"Happy Reading"
***
Darrel mengendarai motornya dengan kecepatan penuh, ia tidak langsung kembali ke rumahnya, tapi sekarang ia sedang menuju ke rumah Clara untuk memastikan kondisinya.
Entah kenapa, pikirannya selalu mengarah pada Clara sejak tadi, sejak Luna mengatakan kalau nyawa Clara dalam bahaya. Ia sedikit khawatir dengan gadis itu, gadis yang menolaknya secara terang-terangan.
Beberapa menit berlalu, dan sekarang ia sudah berada di depan rumah Clara yang tampak sepi dari luar. Darrel memarkirkan motornya di depan rumah Clara, ia menatap rumah bercat putih ini, sebenarnya Darrel sudah memutuskan untuk tidak peduli lagi pada Clara, tapi entah kenapa saat ini pikirannya selalu mengarah ke gadis itu.
Darrel turun dari motornya dan mulai mendekat kearah pintu rumah yang tertutup, ia memencet bel yang tersedia di samping pintu, sampai beberapa kali, pintu rumah itu tidak kunjung terbuka. "Lo dimana Ra..." batin Darrel.
Ia mengambil ponsel yang berada di sakunya, setelah itu, Darrel menelepon Clara dan memutuskan untuk duduk di teras rumah.
Darrel sudah mencoba hingga beberapa kali, tapi hasilnya nihil. Ponsel gadis itu tidak aktif, bagaimana ini? Darrel mulai kebingungan sekarang. Ia memutuskan untuk mengirim pesan ke nomor Kak Fero, siapa tahu orang itu tahu bagaimana kabar adiknya.
Darrel
Kak, Clara sama lo ya?Pikiran Darrel mulai kalut, ia tidak mau apa yang dikatakan Luna benar-benar terjadi, hingga beberapa menit kemudian pesannya yang dikirim pada Kak Fero terbalaskan juga.
Kak Fero
Ngapain lo nanyain Rara? Dia di rumahlah, masa iya gua ngajak anak itu ke seminar.Darrel
Rumahnya kosong, tante Mona kemana kak?Kak Fero
Gua nggak tau, bunda keluar sebentar kali. Udah ya gua lagi sibuk.Darrel mendengus membaca pesan yang dikirim Kak Fero, bahkan kakaknya sendiri pun tidak tahu dimana keadaan Clara. Ia benar-benar dibuat bingung dengan ulah si nenek sihir.
Akhirnya, Darrel memutuskan untuk pulang kerumahnya, semoga saja apa yang dikatakan Luna itu tidak benar-benar terjadi.
***
Malam ini hujan turun dengan tidak begitu deras, Clara baru saja keluar dari toko roti yang berada tidak jauh dari rumahnya, untung saja ia membawa payung kali ini, walaupun hujannya tidak begitu deras, ia juga tidak mau kehujanan sampai rumah nanti.
Ia berjalan melewati jalanan samping komplek yang lumayan sepi, tidak ada rasa takut bagi Clara. Lagipula ia sudah biasa keluar malam sendiri untuk membeli sesuatu. Clara melihat sebuah mobil berwarna hitam yang berhenti tak jauh didepannya, ia sedikit bingung, untuk apa mobil itu berhenti disana, padahal tidak ada rumah satu pun disepanjang jalan ini.
Orang di dalam mobil itu juga tak kunjung keluar dari tadi. Clara jadi merasa was-was sekarang, bukannya ia takut, sebagai perempuan ia hanya berjaga-jaga saja. Ia tidak ingin ada hal yang aneh-aneh terjadi pada dirinya.
Clara mempercepat jalannya ketika sudah lumayan dekat dengan mobil hitam itu, ia menutup wajahnya dengan payung yang ia bawa, tapi saat sedang jalan dengan terburu-buru.
Seseorang bertopi hitam keluar dari mobil itu, wajahnya tertutup topi saat Clara mencoba melihatnya, yang ia lakukan hanya diam saja di dekat mobilnya. Tapi, itu malah membuat Clara menjadi semakin was-was, ia berpikir untuk apa pria itu keluar dan hanya berdiam diri saja seperti patung.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARREL [ON GOING]
أدب المراهقين[Cerita ini akan aku revisi setelah tamat. Jangan lupa follow sebelum membaca.] *** Darrel Arkano Zavenander si manusia tampan dan gamers sejati, tidak luput juga dari sifatnya yang keras kepala. Satu lagi, dia dingin dengan setiap wanita, kecuali i...