Playlist this part:
Just The Way You Are - Bruno Mars
🌹🌹🌹
"Kamu manis kalau senyum, tapi kalau cemberut juga manis, walaupun nggak terlalu enak dilihat."
~ Darrel Arkano Zavenander
"Happy Reading"
***
Setelah kepergian bunda dan Kak Fero, kini hanya tersisa Clara dan Darrel. Mereka menghentikan gelak tawanya dan berakhir dengan saling menatap. Clara yang sadar, langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia masih merasa sedikit kaku karena dirinya ketahuan menatap wajah Darrel lama.
Darrel tersenyum kecil melihat perubahan sikap Clara, "Jadi gak, nih?"
"Apanya?" tanya Clara bingung.
Darrel menunjuk ke arah luka di sudut bibirnya. Sedangkan Clara, matanya malah memutar malas. Ia kembali duduk dan membersihkan luka-luka Darrel terlebih dahulu.
Beberapa menit kemudian, luka-luka Darrel sudah tertutupi oleh kain kasa. Kini ia duduk termenung di sofa ruang tamu Clara. Entah kenapa pikirannya jadi tertuju pada Tante Eliza yang selama ini baik padanya, seperti ada yang aneh. Entah kenapa orang sebaik itu tiba-tiba datang dan hal itu semakin membuatnya banyak berpikir. Sebenarnya siapa dia? Rasa keingintahuannya semakin besar, kala data dirinya yang juga dirahasiakan dari publik.
Saat dirinya sedang berpikir kalut, tiba-tiba saja ada tangan yang memberi segelas jus jeruk di hadapan wajahnya. Sontak ia menoleh ke si empu yang memberinya jus jeruk. Kedua alis Darrel saling menyatu, ia melihat wajah Kak Fero yang datar berada di sampingnya.
"Berat nih, gua. Ambil dong!" ujar Kak Fero dengan nada yang sedikit ketus.
Setelah mendengar omongan Kak Fero yang bernada ketus, Darrel mengambil jus tersebut. Tak hanya itu, ia juga menggeser tubuhnya sedikit lebih jauh untuk memberi Kak Fero ruang supaya bisa duduk.
Melihat itu Kak Fero menaikkan alisnya sebelah, "Lo pikir gua mau duduk?" tanya Kak Fero dengan smirk di wajahnya.
"Gua kesini cuma mau kasih jus yang tadi bunda buat, jadi jangan kepedean kalau gua bakal baik ke lo!" lanjut Kak Fero lagi.
Darrel tak memberikan reaksi apa pun, ia masih menatap datar wajah Kak Fero yang sepertinya sebentar lagi ingin menceramahinya.
Kak Fero melirik Darrel dari ujung matanya, "Ekhem! Gua juga mau ngomong soal-"
"Gua udah tau!" sahut Darrel langsung dengan senyum kecilnya, ia sengaja memotong pembicaraan Kak Fero karena ia tidak mau diceramahi lagi.
Kak Fero dibuat naik pitam karena ucapannya dipotong oleh Darrel, ia memegang gelas jusnya erat-erat karena kesal.
"Gua udah tau kalo lo mau ceramah," ujar Darrel santai dengan senyuman tak bersalahnya, "Oh iya, makasih jusnya. Enak banget."
Kak Fero semakin dibuat emosi oleh Darrel, rasa kesalnya semakin bertambah karena ia mendapat penjelasan seperti itu. Sungguh sial ia hari ini, kenapa dirinya selalu bertemu dengan manusia yang bernama Darrel!
Tanpa menunggu waktu lama, ia langsung saja menyiram jus yang berada di tangannya ke arah Darrel. Tapi tepat saat itu juga, Darrel langsung menghindar jauh karena reflek. Matanya membulat terkejut, ia tidak percaya kalau Kak Fero akan seperti itu. Untung saja dirinya tidak terkena air jus jeruk itu sedikit pun.

KAMU SEDANG MEMBACA
DARREL [ON GOING]
Dla nastolatków[Cerita ini akan aku revisi setelah tamat. Jangan lupa follow sebelum membaca.] *** Darrel Arkano Zavenander si manusia tampan dan gamers sejati, tidak luput juga dari sifatnya yang keras kepala. Satu lagi, dia dingin dengan setiap wanita, kecuali i...