Pelangi itu hanya bersifat semantara? Ini kisah tentang Nadin...