"Happy Reading"
***
"Oh ... Jadi ini murid kebanggaan SMA Cakrawali," ucap Roy yang masih menatap remeh Darrel.
Dengan kedua tangan yang ia selipkan di saku celana, dan dagunya yang mengangkat ke atas. Roy semakin terlihat angkuh di hadapan Darrel.
"Gua nggak pernah terima tawaran war dari lo, dan gua nggak ada masalah sama lo," ujar Darrel yang mencoba menjelaskan.
"Oh, yaa?" tanya Roy dengan menaikkan alisnya sebelah, "Tapi, salah satu teman lo bilang, kalo lo bakal siap hari ini. Dan kebetulan banget, gua lagi kumpul begini tiba-tiba lo datang. Udahlah, bilang aja lo takut. Nggak usah banyak basa-basi!" cibir Roy.
Darrel yang diberikan omongan seperti itu semakin menatap remeh Roy. Menurutnya, pria di depannya ini terlalu sok, dan banyak bicara, "Gua mau muntah dengar omongan, lo," cibir Darrel yang masih menatap berani Roy tanpa rasa takut.
"Lo berani sama gua?!"
"Yaa, beranilah. Buat apa gua takut? Jangan karena lo bawa pasukan banyak, terus gua bakal kabur, gitu? Lo kira nyali gua bakal ciut?!" tanya Darrel yang semakin membuat Roy panas.
Roy menggeram mendengar penjelasan Darrel, "Setan, lo!" sentak Roy yang sudah mulai kesal.
"SAMPAH!!" hardik Darrel yang tetap tenang.
Telinga Roy panas mendengar hardikan Darrel, ia mengepalkan tangannya kuat-kuat, "KALIAN NGAPAIN PADA DIAM?!! SERANG DIA SEKARANG!!" Roy memberikan aba-aba dengan lantangnya.
Seketika semua pasukan Roy langsung bersiap, dan satu-persatu dari mereka langsung berlari menyerang Darrel dari segala arah. Dengan bangganya Roy masih bisa memberikan smirk di wajahnya, ia memundurkan beberapa langkah ke belakang. Ia sangat yakin kalau nantinya Darrel pasti akan kalah, apalagi dengan pasukannya yang banyak dan dia sendirian.
Darrel menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Mata elangnya mulai bergerak ke kanan dan kiri, menangkap seberapa banyak lawannya. Dengan gesitnya, ia mencoba untuk menghindari beberapa pukulan dari berbagai arah. Mungkin kali ini, kesempatannya untuk menang hanya secuil. Tapi, dirinya tetap berpikir kalau ia pasti bisa mengalahkan mereka semua.
Detik demi detik berlalu, jalanan yang tadinya sepi, kini berubah menjadi tempat yang paling ricuh. Suara pukulan yang beradu membuat siapa pun yang mendengarnya pasti bergidik ngeri. Darrel terlihat kewalahan mengimbangi serangan para musuh. Beberapa kali ia sempat terkena pukulan di bagian perut dan bahunya.
Roy tersenyum puas melihat Darrel yang kewalahan menghadapi para pasukannya. Ia semakin yakin kalau pria itu pasti akan kalah pada akhirnya.
Beberapa luka mulai terlihat di wajah Darrel, dengan adanya luka-luka itu semakin membuatnya terlihat brutal. Kini ia tak lagi mencoba untuk menghindar, perasaannya sudah dipermainkan. Dengan brutalnya ia mulai menyerang balik musuh-musuhnya dengan pukulan dan tendangan yang tak kalah kerasnya. Walaupun wajahnya terlihat tidak baik-baik saja, tapi ia masih mampu untuk melawan mereka.
Akibatnya, satu-persatu pasukan Roy mulai berjatuhan. Beberapa dari mereka juga terlihat mulai kewalahan menghadapi Darrel yang seperti orang kesetanan. Hal ini membuat Roy sedikit tercengang, ini adalah pertama kalinya pasukan yang selama ini disegani terlihat kewalahan menghadapi satu orang. Roy mengepalkan tangannya erat-erat saat salah satu anak buahnya sampai terjatuh tepat di depan kakinya.
"SEMUANYA BERHENTI!!!" Roy memberi aba-aba pada seluruh pasukannya.
Teriakan Roy bagai sebuah interupsi bagi seluruh pasukannya. Seketika semuanya langsung berhenti menyerang Darrel. Mereka semua langsung mundur dan tidak ada yang berani menjawab ucapan Roy.

KAMU SEDANG MEMBACA
DARREL [ON GOING]
Fiksi Remaja[Cerita ini akan aku revisi setelah tamat. Jangan lupa follow sebelum membaca.] *** Darrel Arkano Zavenander si manusia tampan dan gamers sejati, tidak luput juga dari sifatnya yang keras kepala. Satu lagi, dia dingin dengan setiap wanita, kecuali i...