WELCOME TO STORY
-SAGARA-"Kak Risa, kak Gara berantem lagi di taman belakang!" Teriak seorang gadis yang diketahui adik kelasnya itu.
"Buru kak samperin, sebelum los control kak Gara nya!" Lanjutnya.
Marisa tidak menjawab ucapan gadis itu. Ia hanya bangkit dari duduknya dan berlalu begitu saja meninggalkan kelas.
Dia, Marisa Risella gadis berambut sepundak berwarna coklat, dengan bola mata yang serupa dengan rambutnya. Berbulu mata lentik, alis tebal, hidung mancung, terdapat lesung pipi di sisi kanan dan kirinya. bibir ranum berwarna pink alami yang menambah kesan cantik dan manis untuknya.
"Cabut lo semua." Suara tegas seorang gadis berhasil membuat semua siswa siswi yang sedang menonton perkelahian siswa dengan siswa lain itu menoleh kearah gadis tersebut. Tapi tidak menghentikan aksi siswa yang sedang menghajar siswa lain itu.
Gadis itu berjalan membelah kerumunan tersebut. Ia menarik lengan laki laki itu.
"Bangun lo. Ke UKS!" Titahnya dingin kepada siswa yang menjadi sasaran empuk laki laki yang biasa dipanggil gara itu.
Ya dia, Sagara Adi Saputra, laki laki dengan rambut hitam lebat, bola mata hitam pekat dengan tatapan bak elang. Bulu mata lentik, alis tebal yang menyatu, hidung mancung dan rahang yang kokoh. Membuatnya terlihat sangat tampan dan sempurna di mata kaum hawa.
"Cabut! Lo semua budeg hah?" Bentak gadis itu lagi kepada siswa siswi yang masih berkumpul menonton aksinya itu.
Tanpa babibu mereka semua pergi menjauh dari tempatnya berada. Kecuali dua orang siswa yang masih setia berdiri tak jauh dari gadis itu berdiri.
"Lo berdua bego apa gimana? Temen lo nonjokin orang lo liatin aja." Ujar nya dingin.
"Cabut lo." titahnya.
"Gue tunggu di rooftop gar." Ujar Farhan salah satu dari teman Gara.
"Ck." Decak laki laki yang bernama sagara itu.
"Lo bisa ngga sehari aja ngga buat ulah?" Ujar Risa kepada Gara.
"Dan lo bisa ngga sehari aja ngga usah ngurusin hidup gue!" Jawab Gara dan menyentak tangan yang sedari tadi mencekal lengan nya. Lalu berlalu pergi begitu saja.
"Lo tau, karna ulah lo itu buat status gue jadi kebawa bawa!" Teriak Risa yang berhasil membuat langkah kaki Gara berhenti.
"Dan gue mohon. berhenti buat nyokap lo khawatir sma lo." Lanjutnya lirih, tapi masih dapat didengar oleh Gara. Kalimat itu sukses membuat tubuh Gara memutar menghadap dan berjalan mendekat ke arah Risa.
"Apa tadi lo bilang? Nyokap gue khawatir sama gue? Ngga salah? Gue yang budeg apa gue yang salah denger?" Kekeh Gara.
"Susah ngomong sama orang keras kepala kaya lo." Risa berlalu begitu saja meninggalkan Gara.
---------------
Bel istirahat pun telah berbunyi lima menit yang lalu. Murid murid SMA Cikini berhamburan untuk menuju kantin sekolah.
Seperti tiga murid yang kini sedang berjalan santai menyusuri koridor sekolah.
Marisa Risella, selain primadona di sekolah Sma Cikini, kedekatan Risa dengan Sagara salah satu siswa terganteng di Sekolah ini juga membuatnya semakin dikenal oleh siswa siswi Sma Cikini maupun siswa siswi sekolah lain.
"Lo berdua bisa ngga, klo jalan jangan di belakang gue, lo bukan bodyguard gue!" ketusnya.
"Iya.. iya.., ilah." keluh kedua gadis itu.
"Mesen apa?" tanya Kia.
"Nasi goreng sma lemon tea." ujar Risa.
"Samain aja." timpal Audrey.
"Oke tunggu."
Tak butuh waktu lama makanan yang dipesan oleh mereka akhirnya sampai dan siap untuk di makan.
Tak jauh dari meja Risa dkk duduki, terlihat tiga laki laki yang dikenal dengan julukan bad boy nya Sma Cikini sedang duduk santai dan bersenda gurau. Hanya satu laki laki dengan ekspresi datar dan tatapan tajam sedang serius menatap ponselnya.
Tanpa berbicara Risa bangkit dari duduknya dan berjalan kearah tempat duduk bad boy tersebut dengan membawa sepiring nasi goreng yang tadi ia pesan.
"Sa mau kemana?" Tanya Kia.
"Biarin aja." sahut audrey yang sudah hatam dengan kelakuan Risa yang suka tiba tiba pergi dan menghampiri Gara.
"Makan!" ucapnya dingin. Risa duduk tepat disamping Gara dan menyodorkan nasi goreng miliknya.
"Ck.. Ngga! gue bisa beli sendiri!" sahut Gara yang menoleh sebentar dan kembali fokus dengan ponselnya.
Tidak memperdulikan ucapan laki laki yang berada disampingnya itu, marisa malah bertanya.
"Dari mana lo?" Risa yang tidak kunjung mendapatkan jawaban dari Gara lantas terus menatap dengan dingin wajah laki laki yang berada disamping nya itu.
Gara yang merasa ditatap pun akhirnya menoleh ke kiri dimana seorang gadis sedang menatapnya dengan sorot mata dingin.
"Rooftop." jawabnya acuh.
"Terus?" tanya nya lagi dengan sesendok nasi goreng yang disodorkan kearah mulut Gara.
"Gil--" belom sempat Gara menyelesaikan ucapanya, mulutnya sudah penuh dengan nasi goreng hasil suapan dari tangan Risa.
"Gue bisa makan sendiri!" sarkas Gara dan merebut paksa sendok yang berada di genggaman tangan Risa.
Tidak memperdulikan ocehan Gara. Risa kembali bertanya.
"Ngapain di rooftop?" Tanya nya lagi.
"Terserah gue mau ngapain." Sahut Gara malas.
"Harusnya Lo belajar bukan bolos ngga jelas gitu." Ujar Risa. Ia pun langsung berlalu begitu saja setelah mengatakan hal itu.
Risa memang selalu mendatangi Gara dimana pun Gara berada. Terlihat cuek namun selalu perhatian kepada sesuatu hal yang dilakukan oleh Gara. Bahkan Risa selalu menggantikan orang tua Gara saat dipanggil oleh kepala sekolah karna melakukan ulah. Risa seperti pelindung untuk Gara.
Dua teman gara yang berada di meja yang sama itu hanya geleng geleng kepala melihat tingkah kedua sejoli berbeda jenis itu.
Bukan hal asing lagi menurutnya melihat Gara dan Risa seperti tom and jery. Namun sejauh ini mereka tidak tahu apa status dari mereka berdua. Yang ia tahu hanya mereka sudah berteman lama atau bisa dibilang bersahabat sejak kecil.
Namun tingkah dan kelakuanya tidak bisa dibilang sahabat, dibilang teman juga tidak, apa lagi dibilang pacaran. Karna mereka sering terlihat adu mulut bila dipertemukan. Dan sering terlihat bodoamat secara bersamaan.
Ntah lah Farhan pusing sendiri memikirkan hubungan Gara dan teman perempuanya itu. Tpi satu hal yang ia syukuri, setidaknya meskipun Gara sahabatnya itu terlihat dingin namun saat bertemu dengan Risa sikap dinginya bisa berkurang.
---------------
Penampilan rambut Risa.
To be continued...
Jakarta
14 Agustus 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Kita [KOMPLETED]
JugendliteraturSagara Adi Saputra. Laki-laki dengan sejuta pesonanya. Ketua geng generasi kedua yang bernama Algerian. Dia tidak banyak bicara, dia suka kesunyian, namun dia tidak suka kesepian. kesehariannya hanya ia habisnya berkumpul bersama teman teman se geng...