"Terkadang menjauh itu lebih baik, daripada dekat tapi ada hati yang tersakiti"
~ Clara Azalea
"Happy Reading"
***
Pagi ini hujan terdengar sangat deras diluar, bahkan mata pun rasanya ingin tetap tertutup, tapi alarm tetap saja mengganggu, padahal Clara masih ingin tidur lebih lama. Clara bangun dari tempat tidurnya dan membuka tirai dikamarnya, ia menoleh kearah jam yang jarumnya sudah menunjukkan ke angka enam pagi. Clara langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Lima belas menit berlalu, ia sudah siap dengan seragamnya. Hujan sudah mulai reda, tapi masih ada rintik-rintik air. CIara pun keluar kamar dan menuju dapur.
Melihat tidak ada bunda dan kakaknya di meja makan. Clara pun bertanya pada bibi yang sedang menyapu halaman belakang.
"Bi, lihat bunda nggak?"
"Maaf teh, tadi bunda nitip pesan, tapi bibi lupa bilang ke teteh, katanya sih mau jemput si bapak di bandara." Jawab bibi.
"Ohh gitu ya bi, terus kalo kakak dimana bi?"
"Si kakak ikut ngantar bunda teh."
"Ohh yaudah bi, Rara berangkat dulu ya."
"Iya teh, hati-hati ya." Ucap bibi sambil tersenyum lalu lanjut menyapu.
Clara berjalan menuju dapur dan mencomot sepotong roti diatas meja makan dan meminum segelas susu yang sudah disiapkan oleh bibi, lalu ia berangkat sekolah menggunakan sepedanya, biasanya ia akan diantar oleh Kak Fero tapi tidak untuk hari ini.
Dua puluh menit berlalu, kini ia sudah berada didepan gerbang sekolahnya. Ia memarkirkan sepedanya di tempat parkiran sepeda. Dan berjalan melewati lorong sekolah yang sudah lumayan ramai.
"Rara..." Sapa Feli sambil menepuk pundak Clara.
"Ya ampun kaget gue, gue kira siapa." Jawabnya sembari mengelus dada.
"Tadi Darrel nyariin lo tuh, gue ketemu dia di kantin." Ucap Feli sambil berjalan.
Clara menghentikan langkahnya dan menengok. "Dia ngomong apa?"
"Dia bilang, dia mau ketemu sama lo. Tanya aja Devi." jawab Feli. "Tapi, ngomong-ngomong Devi kemana ya. Perasaan tadi disamping gue." Tambah Feli dengan mengedarkan pandangannya mencari Devi.
Clara termenung, ia tidak mau menyakiti perasaan Devi, apalagi tadi Darrel bilang ingin bertemu dengan Clara saat ada Devi disamping Feli.
"Mungkin dia dikelas" sahut Clara dan melanjutkan langkahnya.
Saat sampai dikelas Clara melihat Devi yang sudah duduk di kursinya sambil membaca novel dan memakai headset. Tanda ia sedang tidak mau diganggu jika seperti itu, Clara mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi WhatsApp dan ternyata benar, Darrel sudah menghubunginya sejak tadi pagi. Clara menjawab pesan-pesan tersebut dengan jawaban yang singkat. Rasanya ia sudah tidak mau berurusan lagi dengan Darrel, ia takut menyakiti perasaan sahabatnya.
Bel pun berbunyi, dan beberapa menit kemudian guru pun masuk dan memulai pelajaran.
***
"El... Nomer tiga apa sih?" Bisik Figo yang duduk di belakang Darrel dengan suara agak keras.
"Syuttt, jangan berisik lo mau ketahuan apa." Bisik Steven yang duduk disebelah Figo.
"Kan gua lagi nanya, lo juga nomer tiga belom kan?" jawab Figo sambil melihat kertas jawaban milik Steven.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARREL [ON GOING]
Fiksi Remaja[Cerita ini akan aku revisi setelah tamat. Jangan lupa follow sebelum membaca.] *** Darrel Arkano Zavenander si manusia tampan dan gamers sejati, tidak luput juga dari sifatnya yang keras kepala. Satu lagi, dia dingin dengan setiap wanita, kecuali i...