32

446 22 0
                                    


Beberapa bulan berlalu dan kini saatnya lah mereka memasuki universitas yang sama tanpa adanya Aurel. Dan hubungan Kiara dan devano pun masih renggang meski devano telah menceritakan semuanya. Tetapi, Kiara tetaplah kiara, apa yang dia lihat dan dia amati tak akan semudah untuk ia tepis dari pemikiran nya. Kiara dan devano pun memilih untuk tidak berhubungan apapun, untuk sementara waktu dan untuk memantapkan hati masing-masing.

Dan disinilah Kiara, di kelasnya, dia mengambil jurusan pendidikan. Meski sudah dilarang oleh kedua orang tuanya dan berdebat hebat, akhirnya dia bisa memasuki jurusan itu. Dan devano pun sama, dia memilih jurusan pendidikan namun berbeda peminatan, jika Kiara memilih jurusan pendidikan seni, berbeda dengan devano dia memilih jurusan pendidikan bahasa Indonesia.
(Maaf kalo salah)

Kelas Kiara sudah berakhir, Kiara memilih untuk pergi ke kantin bersama Tiara yang meski berbeda jurusan. Mereka duduk dan memesan makanan nya. Dan beberapa menit kemudian pesanan mereka pun datang.

Mereka memakannya dalam diam dengan Tiara yang sesekali melirik ke arah Kiara. Kiara yang di perlakukan seperti itu pun merasa risih. Dan sedikit informasi, Tiara dan Alfa sudah menikah.

"Apaan si" kata Kiara ketus.

Tiara menghela nafasnya panjang, dan meletakkan alat makannya.

"Ra.. dia udah minta maaf, terus apa lagi" kata Tiara.

Kiara tak menanggapinya dan memilih memakan makanannya.

"Kia.." kata Tiara

Kiara menghela nafasnya dan melihat ke Lawan bicara nya.

"Tiara.. tolong jangan bahas ini lagi" pinta Kiara.

Tiara mengalah dan kembali memakan makanannya.

Alfa dan tentunya devano jarang sama sama, karena selain berbeda jurusan juga banyak tugas yang harus diselesaikan. Dan Kelvin, dia mengurus perusahaan ayahnya.

Devano memasuki kantin kampus, dan membawa makannya ke sebuah meja untuk duduk. Dia menengok kan kepalanya ke sebelah samping nya, dan penglihatannya menangkap seseorang yang selama ini dia rindukan. Kiara. Orang itu adalah Kiara. Devano terus memandang wajah Kiara tanpa sepengetahuan nya .

"Kia" kata Tiara sedikit berbisik.

Kiara mengangkat satu alisnya tanda ada apa.
Tiara menggerakkan lidahnya menunjuk seseorang yang ada di meja samping yang terhalang oleh satu meja. Kiara mengikuti kata isarat tiara, dan matanya melihat devano yang sedang menatapnya, Kiara pun langsung memutuskan pandangan nya dari devano.

Devano hanya bisa menghela nafasnya dan kembali menyantap makanannya.

"Dev.. boleh aku duduk di sini" kata Clarisa. Ya, Clarisa memang kuliah bersama mereka.

"Hmmm" kata devano yang masih fokus dengan santapannya.

Clarisa melihat ke arah Kiara dan devano secara bergantian.

"Dev, gimana hubungan kamu dengannya" tanya Clarisa.

"Seperti biasa" jawab devano singkat.

Kiara yang melihat dua orang itu bercengkrama pun merasa panas. Kiara masih ada sayang dengan devano, tentu saja. Kiara menatap ke arah mereka berdua dengan tatapan yang sulit diartikan. Tiara mengikuti arah pandang Kiara, lalu tersenyum miring.

"Mangkanya jangan gengsi gengsi" sindir Tiara. Kiara tak mendengarkan nya dan memilih pergi meninggalkan kantin.

Devano dan Clarisa menatap kepergian Kiara.

"Dev, kejar dia dan yakinkan dia lagi Dev" kata Clarisa.

"Percuma sa,pasti jawabannya akan sama" bals devano.

The Bigest SadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang