Hari ini mereupakan hari terakhir Masa Orientasi Siswa atau biasa dikenal dengan MOS. Upacara penutupan dilaksanakan secara meriah oleh kepala sekolah. Mulai dari pelepasan balon hingga penampilan dari para pembina MOS dan OSIS. Para peserta MOS sangat menikmati acara tersebut, namun tidak dengan dua sohib itu, siapa lagi kalau bukan Litzy dan Chaemy. Mereka tidak ambil pusing dengan acara yang diselenggarakan tersebut. Mereka berdua asik bergosip di warung sate bang kumis. Kantin lumayan sepi, sebab banyak diantara mereka yang masih berada di lapangan menikmati penampilan-penampilan yang di tampilkan itu.
"Ahkirnya, gue bisa lepasin nih kucir 5" lega Chaemy sambil melepaskan kuciran rambutnya.
Litzy hanya menggelengkan kepalanya melihat temannya tersebut. Di seberang sana, terdapat mata teduh yang menatapnya dengan tatapan teduhnya itu. Manis. Gerutu si pemilik mata teduh.
"Eh, bray, liatin siapa lo?" tanya Kenneth seraya menepuk pundak pemilik mata teduh tersebut.
"Eh jigong kuda, kepo amat elu. Eh Sean, gimana lo? " Kenneth berdecak kesal.
"Hm, baik" jawabnya singkat.
"Kapan pindah lo kesini?" tanya Kenneth.
"Pertama masuk sekolah gue udah disini kok, lo pada aja yang katarak" Sean berdecak kesal.
"Sewot amat lu jadi orang" ucap Sean yang kemudian memalingkan wajahnya ke arah lain. Mata elangnya seakan terkunci di satu titik.
"Eh, kebo, balek yok" Litzy bedecak sebal.
"Apaan dah, sate gue belum habis lo" Ucap Litzy sambil memasukkan lontongnya ke dalam mulutnya.
"Tiba-tiba inspirasi gambar gue muncul nih, ntar hilang" melasnya sambil mengguncang tangan Litzy.
"Jangan goyang-goyang, nanti lontongnya jatoh loh" Chaemy tak menggubris ucapan temennya itu. Ia tetep mengguncang tangan Litzy, alhasil wajahnya belepotan karena terkena bumbu sate tersebut.
"Ih, kan, gue kan dah bilang, jangan goyang-goyang nanti lontongnya jatoh" ucapnya sambil mencari tissue untuk menggelap wajahnya yang terkena bumbu sate itu.
"Kan gak jatoh" Chaemy berhenti menggoyangkan tangan Litzy. Litzy memutar bola matanya malas.
"Gak jatoh sih gak jatoh, wajah gue belepotan jadinya" ucapnya sambil masih mencari keberadaan tissue.
"Mana sih nih tissue, kere amat dah nih meja" Chaemy hanya tersenyum usil melihat wajah temennya yang belepotan itu. Sean yang melihat wajah Litzy belepotan itu hanya terkekeh kecil.
"Apa lo? Ketawain gue lo?" tanya Litzy sewot yang tak sengaja menangkap basah Sean yang menertawainya.
"Gak usah pede lo jadi orang, siapa juga yang ngetawain lo?" tanyanya tak kalah sewot. Kok beda ya sikap Sean. Batin si pemilik mata teduh.
"Suka lo aja" ucap Litzy yang masih mencari tissue. Mulutnya sudah mulai panas karena bumbu sate itu.
"Nah, ini tissue-nya" ucap seseorang sambil menyodorkan tissue ke arah Litzy.
"Eh, makasih" Litzy langsung mengambilnya tanpa melihat siapa yang menyodorkan tissue itu.
"Sama-sama" ucapnya.
"Gue Revano Thovan" ucap si pemilik mata teduh sambil menggulurkan tangannya.
"Eh? Oh, gue Litzy Vorencia" jawabnya sambil membalas uluran tangannya.
"Udah dong jabat tangannya" Kenneth memisahkan jabatan tangan kedua orang tersebut.
"Nanti babang tampan cemburu lo" sambungnya sambil mengedipkan sebelah matanya ke Litzy.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Dream To You (COMPLETE)
Teen FictionKalian percaya gak kalau jodoh itu bisa ketemu dimana saja, termasuk mimpi? "Lo pikir gue suka gitu sama pangeran jadi-jadian model lo?!" sentak Litzy Vorencia menatapnya kesal. "Emang lo pikir gue mau sama cewek kebo kayak lo?!" bentak Sean Grist...