3. Really?

142 41 20
                                    

"Telat lagi telat lagi, perasaan dah di stel deh alaramnya, kok gak bunyi sih" gerutu perempuan itu dengan kesal. Ya iyalah gak bunyi, di setelnya jam 10 pagi ya kali suruh bunyi jam 6 pagi. Dengan cepat ia berlari ke barisan kelasnya. Barang yang dibawa juga cukup banyak.

"Eh, Zy telat lagi lo?" tanya Chaemy dengan nada mengejek.

"Udah tau pake nanya lagi" jawab Litzy dengan sebal seraya mengendap-endap agar tidak ketahuan. Sialnya, Cindy si bendahara OSIS sedang berpatroli.

"Heh, lo yang iket 4, yang baru masuk barisan" ucap Cindy dengan nada yang sedikit keras.

"Eh, eh, aku kak?" tanya Litzy seraya menunjuk dirinya sendiri.

"Ya iyalah elo, lo pikir siapa lagi yang telat selain lo?!" bentaknya dengan kedua tangan dilipat di depan dada sambil memutar bola matanya malas.

"Hehe iya ya" Litzy tertawa dengan penuh paksa.

"Ada apa ya kak?" tanya Litzy dengan lugunya.

"Pake nanya lagi, lo telat! Artinya lo harus di hukum, selesai upacara pembukaan lo ikut gue." bentaknya dengan nada yang lebih tinggi. Sontak aja semua mata tertuju padanya.

"Apa kelen liat-liat?" tanyanya sewot kepada semua pasang mata yang melihatnya.

"Sial banget si, Litzy Litzy, gak bisa gitu sehariii saja gak sial" gerutunya gemas dengan dirinya sendiri. Chaemy hanya terkekeh kecil melihat kelakuan temannya satu ini.

"Nikmatin aja say" lanjut Chaemy yang masih terkekeh. Litzy memutar bola matanya malas.

"Gue timpuk juga lo lama-lama" kesal Litzy.

Upacara pembukaan telah selesai, saatnya Litzy menjalankan hukumannya.

"Kak, saya minta maaf kak, saya tadi telat" ucapnya dengan kepala menunduk.

"Sekarang lo pake dulu kalung nama lo" tegas bendahara OSIS tersebut.

"Iya kak" jawab Litzy malas. Loh, kok gak ada perasaan tadi dah gue masukkin deh. Litzy mengeluarkan seluruh isi tasnya namun hasilnya nihil, senihil-nihilnya. Ia juga membongkar tas yang sedang ia bawa di tangan, namun hasilnya tetap sama saja tidak ada. Ia tetap mencarinya padahal ia tau sampe lebaran ikan pun gak bakal ketemu.

"Kenapa? Gak ada?" suara itu membuatnya sedikit terkejut.

"E-enggak ada kak"jawabnya dengan nada yang semakin mengecil.

"Baru juga hari pertama, udah berapa kesalahan yang lo buat?! Sekarang lo beresin tuh kantor OSIS trus cari ketos untuk tanda tangan di baju lo sebesar-besarnya trus suruh dia tulis di jidat lo, gue orgil, cepetan" sentak Cindy. Litzy hanya bisa menghela nafas. Nasib-nasib, sok banget sih jadi orang. Baru juga jadi bendahara OSIS belum juga ketua, udah sok bos pula. Gimana lah nasib ni sekolah kalo sampe dia yang jadi ketos. Cepat-cepat Litzy menggelengkan kepalanya agar tidak menbayangkan nasib sekolahnya tersebut.

"Napa lo geleng-geleng? Kesambet lo?" tanya Cindy dengan ketus.

"E-eng-gak kak" jawab Litzy terbata-bata. Ia mengutuk dirinya sendiri, kenapa juga ia terbata-bata.

"Cepet jalanin hukuman lo, inget bersihin ruang OSIS sebersih-bersihnya, nanti gue cek, kalo masih ada debu setitik pun, awas aja" sentaknya lalu beranjak pergi. Litzy menghela nafasnya. Ruang OSIS dimana aja gue gak tau, nyuruh nyari ketosnya pula, rambutnya aja gak pernah nampak.

"Semua ini gara-gara alaram!!!!" bentaknya. Suaranya menggelegar di koridor yang sedang ia tapaki.

😊😊😊

From Dream To You (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang