Luka itu sakit

91 12 4
                                    

~Jika kamu tau terluka itu sakit.
Kenapa kamu terus mengulanginya?~

Nadine baru saja turun dari motor yang dikendarai Ervano.
Dan berjalan memasuki rumahnya dengan senyum yang msih merekah seperti pagi tadi.

"Ass__".
Ucapan salam Nadine terhenti saat ia mendengar perdebatan antara ayah dan mama tirinya. Ada apa?

Nadine yang mendengar suara amarah dari Vina mama tirinya dari arah pintu masuk itu membuatnya mengernyit heran.

"Ini sudah waktunya mas! Dia sudah besar mau sampai kapan?!".
Ucap Vina dengan meninggi.

"Nanti, tapi bukan sekarang".
Jawab seseorang lelaki paruh baya yang Nadine ketahui itu pasti ayahnya.

"Mau sampai kapan hah?! Aku cape mas!".
Bentak Vina dari dalam rumah.
Nadine semakin bingung dengan pembahasan orangtuanya, tidak biasanya Vina bisa semarah ini pada ayahnya.
Biasanya amarah vina hnya ditunjukan pada Nadine saja.

Dengan perlahan Nadine mulai mengetuk pintu.
Tokktokktok

Cklek
"Assalamu'alaikum".
Salam Nadine memasuki rumahnya.

Ayah nadine nampak terkejut melihat kedatangan Nadine.
Namun Vina hanya memberikan seringainya.

"Waalaikumsalam,baru pulang nak?".
Tanya ayah Nadine.

Nadine mengangguk lalu mencium punggung tangan ayahnya.
"Iya ayah".

Saat Nadine hendak mencium tangan Vina, tangan itu langsung ditepis oleh Vina.

"Kalo mas gamau bilang biar aku aja yang bilang sekarang!".
Ucap Vina marah.

"Tunggu, sekarang bukan saatnya! Tolong_".
Nadine melihat raut wajah memohon ayahnya pada Vina.
Ada apa sebenarnya?
Ingin Nadine bertanya namun tidak, ia tidak ingin ikut campur dalam masalah rumah tangga ayahnya.

"Terserah!".
Kesal Vina yang menghentak hentakan kakinya, lalu berjalan menuju kamarnya.

Ayah nadine yang melihat wajah heran dan terkejut nadinepun beralih mengusap lembut rambut nadine.

"Tidak ada apa apa sayang,ayah dan mamahmu hanya ada kesalahpahaman kecil".
Ucap ayah Nadine tersenyum.

Nadine mengangguk
"Iya ayah".

Bukan Nadine tak penasaran.
Namun baginya, saat ini bukanlah hal yang tepat untuk bertanya tanya.

"Nadine kekamar dulu ya yah".
Ayah nadinepun mengangguk.

Nadine berjalan kearah kamar dengan pertanyaan pertanyaan yang terus saja berputar dikepalanya.

Apa maksud yang dikatakan mamahnya tirinya?

Siapa yang dimaksud sudah besar?
Apa Nadine?

Sebenarnya ada masalah sebesar apa yang disembunyikan dari nadine?

Apa ini alasan yang membuat ibu tirinya itu sangat membencinya?

"Aaaaah"
Nadine mengusap kasar wajahnya.
Sungguh ia sangat bingung sekarang.

Nadine mengganti bajunya dengan pakaian santai lalu berbaring dikasur.
Mengistirahatkan pikirannya dari tanggapan tanggapan buruk.
Bermain social media sebentar, hingga rasa kantuk menerpanya.
Perlahan Nadine mulai menutup matanya dan masuk kealam mimpi.

Pelangi Untuk Vano [Selesai]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang