18 aurel

514 28 5
                                    

Aurel dan Tantri sekarang sedang berada di sebuah cafe. Mereka berdua sedang menunggu seseorang yang membuat mereka seperti ini.

"Mah, kenapa kita harus datang untuk pria itu" kata aurel

"Urel, urel jangan seperti itu. Biar bagaimanapun juga dia tetap lah ayah urel. Kamu berdoa saja agar papa mu bisa berubah dan semua ini akan baik baik saja" kata Tantri

"Iya ma, tapi urel masih kecewa sama keputusan papa" kata Aurel

Tantri hanya tersenyum menanggapi nya. Hingga suara pintu cafe terbuka dan melihatkan seseorang yang mereka tunggu datang dengan orang lain.

Mereka duduk di hadapan Aurel dan Tantri. Aurel menatap heran ke arah orang yang di bawa oleh Deni, papa nya.

"Dia siapa pah" tanya aurel

Deni Tersenyum miring akan pertanyaan anaknya.
"Jadi disini saya mengajak kalian bertemu bukan karena alasan. Terima ini" Deni memberikan sebuah amplop coklat ke hadapan mereka berdua. Tantri mengambilnya lalu membuka amplop tersebut.

"Ap..apa maksudmu mas" kata Tantri dengan mata yang berkaca-kaca.
Aurel menatap mama nya bingung lalu dia mengambil surat dari tangan Tantri. Aurel meneteskan air matanya begitu membaca suratnya.

"Apa maksud papa, papa kenapa mau menceraikan mama pa" kata Aurel lalu kemudian menatap orang yang ada di samping Deni.

"Apa karena perempuan ini pah" Aurel menunjuk wajah perempuan tadi dengan air mata yang terus mengalir.

"Jaga tingkah laku mu, papa akan menceraikan mama mu dan menikah dengan kekasihku. Jadi kalian jangan datang ke hadapan saya lagi. Ayo sayang kita pergi" Deni pergi meninggalkan mereka dengan menggandeng tangan perempuan nya. Aurel tak terima dia menghadang langkah deni.

Plak

Aurel menampar selingkuhan Deni.

"Dasar jalang"

Plak

Kini giliran aurel yang ditampar oleh Deni.

"Jaga bicaramu bocah" Deni menunjuk wajah Aurel dengan raut yang tidak suka.

"Kamu gak berhak nyentuh dan berbicara padanya." Kata Deni

"Tapi aku anak papa" kata Aurel

"Kamu bukan anak saya" Deni menunjuk wajah Aurel. Aurel menangis di tempatnya. Mereka berdua pergi meninggalkan Aurel.

"Ayo regina kita pergi" kata Deni

"Rasakan itu anak malang"kata perempuan yang diketahui bernama regina itu.

Aurel mengedarkan pandangannya mencari sosok mamanya.

"Ma, mama kemana hiks" Aurel berjalan keluar cafe yang memang saat itu sedang sepi. Aurel terus mencari keberadaan Tantri.

"Maaa.. mama dimana ma hikss.. " Aurel berteriak sambil menangis.

Aurel terus melangkahkan kakinya hingga saat di sebuah gang kecil yang sepi dia melihat seseorang yang ia cari sudah lemas tak berdaya dengan darah yang mengalir di tangannya.

"MAMA" Aurel mendekati Tantri yang sudah tak sadarkan diri. Dia memeluk tubuh mama nya dengan erat.

"Mama mama bangun ma.. jangan tinggalin urel ma...hiks maaaa" Aurel terus menangis

"Tolongg hiks tolongg" tak ada yang mendengar teriakkan Aurel karena tempatnya sangat sepi dan jauh dari keramaian.

"Hiks.. ma mamaa..bangun mah. Mama tahan dulu sebentar ma."

The Bigest SadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang