Teringat akan sesuatu, Litzy langsung menatap Revano yang sedang memasukkan sepotong kue kering kecil ke dalam mulutnya.
"Van, lo mau bantuin gue nggak?" tanya Litzy penuh harapan.
"Bantuin apa?" Litzy menampilkan senyum penuh puas itu.
"Pinjem hp lo bentar dong," Litzy memohon ke Revano dengan kedua telapak tangan disatukan.
"Buat? Nelpon emak lo? Tenang, ntar gue yang anter lo pulang. Gue bawa mobil, kok. Jadi, jangan repotin tante lagi." Revano menyeruput minuman di tangannya itu.
"Idih, sok tau lo. Buruan, ini misi negara." Litzy mengadahkan tangannya ke Revano.
"Misi negara pala lo peyang, nah." Revano mengeluarkan benda pipih itu dari saku celananya dan menyerahkannya ke Litzy.
"Jari lo." Revano menempelkan jari jempol kanannya ke sebuah tombol di benda pipih canggih miliknya.
Litzy menggeser-geser layarnya mencari sesuatu. Setelah menemukan apa yang diinginkan, Litzy tersenyum pulas.
"Van, lo ikutin aja ya pesan yang udah gue tulis. Please. Ini agar masalah gue bisa selesai. Lo kemarin janji bakalan bantuin kelarin masalah gue, jadi, inti masalahnya itu ini. Tolong ya." Litzy menyerahkan benda canggih itu kepada pemiliknya.
"Whuat?" Revano tersentak ketika membaca pesan yang dikirim Litzy ke seseorang yang paling jarang diajak ngomong itu.
"Zy, lo jangan mengade-ngade deh, lo-" Revano menunjuk Litzy dengan wajah frustasi.
"Astaga, iya, iya," Melihat wajah Litzy yang memohon itu membuat Revano terpaksa mengiyakan permintaan Litzy.
"Makasih bambang." Litzy mencubit gemas pipi Revano. Sepasang mata menatap suasana itu dengan hati yang terasa seakan terbakar.
🔧🔧🔧
Sesuai janjinya dengan Litzy, Revano menemui seseorang itu di sebuah taman yang dibuka untuk umum dekat pusat kota itu.
"Udah sampe?" tanya seseorang itu.
"Yang baju hitam kan?"
Tanya Revano saat menemukan sosok yang diajak ketemuan itu. Sosok berbaju hitam dengan celana panjang yang membalut kaki jenjangnya itu membalikkan badannya mencari keberadaan Revano. Revano melambaikan tangannya ke arah sosok itu.
"Hai," sapa Revano ketika telah bertatap langsung ke sosok itu.
"Hai," balasnya. Dengan wajah tetap normal, kedua insan itu berjalan ke bangku dekat air mancur untuk membahas tujuan pertemuan mereka ini.
"Langsung ke intinya aja." Chaemy membuka suara setelah beberapa lama mereka membisu.
"Ha?" Revano dibuat bingung seketika.
"Gue tau kok, yang ngirim itu bukan lo tapi Litzy, ya kan?" Revano semakin dibuat bingung.
"Oh iya, maaf kalo pakai bahasa sopan. Langsung ke intinya aja, gue ada urusan lain lagi." Revano mengangguk.
"Lo tau darimana kalo itu Litzy yang ngirim?" Chaemy tersenyum simpul.
"Gue sahabatan sama dia udah hampir setahun dan gue tipe orang yang peka terhadap seseorang yang gue kenal bahkan sampai detailnya." Revano mengangguk, lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Dream To You (COMPLETE)
Novela JuvenilKalian percaya gak kalau jodoh itu bisa ketemu dimana saja, termasuk mimpi? "Lo pikir gue suka gitu sama pangeran jadi-jadian model lo?!" sentak Litzy Vorencia menatapnya kesal. "Emang lo pikir gue mau sama cewek kebo kayak lo?!" bentak Sean Grist...