Lampu bioskop mulai meredup menandakan akan mulainya film yang mereka tonton.
"Kok tegang gini ya suasananya?" tanya Litzy sambil melirik ke sekelilingnya.
"Lo nya aja yang penakut, sok nonton horror lagi." ngotot Sean. Litzy memutar bola matanya malas lalu mencomot popcorn yang mereka beli masing-masing satu porsi.
Film dimulai dengan musik pembuka yang terkesan mengerikan dengan suara seperti orang-orang berisik. Baru juga dimulai lima menit lamanya, muncul wajah berlumuran darah dengan mata yang hampir keluar.
"Whuaaaa" jerit Sean dan Litzy bersamaan dengan seluruh penonton di bioskop. Tak lama mereka saling memandang dan kembali ke posisi masing-masing, bertindak tidak terjadi apa-apa.
"Dasar penakut" ucap Sean.
"Lo juga jerit kok" protes Litzy tak terima.
"Gue jerit karna lo tiba-tiba jerit" Litzy tak menoleh ke sumber suara itu.
"Ngeles aja terus sampai mulus" gumam Litzy sembari memakan popcorn-nya.
Setelah empat puluh lima menit berjalannya film, Sean mulai merasa ngantuk, dan tetidurlah si Sean itu sampai filmnya selesai. Sesekali ia terlonjak kaget akan jeritan si Litzy dan kembali tertidur.
"Gimana filmnya?" tanya Litzy jahil, padahal ia tau bahwa lelaki itu tertidur di tengah beputarnya film
"Gak ada ngeri-ngerinya, lo nya aja yang penakut, dikit-dikit jerit, dikit-dikit jerit" omelnya gak henti-henti. Litzy tetawa geli melihat aksi cowok tersebut.
"Ya iyalah mas, gak ada ngeri-ngerinya mas-nya aja ngebo di dalam, pake acara terlonjak lagi" ucap Litzy lalu tertawa tebahak-bahak. Sean yang mendengarnya sedikit terkejut lalu tak lama menoyor kepala Litzy dari belakang.
"Ih, kok main noyor-noyor sih lo" ucap Litzy sambil memegang kepalanya.
"Suka-suka gue dong" ucapnya lalu berjalan meninggalkan Litzy. Litzy menatapnya sebal lalu berjalan sedikit berlari ke arah Sean dan menoyor kepalanya dari belakang.
"Balas dendam nih?" ucap Sean sedangkan Litzy berjalan meninggalkannya dan tak lama berbalik menoleh ke belakang menjulurkan lidahnya.
"Awas lo" ucap Sean berlari mengejar Litzy. Kebetulan suasana mall saat itu sedang lenggang.
"Ampun ampun" mohon Litzy saat Sean berhasil menangkapnya dan menggelitiknya.
"Timezone yok, yang kalah harus traktir titik" ucap Litzy kemudian berbelok ke dalam Timezone itu. Sean menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Litzy.
"Main apa?" tanya Sean.
"Capit boneka" ucap Litzy.
"Idih, lo kira gue cowok apaan" celutuk Sean.
"Eh, curut bilang aja lo gak pande nangkapnya, takut kalah kan lo?" tantang Litzy.
"Siapa bilang?"
"Gue." ucap Litzy pasti. Sean berjalan ke arah mesin pencapit boneka itu. Percobaan pertama, gagal. Kedua, gagal dan sampailah ia di puncak penentuan menang kalahnya. Gagal lagi.
Giliran Litzy, percobaan pertama, mungkin karena tangan boneka tersebut nyangkut di kaki boneka yang Litzy tangkap menyebabkan Litzy mendapatkan dua boneka sekaligus dalam satu tangkapan. Otomatis mulut Sean menganga dan melotot ke arah mesin pencapit boneka itu.
"Yay, ye ye yeyeye" sorak Litzy kegirangan. Sean berdecak kesal.
"Mau makan apa?" tanya Sean.
"Ehm..." Litzy tampak berpikir sambil berjongkok mengambil boneka yang berhasil ia tangkap itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Dream To You (COMPLETE)
Teen FictionKalian percaya gak kalau jodoh itu bisa ketemu dimana saja, termasuk mimpi? "Lo pikir gue suka gitu sama pangeran jadi-jadian model lo?!" sentak Litzy Vorencia menatapnya kesal. "Emang lo pikir gue mau sama cewek kebo kayak lo?!" bentak Sean Grist...