Terjadilah adu tatap antar kedua orang itu.
"Zy," panggil Bunda sambil menepuk pahanya pelan. Tanpa Litzy sadari, Bunda sedaro tadi sudah keluar dari ruang kelasnya.
"Eh, Bun." Bunda menatap Sean dengan tatapan penuh pertanyaan.
"Oh, ini Sean, Bun. Yang kemarin anter Litzy pulang tapi belum sempat kenalin ke Bunda. Keburu pulang dianya." Bunda tersenyum ke Sean.
"Sean, tante." Sean membungkukkan badannya sedikit ke arah depan.
"Iya. Eh, kamu dicariin sama mamanya Chaemy. Kamu nanti pulang sendiri ya, kantor Bunda ada urusan mendadak, jadi bunda pulang dulu. Sean, tante titip Litzy ya."
"Iya, tante. Hati-hati." Sheren menepuk pundak Sean seakan memberi kode untuk menjaga Litzy untuknya.
Saat Sean berbalik mencari keberadaan Litzy, si perempuan tersebut telah berjalan cepat ke seorang perempuan yang rambutnya di gulung bulat itu. Perempuan itu baru saja keluar dari kantor kepala sekolah sambil berbincang dengan bapak kepala sekolah itu. Perempuan itu tersenyum ke arah kepala sekolah itu mengakhiri pembicaraan mereka.
"Tante," panggil Litzy. Perempuan itu berbalik ke arah Litzy saat merasa terpanggil.
"Litzy? Ya ampun, makin cantik aja, ya?" Tante Angel memeluk Litzy menyalurkan kerinduannya.
"Bisa aja, Tante. Tante juga makin cantik kok, diet ya? Kurusan nih tante," Litzy meremas-remas tangan Angel yang semakin menciut dari terakhir ia temui. Angel tersenyum tulus atas perhatian Litzy yang sedemikian rupa itu.
"Oh iya, Chaemy mana, Tan? Lagi di kantin ya? Kok nggak kelihatan?" Angel tersenyum tulus lagi.
"Litzy, ikut tante sebentar, yuk." ajak Angel.
"Kemana, Tan?" Angel menarik pergelangan tangan Litzy memintanya untuk mengikuti dirinya.
"Ad yang mau tante bicarakan tentang Chaemy, sebentar aja. Yuk." ajaknya lagi. Sean menghampiri kedua orang yang sedang berbincang itu. Baru saja Sean meraih langkah kaki Litzy, si gadis itu lagi-lagi berjalan duluan bersama seorang perempuan paruh baya yang tak pernah ia lihat sebelumnya.
"Haizz," Sean kembali mengikuti ketinggalan langkah Litzy. Sean sempat kehilangan jejak Litzy. Matanya menelusuri jalanan yang lumayan ramai itu. Terlihat Litzy yang sedang menarik kursi untuk ia duduki dan perempuan yang tak dikenalnya itu duduk di seberang meja Litzy.
"Mas," panggil Angel ke salah satu pelayan cafe di sana.
"Air mineralnya satu, ya. Litzy mau minum apa?" tanya Angel dengan sopan.
"Samain aja, Tan."
"Ya udah, jadinya dua ya, mas." Pelayan tersebut menundukkan kepalanya tanda pamit.
Ckling.
Bel yang berada di atas pintu masuk berbunyi saat ada seseorang yang membukanya.
"Ehem," Litzy memutar badannya ke arah dehaman yang suaranya berada di sampingnya.
"Siapa ya?" Angel duluan menyambut seseorang itu dengan pertanyaan.
"Oh, ini Sean, tante. Temen Litzy," Litzy tersipu malu saat memperkenalkan Sean. Pasalnya, ia seperti bocah lima tahun yang kepergoki main sampai lupa waktu oleh ibunya.
"Oh, silakan duduk. Mau minum apa?" Tanya Angel ramah.
"Tidak perlu, saya tidak haus. Tapi maaf, anda siapa ya?" Formal Sean ke Angel. Teplak. Lima jari Litzy tetcetak di paha Sean seusai Sean menanyakan hal tersebut. Sean meringis kesakitan sambil mengelus pahanya pelan. Kedua mata Litzy menatapnya seakan mengunci mangsanya.
Angel tersenyum gemas melihat tingkah mereka. Lalu ia menggeleng kepalanya pelan.
"Gak papa kok, cowok mana yang nggak marah kalau ceweknya di deketin orang tak di kenal." Litzy menunjukkan senyum kakunya.
"Saya Angel, mama Chaemy." Angel menyodorkan tangannya dan dijabat malu oleh Sean.
"Oh, mama Chaemy. Chaemy apa kabar, Tan?" tanya Sean yang nada bicaranya tidak lagi dingin. Angel menghela nafas panjang penuh kesedihan di dalamnya, Litzy bisa merasakan arti di balik nafas panjang Angel.
"Chaemy udah baik-baik aja kok. Oh iya, ini," Angel memberikan sebuah kotak yang ukurannya lumayan besar ke Litzy.
"Chaemy nitip ini untuk kamu, katanya besok ulang tahun kamu, jadi ini hadiah yang udah disiapkan olehnya satu minggu yang lalu. Kalau mau tau kondisi Chaemy lebih lanjut, Izy boleh liat isinya kok. Tapi, pesan Chaemy, bukanya harus di hari Izy ulang tahun. Tante pamit ya, tante ada urusan." Litzy meneliti kotak yang berukuran lumayan itu. Kotak itu di baluti oleh kertas kado berwarna pastel biru, tak lupa pita menghiasi penutupnya.
"Oh, iya tante. Hati-hati di jalan ya," pesan Litzy.
"Besok dia ultah? Kok gue bisa lupa sih?" Sean berkutat dengan pikirannya.
"Tumben amat tuh anak. Sok misterius," gumam Litzy sambil mencari celah untuk mengetahui isi kotak itu.
"Pulang yuk, gue ada urusan lagi nih," ujar Sean.
"Idih, pulang aja sendiri, apa urusannya sama gue?" Litzy hendak berjalan meninggalkan Sean. Sean memutar kedua bola matanya malas.
"Kebiasaan banget sih lo, main ninggalin aja. Gue tinggalin sesekali baru tau lo." omel Sean sambil menjajarkan langkah kakinya.
"Tinggalin aja, nggak bakal gue hirauin," ujar Litzy dengan nada mengejek.
"Beneran nih? Entar kangen lo, nangis terbirit-birit." Litzy menatapnya dengan ekor mataya.
"Sean, jangan tinggalin gue," ejek Sean bak drama-drama sinetron.
"Ih, lebay lo. Jadi pulang gak nih?" Sean tersenyum puas atas pertanyaan yang dilontarkan Litzy barusan.
"Jadi dong, silakan naik tuan putri," Sean membungkukkan badannya sambil membuka pintu mobil yang ia kemudikan tadi. Litzy menunjukkan senyum yang berusaha ia tutup agar tidak meledak.
💈💈💈
"Isinya apa sih? Penasaran deh." Litzy terbaring di tempat tidurnya sambil meneliti sebuah kotak yang statusnya adalah kado Litzy.
"Apa gue buka aja kali ya?" Litzy merubah posisinya menjadi duduk bersila.
"Eh, gak, gak boleh. Sabar Litzy, sabar. Bentar lagi juga besok kok. Sabar," Litzy menjauhkan kotak tersebut dari pandangannya agar tidak membuatnya semakin penasaran.
"Lagian, tumben amat sih main kotak-kotak segala. Apa jangan-jangan ini cuma kotak aja gak ada isinya, trus besoknya dia dateng ke acara ultah gue, trus dia yang kadonya, trus kita jadi sahabatan lagi deh, semoga aja deh." dumel Litzy sambil tiduran dengan selimut membalutinya. Omelannya itu berlanjut hingga ia terlelap dalam tidurnya.
🎱🎱🎱
Litzy!!!! Bangun!!!
Alarm Litzy berbunyi. Suara itu merupakan suara Chaemy yang di rekam olehnya. Chaemy juga yang menyetel suaranya itu agar menjadi alarm ponselnya. Berkat suara Chaemy yang menjadi alarmnya itu, Litzy jadi tidak terlambat, bahkan tidak pernah.
Litzy bangun dengan semangat. Jarang sekali ia bangun dengan semangat pagi itu. Alarmnya disetel satu jam lebih awal dari biasanya. Litzy bergegas ke kamar mandi lalu menggosok giginya, tak lupa untuk mandi.
Seusai mandi, Litzy meraih sebuah kotak yang semalam ia letakkan di pojok kamarnya itu. Jantungnya menggebu-gebu sesaat kotak tersebut akan dibukanya. Menerka-nerka apa yang diberikan oleh seseorang yang masih dianggap sahabat itu.
Author's Note
Hello guis-guis aye terlope. How ar yu? Gimana? Penasaran sama kelanjutan ceritanya? Pantengin terus ya lapak author biar gak penasaran. Happy Reading Readers 👾💜
KAMU SEDANG MEMBACA
From Dream To You (COMPLETE)
Teen FictionKalian percaya gak kalau jodoh itu bisa ketemu dimana saja, termasuk mimpi? "Lo pikir gue suka gitu sama pangeran jadi-jadian model lo?!" sentak Litzy Vorencia menatapnya kesal. "Emang lo pikir gue mau sama cewek kebo kayak lo?!" bentak Sean Grist...