43. Change?

23 9 0
                                    

Litzy menghela nafasnya panjang di sela-sela perjalanan pulang.

"Napa, Zy?" tanya Chaemy yang duduk di samping Litzy.

"Cha, lo nggak inget yang dibilang Pak Narto tadi?" Chaemy menganggukkan kepalanya antusias.

"Inget kok, berhenti di simpang jalan, kan? Buat makan." Litzy mendengus kesal mendengar ucapan polos Chaemy.

"Makan mulu, minggu depan kita ujian akhir semester. Ujian." tegas Litzy.

"Ujian mah ujian aje, tinggal belajar kok. Iii, kok lo mendadak takut ujian? Biasa kan lo buat contekan juga, keluarin tuh jurus membaca cepat lo pas ujian nanti." Litzy semakin kehilangan kata akan ucapan sahabatnya itu.

🚌🚌🚌

"Anak-anak," ucap Pak Narto setelah semua murid turun dari bus di pemberhentian terakhir mereka, gedung sekolah.

"Siap, Pak." mantap seluruh murid.

"Ingat, hari-hari bermain kita telah usai, yang perlu kalian lakukan sekarang adalah belajar sungguh-sungguh, minggu depan merupakan akhir dari pembelajaran kalian selama 1 tahun ini." Pak Narto menunjuk ke barisan para murid kelas dua belas.

"Terutama kalian, para murid tahun akhir, ingat. Setelah ujian akhir semester, kalian harus mengikuti ujian nasional. Bapak janji, setelah semua persyaratan untuk lulus telah usai, sekolah kita bakal adakan pesta perpisahan, dan tentu para ananda calon kelas dua belas juga boleh ikut. Dengan syarat, kalian harus belajar sungguh-sungguh." tampak suasana girang di raut wajah para murid.

"Siap, Pak." sahut seluruhnya.

"Ya udah, sekarang kalian pulang. Hati-hati di jalan. Sekian dari bapak, selamat belajar." ujarnya lalu pergi meninggalkan kerumunan.

"Ahh... ya udah deh, Zy. Gue balik duluan ya, kakak gue udah nunggu di gerbang katanya,"

"Cia elah, kok cepet banget sih. Ya udah deh, hati-hati yah, bubye my lope lope."

"Ih, jijay banget sih lo. Gue jalan, bye." Litzy melambaikan tangannya ke arah Chaemy yang baru saja minggat dari tempatnya.

"Zy," panggil Revano sembari berlari kecil ke arah Litzy. Panggilan itu malah membuat Chaemy memalingkan wajahnya ke belakang.

"Eh, tumben amat manggil, Zy. Nggak putri kecil lagi?" goda Kenneth.

"Diem lo."

"Nape?" ujar Litzy.

"Bareng yok,"

"Nggak ah, gue minta jemputan aja sama nyokap gue. Lagian lo pulang naik apa?" balik nanya Litzy.

"Gue bisa manggil taksi online."

"Bareng gue aja, bentar lagi jemputan gue dateng kok," usai Litzy mengatakan hal tersebut, benda pipih nan canggih yang berada di genggamannya berdering menunjukkan nama supir yang menjemputnya.

"Tuh kan bener, yuk." Litzy menarik lengan Revano di depan Sean dan Chaemy.

"Nggak dijawab tuh teleponnya?" ujar Revano sembari menghentikan langkahnya yang otomatis menghentikan langkah Litzy.

From Dream To You (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang