-1-

944 310 522
                                    

Hi, i'm comeback!
Sebelum membaca, tolong perhatikan ini.

CIY merupakan cerita teenfiction-romance yang terinspirasi dari anime, manga, dan film Jepang Wolf Girl and Black Prince/Ookami Shoujo to Kuro Ouji. Terinspirasi bukan plagiat. Karena cuma idenya yang sama, tapi jalan ceritanya beda kok.

Sebagai pembaca yang baik, tolong berkomentar dengan sopan dan jangan lupa votenya untuk menghargai penulis. Selamat membaca :)

***

Seorang gadis berjalan ke arah cermin, menyisir rambut hitam legamnya yang panjang tergerai. Perlahan, dia memoleskan bedak bayi dan meratakannya ke seluruh wajah. Bibir merah mudanya itu diolesi liptin rasa buah yang tipis. Gadis itu mencoba tersenyum ramah hingga menampakkan deretan gigi putihnya.

Valeria Putri, hari ini merupakan hari pertamanya menjadi murid SMA. Kata orang, SMA itu masa remaja yang paling indah. Jadi, Val harus terlihat sebaik dan sesempurna mungkin agar banyak yang ingin berteman dengannya. Karena, punya teman itu sangat penting untuk tiga tahun ke depan. Bukankah memalukan kalau selama tiga tahun di SMA tidak punya teman? Tentunya semua orang tak ingin kesepian di masa SMA-nya. Masa kemana-mana hanya ditemani angin?

ҩ ҩ ҩ

Ketua Panitia Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah melepaskan balon-balon ke udara, menandakan berakhirnya masa MPLS siswa baru tahun ini. Riuh teriakan dan tepuk tangan memenuhi lapangan SMA Tunas Bangsa. Val hanya memandang suasana lapangan yang ramai itu melalui jendela kelasnya.

Kejenuhan dan kesepian. Itulah yang Val rasakan sekarang. Padahal baru hari ketiga di SMA, namun teman-teman kelasnya sudah mulai berkelompok.

Tetapi Val tak sendirian. Ada seorang cowok di kelasnya yang Val ketahui bernama Kenta, yang sulit bergaul seperti dirinya dan selalu sendirian di kelas sambil membaca buku. Dari sampul buku tersebut Val bisa mengetahui cowok itu sedang membaca manga. Kayak wibu nolep.

"Tangan gue jadi lengket kan."

"Makanya jangan ceroboh. Masa Thai Tea gede gitu nggak diliat?"

"Bacot lo, ah. Gue nggak bawa tisu basah lagi! Tisu mana tisu?"

"Tadi kan dah lo habisin."

Val yang mendengar percakapan dari dua siswi yang baru saja masuk itu, langsung mengambil tisu basah di tasnya dan menyodorkannya. "Nih, gue ada."

Siswi yang tangannya terkena tumpahan Thai Tea langsung menyambar tisu tersebut. Val melupakan nama kedua siswi tersebut saat perkenalan di hari pertama MPLS, sehingga membuat kedua matanya melirik pada name tag yang terpasang di seragam mereka.

Arista Larasati.

Adinda Ayudia.

"Thanks ya tisunya."

"Sama-sama."

Setelah selesai membersihkan tangannya, siswi yang bernama Dinda itu beralih menatap Val. "Lo dari tadi di kelas terus, nggak bosen?"

"Bosen, sih."

"Kita mau balik ke lapangan, lo ikut nggak, Val?"

Ajakan itu membuat Val refleks mengangguk.

Mungkin, Val baru saja mendapatkan teman. Hal itu membuat kedua sudut bibirnya terangkat membentuk lengkungan. Ini kesempatan emas! Habisnya dari kemarin teman-teman di kelasnya langsung punya teman sendiri, jadinya Val canggung mau ngobrol.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari topik pembicaraan. Tapi di sepanjang koridor, Laras dan Dinda daritadi hanya berbicara tentang cowok mereka.

Cause I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang