~Terkadang seperti ini.
Kemarin kau bahagia
Sekarang kau terluka
Takdir memang semisterius itu~🌈🌈🌈
Hari yang indah menurut Nadine.
Seindah hari hari ku bersamanyaa Eaaaa
Dengan senyuman yang merekah Nadine keluar dari kamarnya menuju dapur.
Nadine mengernyit heran.
Ko sepi sih?
Tak menghiraukan itu, Nadine pun memakan sebuah roti selai coklat favoritenya lalu meminum segelas susu.
Setelah itu,Nadine melangkahkan kakinya kearah kamar ayahnya untuk meminta uang saku,karna memang simpenannya sudah habis.Niat untuk mengetuk kamar ayahnya pun terhenti saat Nadine kembali mendengar perdebatan itu.
Lagi lagi karna ini."Umur dia sudah hampir 17 tahun mas! Aku rasa itu sudah cukup untuk bilang semua rahasia yang kita simpan selama ini!"
Ucap Vina dari dalam kamarnya."Bisakah kamu memberi sedikit waktu? Sampai dia lulus SMA. Aku berjanji akan memberitahu semuanya"
Ucap ayah Nadine"Aku muak mass! Aku muak jika harus terus melihat dia setiap hari! Wajahnya sangat mirip ibunya. Aku sakit mas,hati aku sakit setiap harus ingat dengan wanita tidak tau diri itu! Hikss"
Degg
Siapa orang yang mamah Vina maksud tidak tau diri?"Sudahlah Vina, itu semua juga bukan sepenuhnya salah dia. Aku juga bersalah saat itu, maafkan aku"
Ucap ayah Nadine yang terdengar lirih."Tidak mas! Seharusnya wanita itu taudiri! Lalu kapan semuanya akan terbongkar mas?!"
"Tunggu dia lulus sekolahnya dulu,toh juga sebentar lagi dia kelas 12 dan luluss dan baru setelah itu____"
Cukup. Nadine tidak ingin mendengar lebih lanjut.
Hatinya seakan diremas kuat.
Pasti orang yang mereka maksud adalah Nadine.
Apa yang dimaksud dengan anak tidak tau diri?
Memangnya aku salah apa?
Kenapa semuanya harus dijelaskan saat aku lulus nanti?Nadine keluar rumahnya dengan wajah lesu.
Senyuman yang merekah beberapa menit yang lalu,kini sirna."Neng nadine sakit?"
Tanya pak Joko melihat wajah lesu Nadine.Nadine menggeleng.
"Sebaiknya kita cepat berangkat pak.Nadine takut telat"Nadine memasuki mobil yang dikendarai pak Joko menuju sekolahnya.
🌈🌈🌈
Jam pelajaran pertama tadi telah usai.
Kini mereka memasuki jam istirahat.
Kedua sahabat Nadine menatap Nadine heran.
Tidak biasanya Nadine hanya duduk diam saja tanpa suara."Lo sakit Nad? Mau gue anter pulang aja?"
Tanya FebyNadine menggeleng.
"Gue gapapa Feb""Tapi dari tadi Nadine diem aja gak kaya biasanya"
Ucap ica"Gue fine ko"
Ucap Nadine lalu memaksakan tersenyum.Bukannya Nadine tidak ingin bercerita kepada dua sahabatnya ini.
Tapi Nadine fikir ini masalah pribadinya.
Biarlah dulu Nadine simpan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Untuk Vano [Selesai]✔️
TeenfikceKetika hadirnya menghapus sebuah luka,dan menggantikannya dengan tawa. Seperti pelangi yang datang setelah mendung. Percaya, Bahwa akan ada kebahagiaan setelah tangisan. Tapi apa kau tau, Pelangi itu hanya bersifat semantara? Ini kisah tentang Nadin...