Belajar memaafkan

75 4 0
                                    

Dalam hidup
Memang akan banyak
orang yang datang dan membawa kekecawaan
Namun, jadikanlah itu sebagai proses pendewasaan
Dengan belajar untuk memaafkan.
-
-
-
-
-

***

"Ngapain bawa aku kesini?" Tanya Nadine bingung

Ervano hanya tersenyum tipis lalu menggenggam tangan Nadine dan mengajaknya masuk kedalam rumah

Nadine terdiam memandangi rumah besar yang sangat terlihat sepi.

"Ini gaada orang? Sepi amat" Tanya Nadine

"Gaada"

Mata Nadine melotot menatap tajam pada Ervano
"Kamu ga bakal macem-macem kan?!"

Ervano menarik Nadine dan mendudukannya disebuah sofa.
"Aku gasebrengsek itu Nad"

Nadine terdiam

"Aku ngambil kompresan dulu" Ucap
Ervano lalu bangkit berjalan menuju dapur. Namun langkahnya terhenti saat Nadine mencekal lengannya.

"Kenapa gabawa aku pulang aja?"

Ervano menghela nafas
"Kalo kamu pulang,siapa yang bakal ngurusin kamu? Ibu tiri kamu?" Tanya Ervano sedangkan Nadine hanya terdiam mendengar tuturan Ervano

"Bukannya sembuh malah tambah sakit yang ada"
Nadine tersenyum kecut

"Kita ga berdua aja, Ada bibi juga dirumah ini, tapi kayanya lagi dibelakang" Ucap Ervano

Nadine mengangguk,Ervano kembali melangkahkan kakinya menuju dapur

Menunggu Ervano yang mengambilkan kompresan untuknya Nadine membaringkan tubuhnya disofa, Ah rasanya lemas sekali tubuhnya

"Assalamu'alaikum"

Nadine yang hendak memejamkan mamatanya pun terkejut saat mendengar seseorang mengucapkan salam, dengan segera ia bangkit dan duduk disofa.

Seorang lelaki paruhbaya datang dari arah pintu masuk menatap lekat kearah Nadine.

"Kamu siapa?"
Tanya lelaki itu

Nadine menggigit bibir bawahnya untuk menetralisir rasa gugup yang kini menyerangnya "Em__ anu om say__"

"Bukan urusan anda"
Ucapan Nadine terhenti saat Ervano yang baru saja datang dengan membawa wadah yang berisikan handuk kecil dan esbatu

"Vano!" Tegur Nadine

"Tidak baik seorang gadis bermain dirumah laki-laki, Apalagi rumah ini sedang kosong"
Nadine yang mendengar tuturan dari lelaki itu pun hanya menunduk lesu.

"Lebih tidak baik mana dengan lelaki yang sudah punya istri namun masih bermain dengan wanita lain dibelakang istrinya?!" Tanya Ervano geram

Nadine yang semula menununduk kini mendongak melirik bergantian kearah dua laki-laki itu
Tidak salah lagi! Sudah pasti itu ayah Ervano!

Ayah Ervano menghela nafas
"Yasudah,ayah juga yakin kamu tidak akan berbuat aneh-aneh"

"Jelas! Karna saya bukan Anda!"

"Bisa kamu bicara sopan sedikit kepada ayah,Vano?"

"Untuk apa saya bersikap sopan kepada anda!"

"Saya ini ayah kamu Vano! Ayah kandung kamu! Sudah seharusnya kamu bersikap lebih sopan kepada saya"

"Anda bukan ay_"

"CUKUP!!!" Teriak Nadine yang menghentikan perselisihan antara ayah dan anak itu.

Pelangi Untuk Vano [Selesai]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang