29. Teka-teki

29 9 4
                                    

Litzy keluar dari kamar mandi sudah dengan pakaian santainya. Menghempaskan tubuhnya ke atas kasur yang membuat Chaemy yang sedang seru menonton drama koreanya itu sedikit terpental.

"Ish, selo dikit kek." protes Chaemy.

Litzy beranjak duduk lalu menatap ke Chaemy. "Terserah gue dungz," Chaemy tak ambil pusing atas kelakuan si sohibnya itu.

Setelah maraton 1 episode, Chaemy meregangkan tubuhnya yang sedikit kaku. Sedangkan Litzy, ia sibuk berkutat dengan novel yang ia baca di sebuah aplikasi membaca novel gratis sambil rebahan.

"Oh iya, bo," Litzy menaikkan alisnya.

"Gue mau cerita nih, serius, topiknya nyokap lo." ucap Chaemy. Sontak Litzy langsung menatap lurus ke arah temennya satu itu.

"Nape?"

"Jadi... Tadi kan gue datang pake dianterin kan sama kakak gue, trus pas gue sampe gue turun tuh dari mobil kakak gue. Trus, kayak denger suara orang adu mulut gitu. Pas pula rumah lo itu pintunya nggak tutup sempurna, ada celah dikit. Gue ngintip, ada cowok, umurnya itu sekitar 40-an lah, udah om-om soalnya."

"Om-om?" batin Litzy namun tetap mendengarkan secara saksama cerita Chaemy.

"Dia kayak maksa buat masuk kamar lo. Merinding gue jadinya. Bunda lo tarik si om itu nggak ngasih masuk ke kamar lo. Si om-nya itu nggak terima, kalo nggak salah samar-samar gue dengernya, dia bilang gini 'Aku cuman mau ketemu sama darah daging aku!' tapi seingat gue, bokap lo kan udah tenang disana kan?" Litzy mengangguk.

"Lo inget wajah om itu gimana gak?" tanya Litzy.

"Nggak kelihatan pula, pas dia keluar dari rumah lo, gue buru-buru sembunyi lah, kalo ketahuan bisa matek gue." Litzy bingung. Ia menyandarkan tubuhnya ke bantalan kasur.

"Nyesel dah gue udah ceritain ke lo." ucap Chaemy yang menyadari perubahan wajah Litzy.

Seharusnya dia tidak perlu menguping permasalahan di keluarga Litzy. Tapi, rasa keponya udah memuncak, mau gimana lagi?

"Em, gimana kalo kita pigi makan? Itu loh, restoran ayam goreng korea yang lagi viral itu, yang pedes itu, deket warung bakso urap. Gimana?" ucap Chaemy mencoba mencairkan suasana hati Litzy.

"Nggak, lambung lo lagi nggak sehat." jawabnya. Chaemy menghela nafasnya.

"Zy, jangan dipikirin kali ya? Mungkin aja tuh om-om modus doang mau rampok. Untung rumah lo banyak orang. Lagian, tadi pas gue nunggu lo di sini, banyak kok emak-emak tetangga dateng ngobrol sama nyokap lo." Litzy mengangguk.

"Iya, pasti modus, pasti, dasar om-om kurang harga diri. Untung nyokap gue pinter." bangga Litzy. Chaemy mengelus dadanya.

"Syukurlah." cicit Chaemy.

Litzy berbalik ke arah Chaemy "Ngomong ape anda barusan?" tanya Litzy bak detektif yang menginterogasi tersangka.

"Ndak ape-ape, sotoy anda. Jadi nggak ke restoran ayam goreng?" Litzy mengangguk semangat.

"Jadi lah. Tapi, lo nggak boleh pesen yang pedes, cuma gue yang boleh makan pedes. Ok?" Chaemy megerucutkan bibirnya.

"Emang makan obat itu enak? Lo mau terus-terusan makan obat pahit itu?" ngotot Litzy bertubi-tubi. Chaemy menggeleng.

"Ya udah deh. Entar, kalo lambung gue udah baikan, gue bakalan ajak lo ke restoran itu lagi. Dan saat itu, gue yang makan pedes, lo makan yang nggak pedes." angkuh Chaemy.

"Iya, tuan putri." ledek Litzy.

"Oh iya, makan dari sana gue pulang ke sini bentar ya? Tadi ada catatan kan? Gue tadi nanya Dinda, katanya geografi sama inggris ada catatan. Gue udah bawa kok catatan gue, ntar minjem punya lo ya? Gue langsung catet deh, janji nggak molorin waktu." Litzy mengangguk.

From Dream To You (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang