51. Don't Cry

31 7 0
                                    

"Hoi, ciaelah nangis mulu. Jelek lo," Litzy tertawa di sela-sela air mata yang bercucuran itu. Seakan bisa membaca situasi Litzy saat ini.

Di video tersebut Chaemy terlihat memakai baju pasien dan terduduk di sebuah bangku taman. Di belakang Chaemy terlihat banyak orang berlalu lalang yang memakai baju yang mirip dengan baju yang dikenakan Chaemy. Cuaca saat itu sangat cerah, dapat dilihat dari video yang diambil oleh Chaemy menggunakan tangannya.

"Terserah lo deh," ucap Litzy.

"Udah deh, jangan nangis mulu. Nih ya, hmm... nah kan lupa," Chaemy mengetuk-ngetuk kepalanya lalu menoleh ke kanan kiri.

"Oh iya, inget nih. Gini ya, jadi gini,"

"Cha, meskipun gue cuma liat lo lewat layar, sikap nyebelin lo masih kental, ya. Gimana tuh perasaan kamera yang lo pegang, kalo dia bisa bicara, mungkin lo udah dijitak sama dia." Litzy tersenyum melihat raut wajah Chaemy itu.

"Hahahah, kesel ye? Oke oke, gue serius. Walaupun gue jadi sahabat lo singkat banget waktunya," Tanpak raut sedih di wajah Chaemy, ia menundukkan kepalanya. Setelah ia menarik nafas dalam, wajahnya kembali ceria.

"Lo tau gak, pas lo disandera itu, banyak lo yang peduli sama lo. Gue kenal lo, lo itu orangnya overthinking. Jangan," Chaemy menarik nafas panjang lagi.

"Jangan gara-gara lo kehilangan gue, lo jadi putus asa gitu. Lo liat sekeliling lo deh, banyak yang sayang sama lo. Sean, dia sayang banget sama lo, gue bisa lihat dari matanya. Lo juga sayang dia kan? Revano, dia anggap lo kaya adiknya sendiri tau." Chaemy menaik turunkan alisnya yang membuat Litzy tersenyum atas tingkahnya.

"Cih, dasar." Litzy menyeka hidungnya.

"Eh, gini. Si Sean itu, udah putus sama Violet." Sesaat mengucapkan kalimat tersebut, Chaemy celingak-celinguk ke kiri dan ke kanan.

"Ada Violet, ntar gue ditepok dia. Noh, liat lagi liat bunga yang gue sendiri juga ngga tau apa canteknya." Chaemy mengarahkan kamera ke Violet yang tidak jauh dari tempat duduknya saat ini.

"Oneng," komentar Litzy atas tingkah Chaemy.

"Gue denger dari curhatan si Violet itu katanya, mereka itu dijodohin tau. Trus, ntah gimana, Sean minta putus. Gile gak sih? Segitu dulu vlog saya hari ini. Jika berkenan, gue bakalan nge-vlog lagi. See you to the bubyeee!" Chaemy menutup kameranya mengyunakan telapak tangannya.

Air mata Litzy kembali berceceran di wajahnya. Ia menarik nafasnya dalam-dalam, memendam semuanya.

"Gue nggak boleh nangis di hari ulang tahun gue. Litzy lo harus kuat," Litzy menyeka air matanya. Walaupun ia berbicara sambil sesugukan, dengan semaksimal mungkin ia pendam rasa sedihnya itu.

"Lo harus siap-siap, bentar lagi lo ada acara." ucapnya pada dirinya melalui pantulan di cermin kamarnya.

Merelakan itu sulit, namun jika engkau memaksanya untuk bertahan, itu akan membuatnya semakin sakit.

♑♑♑

"Lizy Vorencia, udah siap belum?" desak Bunda dari depan pintu kamarnya.


"Ini bun, lagi siap-siap. Bentar lagi, deh bentar lagi. Janji deh," Ucap Litzy sambil memoles wajahnya.

Tak lupa sebuah mahkota kecil disangkutkan ke rambutnya. Gaun berwarna merah muda pastel itu membaluti tubuh langsingnya yang membuat dirinya berubah bak putri dalam waktu kurang dari 4 jam.

From Dream To You (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang