"Happy Reading"
***
Darrel baru saja sampai di depan rumah Clara, ia memarkirkan mobilnya di halaman rumah yang cukup luas itu.
Darrel bergegas keluar dari mobil dan berlari kearah pintu rumah Clara, ia mencoba menekan bel rumah beberapa kali. Darrel sudah benar-benar frustasi sekarang, lagi-lagi ia harus melawan egonya untuk tidak berurusan lagi dengan Clara.
Beberapa saat kemudian, keluarlah Kak Fero dari balik pintu rumah, matanya masih agak tertutup dan ia terlihat sangat mengantuk sekarang.
"Kak! Dimana Clara?" tanya Darrel yang tergesa-gesa.
"Dia ada di kamar kali. Gua ngantuk banget abis pulang seminar nih." jawab Kak Fero sembari menguap.
Darrel menggelengkan kepala melihat sikap kakaknya Clara yang belum mengetahui apa-apa. Daripada menunggu lama, akhirnya Darrel memberi tahu bahwa saat ini Clara sedang di culik.
"Sekarang Clara lagi di culik dan lo harus ikut gua!" ucap Darrel tegas dan ia juga langsung menarik tangan Kak Fero.
"Hahh!?Apaan sih maksud lo narik-narik tangan gua? Clara tuh lagi tidur." Kak Fero tidak mempercayai Darrel.
"Lo tuh nggak percaya banget sih! Liat nih videonya." jawab Darrel yang sudah frustasi.
"Lo yang sopan ya sama gua!" Kak Fero menggertak Darrel dan memberikan tatapan tajamnya.
"Oke, gua minta maaf." jawab Darrel dengan menghela nafasnya sejenak. "Gua kayak gini kerena khawatir sama dia." ujar Darrel dengan pelan dan ia memandang jauh kearah depan.
Kak Fero memerhatikan Darrel yang terlihat sangat frustasi dan khawatir. Sebenarnya ia tidak begitu dekat dengan anak ini, tapi setelah ia melihat semua ini, sepertinya apa yang dikatakan Darrel benar, dan dia juga seperti memiliki perasaan lebih terhadap adiknya.
Kak Fero memutuskan untuk melihat Clara dulu dikamarnya. Ia meninggalkan Darrel dengan tatapan kosongnya di halaman rumah. Dengan tergesa-gesa ia menuju kamar Clara di lantai dua, setelah membuka pintu kamar adiknya, ternyata memang benar apa yang dikatakan Darrel barusan.
Pikiran Kak Fero ikut kalut, ia harus mengatakan apa nanti pada bunda. Ia bahkan sudah mencari di seluruh ruangan, tapi anak itu tetap tidak di temukan. Ia bahkan sudah lalai menjadi seorang kakak yang tidak becus menjaga adik satu-satunya.
Akhirnya Kak Fero mengalah, mau tidak mau ia harus ikut dengan Darrel. Mereka berdua menaiki mobil dan langsung menuju kantor polisi.
***
"Akkhhh... Sakiiittt... Bunda... Tolongin Rara..." lirih Clara yang masih tergeletak dilantai.
Dengan pelan-pelan Clara mencoba bangun, ia membenarkan bajunya yang sudah sedikit terbuka akibat Luna tadi. Ia tidak henti-hentinya mengeluarkan air mata, kenapa harus dirinya yang lagi-lagi menjadi korban?
Suara langkah kaki yang mendekat kearah pintu membuat Clara menjadi was-was. Ia takut kalau itu adalah Luna, perempuan itu sudah seperti seorang monster sekarang.
Pintu ruangan kembali terbuka, dan seorang laki-laki yang tadi menculiknya mendekat kearahnya. Pria bertopi hitam ini berjongkok di pinggirnya, ia juga mencoba menyentuh luka ditangan Clara. Tapi, Clara segera menepis kasar tangan pria bertopi ini.
"Lo cantik, tapi lo BODOH." ujar pria bertopi ini dengan menekankan kata bodoh.
"Hiks... Hiks... Tolong keluarin gue dari sini..." lirih Clara pada pria bertopi hitam ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
DARREL [ON GOING]
Teen Fiction[Cerita ini akan aku revisi setelah tamat. Jangan lupa follow sebelum membaca.] *** Darrel Arkano Zavenander si manusia tampan dan gamers sejati, tidak luput juga dari sifatnya yang keras kepala. Satu lagi, dia dingin dengan setiap wanita, kecuali i...