Chaemy turun dari motor Litzy kemudian menyerahkan helmnya ke pemiliknya itu, lalu Litzy memparkirkan motornya di garasi.
"Yok, masuk" ajak Litzy.
Baru saja Chaemy hendak melangkahkan kakinya ke rumah Litzy, suara motor yang berderu menarik perhatiannya. Chaemy pun menoleh ke arah suara motor itu. Betapa terkejutnya ia saat melihat siapa yang turun dari motor tersebut.
"Litzy!! Litzy Vorencia!!" pekiknya hingga seseorang yang turun dari motornya itu pun ikut menoleh.
"Apaan sih? Lo pikir gue budek apa?" kesal Litzy.
"Sejak kapan lo tetanggaan sama kak Revan?" tanya Chaemy dengan suara keras. Revano yang merasa dipanggil pun menoleh.
"Ada apa?" tanya Revano seraya berjalan ke arah mereka.
"Gak papa kak" ucap Chaemy.
"O, ya udah, gue masuk duluan ya" pamit Revano. Setelah mendapat anggukan dari Litzy dan Chaemy, Revano pun memasuki rumahnya.
"Lo sih, main telen toa aja" tuduh Litzy.
"Kok gue sih, selaper-lapernya gue, gak ada sejarahnya toa gue telen" Litzy memutar bola matanya malas.
"Terserah lo deh" lalu berjalan memasuki rumahnya. Chaemy memanyunkan bibirnya.
"Tungguin napa dah"
Diam-diam di seberang sana terukir senyum teramat jelas di bibirnya melihat aksi kedua sahabat itu.
🌺🌺🌺
Setelah memparkirkan motornya, Sean memasuki kamarnya dan merebahkan tubuhnya.
"Aw!" pekik Sean. Ia baru ingat bahwa pinggulnya itu tersenggol motor Litzy. Perlahan, ia membuka kancing seragamnya dan benar saja, lebam yang lumayan besar tertato disana. Ia melihat pantulan dirinya di cermin dan sesekali menyentuh lebamnya itu.
"Kuat juga tuh cewek" gumamnya. Kenneth yang tidak tahu datang dari mana tiba-tiba sudah berada di sampingnya seraya memandangi lebam cowok tersebut.
"Wow bro, tato dimana tuh? Kok gak ngajak gue?" ucapnya dengan nada ledek.
"Eh peyek, nenek gue yang udah burem aja tau ini tu lebam" ucapnya kesal.
"Ya ampun mas bro, bercanda kali, serius amat, jangan serius-serius atuh kalau gak kasih yang pasti" Sean menghela nafas pasrah lalu berjalan ke arah ruangan timezone kecilnya.
Tanpa izin, Kenneth menghidupkan permainan tembak-tembakan tersebut lalu memainkannya dengan hebohnya.
"Woi! Woi!"
"Halah, payah nih timnya"
"Isi dulu senjatanya bambang"
"Awas, belakang-belakang" ucapnya heboh tanpa memedulikan sekitarnya.
"Berisik lo curut!" sebal Sean.
"Diem dulu, berisik deh, udah mau menang nih" nyolotnya. Padahal yang sedari tadi ribut itu dia.
"Terserah lo deh" Sean mematikan permainan balap mobil yang sedang ia mainkan lalu menuju ke permainan basket.
"Main basket gak ngajak-ngajak lo" ucap Kenneth yang sudah berada di samping Sean.
"Apaan dah, minggir lo, gak bisa main dua orang" usir Sean.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Dream To You (COMPLETE)
Teen FictionKalian percaya gak kalau jodoh itu bisa ketemu dimana saja, termasuk mimpi? "Lo pikir gue suka gitu sama pangeran jadi-jadian model lo?!" sentak Litzy Vorencia menatapnya kesal. "Emang lo pikir gue mau sama cewek kebo kayak lo?!" bentak Sean Grist...