Saudara?

55 7 0
                                    

Kamu tidak bisa menyalahkan siapapun atas keadaan yang kamu terima.

✨✨✨

Setelah perjalanan jauh yang lalui Alvin dan Nadien kini mereka telah sampai dipemakaman Ayah kandung Nadien.

Nadien menatap sendu batu nisan didepannya terlihat sebuah nama 'Reno Wiharja'.

"Maaf, Nadien baru tau ayah sekarang" Ucap Nadien mengusap batu nisan ayahnya.

"Dulu, Lo sama Bunda juga sering kesini, gue juga sering ikut kesini karna diajak Bunda Lo,"

Nadien menunduk,"kenapa gue gapernah bisa inget hal itu?"

Alvin mengusap bahu kanan Nadien pelan,lalu menghela nafas "Lo tau satu hal yang selalu Lo tanya kepada Bunda waktu itu?"

Tatapan Nadien kini berubah untuk menatap Alvin,"Apa?"

"Lo selalu bertanya. Bunda, Ini makam siapa? Dan Lo tau jawaban Bunda Lo waktu itu?"

Nadien masih menatap Alvin dengan tatapan penasarannya

"Dia jawab, 'Ini adalah makam orang yang hebat, dia adalah pahlawan buat kita' Itu jawaban yang selalu Bunda lo kasih kalo Lo bertanya Nad,"

Tak terasa Air mata jatuh begitu saja dari pelupuk matanya, Bagaimna rasanya jadi Bunda?
Ia ditinggal orang yang sangat Ia sayangi dalam kondisi mengandung.

"Bunda itu adalah orang yang sangat berarti bagi gue Nad, dia udah gue anggap seperti Bunda gue sendiri,"

Nadien menatap lekat kearah Alvin, mrmbiarkan laki laki itu bercerita.

"Gue gapernah dapet sedikitpun kasih sayang dari kedua orangtua gue dari  kecil,Cuma Lo dan Bunda Lo yang selalu ada buat gue"

Nadien yang melihat kesedihan dari Alvin membuatnya mangangkat tangan untuk mengusap bahu Alvin menyalurkan kekuatan

"Gue gak seberuntung dia, saudara gue," Ucap Alvin tiba tiba membuat Nadien menatapnya bingung

"Saudara? Lo punya saudara?"

Alvin meneguk salivanya lalu menangguk,"Ervano"

Seketika saja tubuh Nadien terasa kaku, Ia hanya terdiam cukup terkejut dengan kenyataan yang Alvin katakan

"Ko-ko bisa? Lo?Ervano?"

"Kita satu ayah, Tapi beda Ibu, mungkin Ervano juga belum tau kenyataan ini,"

"Gimana bisa?"

Alvin menghela nafas, lalu menceritakan semua yang terjadi padanya, dan keluarganya dan betapa menderitanya Ia hidup tanpa rasa kasih sayang yang diberikan orang tuanya.

"Karna itu, gue benci sama Ervano, Gue benci karna dia punya segalanya, gue benci dia bisa dapet kasih sayang yang tulus dari Ayah, sedangkan gue harus berjuang hidup sendiri tanpa bantuan siapapun, Gue benci itu!" Ucap Alvin kecewa.

"Jangan bilang, Kejadian diruang Basket itu?_"

"Gue yang lakuin, gue yang berniat buat celakain Ervano, tapi sialnya malah KaAldo yang kena. Tapi dengan itu, dia akhirnya dijauhi satu sekolah. Dan itu cukup bikin gue senang, seengaknya dia tau, Gimana rasanya jadi gue, dijauhi orang orang dan selalu dikatai anak haram," Ucap Alvin menggebu gebu

Pelangi Untuk Vano [Selesai]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang