10. Other

62 22 0
                                    

"Eh, curut, udah masuk sekolah lo" ucap Litzy seraya menggantungkan helmnya.

"Udah lah" jawab Sean sambil membetulkan rambutnya di spion motornya. Litzy bergidik geli.

"Sok ganteng banget sih lo" Sean meliriknya tajam lalu menoleh ke spion lagi, kemudian berjalan ke arah Litzy.

"Memang ganteng kok, lo aja yang katarak" ucapnya sambil menepuk-nepuk dadanya. Litzy memutar bola matanya malas.

"Najis, minggir gue mau ke kelas" Litzy mendorong pelan Sean.

"Siapa juga yang halangin lo? Jalan masih lebar gitu nyuruh minggir" cibir Sean. Litzy menoleh ke belakang.

"Kok sewot sih lo? Nih ya, pangeran Sean yang terhormat, ketua OSIS Permata Bintang, ini masih pagi, gak usah nyari masalah deh" ucapnya lalu berjalan meninggalkan Sean. Sean mengejar langkah gadis tersebut.

"Pangeran? Berarti gue ganteng dong" ucapnya seraya menyamakan langkahnya dengan Litzy.

"Pangeran curut lo, awas-awas" lalu Litzy berbelok ke kelasnya.

"Cie, tumben dianterin ketos, awal-awal aja lo bilang Sean itu nyebelin, gue benci sama dia eh ujung-ujungnya kepincut juga, dasar kebo" ucap Chaemy yang kebetulan berada di belakang mereka.

"Apaan sih, kebetulan doang ketemu di parkiran" tepis Litzy.

"Macak cih? Uluh-uluh dedek bayi udah becal" goda Chaemy. Litzy menatapnya malas lalu berjalan ke tempat duduknya.

☺☺☺

Sean tampak menikmati pemandangan sekolah yang tampak sepi itu, mungkin karena semua siswa telah masuk ke kelasnya masing-masing. Hingga suatu suara menghilangkan kenikmatan pemandangan itu.

"Sean, astaga my lovely honey bebeb" pekik seorang cewek dari belakang. Sean memutar bola matanya malas lalu berjalan lebih cepat.

"Ih, dipanggilin kok gak nyaut" ucap cewek itu lalu berlari mengejar langkah Sean.

"Bebeb, dipanggil kok gak nyaut sih, malah jalan gitu aja" Sean melirik ke sampingnya lalu menoleh lagi ke depan.

"Ih, Sean" gadis itu menarik lengan Sean.

"Apaan sih Sya?" tanya Sean penuh penekanan. Kesya Chartia, nama perempuan itu. Ia ketua geng MADAM dengan bibir merah cabai, bedak tebal, dan pakaian super ketatnya.

"Tungguin dong, masa bebeb ninggalin aku sih" ucapnya centil sambil mengayun lengan Sean.

"Gak jelas lo jadi orang" lalu Sean menghentakkan tangannya dan berjalan meninggalkan Kesya.

"Ih, untung ganteng, kalo gak, udah gue tinggalin dari dulu" gerutu Kesya. Lalu berjalan ke arah kelasnya.

"Napa lo?" tanya Kenneth.

"Digangguin banci pasar lagi?" tanya Kenneth lagi.

"Hm" hanya itu jawaban Sean. Kenneth tertawa kencang, sangat kencang, hingga seluruh teman sekelasnya menatapnya aneh.

"Berisik lo" jerit salah satu temannya di pojok sana.

"Eh, peyek, mulut lo pernah di straples gak" tanya Kenneth ke teman pojoknya itu. Sean menyenggol lengan temannya itu.

"Lo waketos di sini, jaga sikap lo" bisik Sean.

"Biarin, dia dulu kok yang mulai"

"Kayak anak kecil lo, segala lapor ketos lagi" ucap temannya yang di pojok.

"Kalo punya mulut jaga napa, gak usah kayak mercon deh" cibir Kenneth.

"Mulut lo tu yang kaya mercon cih, waketos tapi sikapnya gitu, cih" Kenneth tampak mulai emosi. Ia mengepal tangannya kuat

From Dream To You (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang