Devano gusar sendiri di dalam kamarnya. Ia seperti sedang mengalami sesuatu yang sulit."Arghhhhh"
Prang
Sebuah gelas dia pecahkan. Devano terus mondar mandir kesana kemari sembari terus mengacak rambutnya.
"Arghhh.. kenapa dia harus kembali.."
Prang
Lagi. Devano memecahkan barang di dekatnya.
Devano mengambil jaket hitam kulitnya dan berlalu pergi membawa motornya ke suatu tempat.
****
"Yah, Bun, kak. Kia keluar bentar yah, mau cari angin" kata Kiara yang sudah ada di ambang pintu.
"Iyaa. Pulangnya jangan kesorean, dan nanti ketika kamu pulang, mungkin kita gak ada di rumah" teriak maira dari dapur.
"Iya Bun, Assalamualaikum"
"Waalaikumsallam"
Kiara pun pergi menggunakan motor matic miliknya, dan berjalan jalan untuk mencari ketenangan.
Kiara memarkirkan motornya di sebuah taman, dia terus berjalan jalan di sekitar taman itu, hingga matanya melihat seseorang yang cukup familiar. Dan tak terasa air matanya jatuh begitu saja. Kiara menghampiri mereka.***
Devano melihat orang di hadapannya, ada rasa kecewa dan rindu yang bersamaan. Di dalam hatinya dia ingin sekali memeluk orang itu dan juga di sisi lainnya dia masih menyimpan kekecewaan nya."Dev" panggil orang itu.
Devano masih enggan menatapnya, dia terus memilih diam. Dan hingga tiba tiba tubuhnya merasakan kehangatan. Yap, orang itu memeluknya. Devano ingin menolak tapi dia juga merindukan pelukan itu. Devano diam, dia hanya bungkam.
"Clarisa, lepas" kata devano.
Clarisa cewek yang di sebut devano seperti itu tak mendengarkan perkataan devano, dia malah mempererat pelukannya.
"Maaf Dev.. aku waktu itu ninggalin kamu..hiks" kata Clarisa.
Devano yang tak tega melihat seorang wanita menangis pun membalas pelukan Clarisa guna memberi ketenangan, dan Jujur devano pun merindukan orang yang ada di pelukannya.
"Ini yang kamu bilang cinta Dev" kata seseorang.
Devano melihat ke arah orang tadi. Dia kaget dan langsung melepaskan pelukannya.
"Dia siapa Dev" tanya Clarisa.
Devano diam, dia bimbang dengan perasaannya.dan dia bingung harus jawab apa serta ragu dengan hatinya.
"Kenapa, kamu gak bisa jawab Dev" kata kiara mencoba menahan air matanya. Ya, dia adalah Kiara.
Devano masih diam. Dia sibuk dengan pemikiran nya sendiri.
"Dev, kenapa kamu diam." Kata Kiara lagi.
Clarisa yang sudah paham pun mencoba memberi penjelasan.
"Emm aku sama.." ucapannya terpotong
"Apa, kenapa kalian pelukan. Mesra banget ya" kata Kiara sambil tersenyum miring dan devano masih bungkam.
"Devano, jawab" ulang Kiara lagi
"Ok, aku udah tau jawaban kamu Dev," kata Kiara membuat devano maupun Clarisa menatapnya.
"Kita.putus.devano" kata Kiara penuh penekanan dan pergi meninggalkan mereka berdua. Sedangkan devano mematung di tempatnya.dan Clarisa masih tak percaya atas apa yang dia saksikan, apa barusan dia telah menghancurkan hubungan seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bigest Sad
Teen Fiction"mau Lo apa" tanya Diandra "Mau gue, Lo jadi pacar gue" kata devano sembari menunjuk Kiara. "Hah" kaget mereka berdua. Kiara sedari tadi sudah menahan amarahnya agar tidak keluar. "Kalo Lo gak mau, gue bakal sebarin" kata dave